Mohon tunggu...
resyfa syafriana
resyfa syafriana Mohon Tunggu... Konsultan - S1 Psikologi Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA

Mahasiswa semester 5

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Mindfulness : Atasi Kesepian pada Dewasa Awal!

8 Desember 2022   13:04 Diperbarui: 8 Desember 2022   13:08 519
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa Sih dewasa awal? Apakah usia ku sudah memasuki dewasa awal?

Rasanya tidak semua orang tahu rentang usia yang dapat disebut sebagai remaja maupun dewasa awal. Umumnya kita selalu menggambarkan dewasa adalah sikap seseorang yang tidak bisa diukur dengan usia.

Masa dewasa awal dimulai pada umur 18 tahun sampai kira-kira 40 tahun. Saat perubahan-perubahan fisik dan psikologis yang menyertai berkurangnya kemampuan reproduktif (Hurlock, 1996). Masa dewasa awal merupakan periode penyesuaian diri terhadap pola-pola kehidupan dan harapan sosial baru. Orang dewasa awal diharapkan memainkan peran baru. Orang dewasa awal juga merupakan transisi baik secara fisik, intelektual, peran sosial dan psikologis yang menyertai berkurangnya kemampuan reproduktif.

Mindfulness, Atasi Kesepian!

        Memasuki pembahasan penting ini rasanya tidak lengkap jika belum menjelaskan apa sih mindfulness itu dan seberapa penting pengaplikasiannya?

Pasti kata "mindfulness" juga tidak asing bagi generasi sekarang, namun masih ditemukan bahwa banyak yang tidak memaknai mindfulness dengan makna yang seharusnya dan mengaplikasikannya dengan tepat.

Mindfulness merupakan kemampuan manusia yang utama, dan merujuk pada perhatian dan pengetahuan tentang setiap kondisi yang terjadi (Brantley dan Millstine, 2011). Dapat disimpulkan bahwa mindfulness adalah proses yang mengantarkan perhatian kepada pengalaman saat ini tanpa perlu menilai, serta penerimaan akan pikiran, perasaan, ataupun sensasi yang muncul dari pusat keadaan sadar saat ini. Individu yang memiliki mindfulness akan dapat mengendalikan diri dan tidak merespon setiap bentuk kejadian baik positif, negatif, maupun netral, sehingga dapat mengatasi setiap perasaan yang tertekan dan meningkatkan kesejahteraan diri.  

Cara mengatasi kesepian dengan mindfulness, sebagai berikut:

  • Fokus atensi pada kondisi saat ini, membawa atensi pada diri dan lingkungannya, tidak pada pikiran yang berkaitan dengan pengalaman atau informasi negatif dari kondisi di masa lalu.
  • Menerima tanpa menghakimi, mindfulness membantu seseorang berdamai dengan kesepian melalui penerimaan.

Penerapan mindfulness yang dapat dilakukan dari tokoh Kabat-Zinn, sebagai berikut:

  • Individu dapat mulai duduk nya, rileks, menutup mata agar lebih mudah fokus, boleh juga sambil melakukan butterfly hug pada diri, yaitu dengan menyilangkan tangan ke arah bahu.
  • Kemudian, fokuskan atensi pada kondisi saat ini melalui pernafasan dan rasakan sensasinya pada tubuh, tarik nafas panjang dan buang secara perlahan. Rasakan setiap tarikan dan hembusan nafas, nikmati setiap oksigen yang dapat kita hirup, tahan dalam hitungan ketiga lalu buang perlahan. Ketika sebuah pikiran dan emosi hadir, nafas akan mulai berkurang. Cukup sadari dan menerima tanpa menghakimi pikiran dan emosi tersebut.
  • Secara perlahan kembalikan fokus dan atensi pada kondisi saat ini, mulai kembali pada tahap sebelumnya. Jika melakukan butterfly hug dapat sambil menepukkan tangan ke area bahu dan berikan kata-kata positif pada diri, seperti berterima kasih atas apresiasi usaha yang dilakukan untuk diri, terima kasih atas nafas yang dirasakan.
  • Lakukan self-talk dengan kata-kata yang baik seperti kita bicara kepada orang yang disayangi.

Hubungi psikolog profesional jika kamu masih memiliki pertanyaan terkait kesepian, mindfulness dan jika mengalami kesulitan dalam menerapkan cara mindfulness. Jangan mau kalah dengan rasa kesepian ya!

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun