Kesepian, sudah tidak asing lagi ditelinga kita. Saat manusia bertambah usia dan memasuki dewasa awal, sebagian dari mereka merasa semakin lekat dengan kata kesepian. Ada yang menerima rasa kesepian dan mengatasinya, namun tak banyak juga yang mengabaikan rasa kesepian ini. Bila dibiarkan, kesepian dapat menyebabkan stres, depresi hingga bunuh diri.
Apakah kamu merasa kesepian? Mari kita kupas! Seperti apa kesepian dan cara mengatasinya juga apa sih dewasa awal itu?
Kesepian
Kesepian merupakan keadaan emosional yang membuat individu merasa terasing dari dunia luar (Delisle, 1988). Guy Winch dalam (Cacioppo, 2006) menyatakan bahwa kesepian membuat persepsi yang salah dan mengubah pemikiran kita mengenai hubungan dengan orang-orang di sekitar kita, orang yang mengalami kesepian merasa lemah serta menjadi acuh tak acuh pada lingkungan.
Dapat disimpulkan bahwa, kesepian sebagai akumulasi dari perasaan negatif membentuk ketidaknyamanan yang dirasakan individu akibat ketidakpuasannya pada hubungan atau relasi sosial dan bersifat subjektif.
Apakah merasa kesepian menjadi "egois" atau merasa kesepian membuat kita terlihat terlalu subjektif dalam merasa dan menilai?
Faktor-faktor Penyebab Kesepian
Kesepian yang dirasakan seseorang berupa kesepian secara emosional maupun sosial. Kesepian emosional terjadi karena tidak adanya figur kasih sayang. Sedangkan kesepian sosial terjadi pada seorang individu yang saling berkaitan secara sosial. Pada saat mengalami kesepian, individu akan merasa putus asa, tidak sabar dan bosan, mengutuk diri sendiri, serta mengalami depresi hingga bunuh diri.
Perlman & Peplau (1982) terdapat faktor penyebab dari kesepian yang dibagi menjadi dua faktor yaitu Predisposing factors dapat mencakup karakteristik orang tersebut (misalnya: seperti harga diri yang rendah, rasa malu, dan kurangnya ketegasan), karakteristik situasi (misalnya: kurangnya sumber daya, lingkungan yang kompetitif), dan nilai budaya umum (misalnya: individualisme). Lalu, pada Precipitating event factors adalah faktor-faktor yang dapat menyebabkan kesepian seperti perpisahan hubungan atau pindah ke komunitas baru yang mengubah kehidupan sosial seseorang dengan cara yang signifikan.
Dewasa Awal
Apa Sih dewasa awal? Apakah usia ku sudah memasuki dewasa awal?
Rasanya tidak semua orang tahu rentang usia yang dapat disebut sebagai remaja maupun dewasa awal. Umumnya kita selalu menggambarkan dewasa adalah sikap seseorang yang tidak bisa diukur dengan usia.
Masa dewasa awal dimulai pada umur 18 tahun sampai kira-kira 40 tahun. Saat perubahan-perubahan fisik dan psikologis yang menyertai berkurangnya kemampuan reproduktif (Hurlock, 1996). Masa dewasa awal merupakan periode penyesuaian diri terhadap pola-pola kehidupan dan harapan sosial baru. Orang dewasa awal diharapkan memainkan peran baru. Orang dewasa awal juga merupakan transisi baik secara fisik, intelektual, peran sosial dan psikologis yang menyertai berkurangnya kemampuan reproduktif.
Mindfulness, Atasi Kesepian!
    Memasuki pembahasan penting ini rasanya tidak lengkap jika belum menjelaskan apa sih mindfulness itu dan seberapa penting pengaplikasiannya?
Pasti kata "mindfulness" juga tidak asing bagi generasi sekarang, namun masih ditemukan bahwa banyak yang tidak memaknai mindfulness dengan makna yang seharusnya dan mengaplikasikannya dengan tepat.
Mindfulness merupakan kemampuan manusia yang utama, dan merujuk pada perhatian dan pengetahuan tentang setiap kondisi yang terjadi (Brantley dan Millstine, 2011). Dapat disimpulkan bahwa mindfulness adalah proses yang mengantarkan perhatian kepada pengalaman saat ini tanpa perlu menilai, serta penerimaan akan pikiran, perasaan, ataupun sensasi yang muncul dari pusat keadaan sadar saat ini. Individu yang memiliki mindfulness akan dapat mengendalikan diri dan tidak merespon setiap bentuk kejadian baik positif, negatif, maupun netral, sehingga dapat mengatasi setiap perasaan yang tertekan dan meningkatkan kesejahteraan diri. Â
Cara mengatasi kesepian dengan mindfulness, sebagai berikut:
- Fokus atensi pada kondisi saat ini, membawa atensi pada diri dan lingkungannya, tidak pada pikiran yang berkaitan dengan pengalaman atau informasi negatif dari kondisi di masa lalu.
- Menerima tanpa menghakimi, mindfulness membantu seseorang berdamai dengan kesepian melalui penerimaan.
Penerapan mindfulness yang dapat dilakukan dari tokoh Kabat-Zinn, sebagai berikut:
- Individu dapat mulai duduk nya, rileks, menutup mata agar lebih mudah fokus, boleh juga sambil melakukan butterfly hug pada diri, yaitu dengan menyilangkan tangan ke arah bahu.
- Kemudian, fokuskan atensi pada kondisi saat ini melalui pernafasan dan rasakan sensasinya pada tubuh, tarik nafas panjang dan buang secara perlahan. Rasakan setiap tarikan dan hembusan nafas, nikmati setiap oksigen yang dapat kita hirup, tahan dalam hitungan ketiga lalu buang perlahan. Ketika sebuah pikiran dan emosi hadir, nafas akan mulai berkurang. Cukup sadari dan menerima tanpa menghakimi pikiran dan emosi tersebut.
- Secara perlahan kembalikan fokus dan atensi pada kondisi saat ini, mulai kembali pada tahap sebelumnya. Jika melakukan butterfly hug dapat sambil menepukkan tangan ke area bahu dan berikan kata-kata positif pada diri, seperti berterima kasih atas apresiasi usaha yang dilakukan untuk diri, terima kasih atas nafas yang dirasakan.
- Lakukan self-talk dengan kata-kata yang baik seperti kita bicara kepada orang yang disayangi.
Hubungi psikolog profesional jika kamu masih memiliki pertanyaan terkait kesepian, mindfulness dan jika mengalami kesulitan dalam menerapkan cara mindfulness. Jangan mau kalah dengan rasa kesepian ya!
Â
Daftar Pustaka
Haliza, N., & Kurniawan, A. (2021). Hubungan Antara Keterbukaan Diri Dengan Kesepian Pada Dewasa Awal Pengguna Aplikasi Dating Online. NURSING ANALYSIS: Journal of Nursing Research, 1(1), 51-61.
Octaviany, C. (2019). Dinamika Kesepian pada Wanita Dewasa Awal. CALYPTRA, 8(1), 1722-1741.
Oktavia, N. A. (2018). Efektivitas pelatihan Mindfulness dalam menurunkan kesepian remaja di panti asuhan (Doctoral dissertation, UIN Sunan Ampel Surabaya).
Putri, A. F. (2019). Pentingnya orang dewasa awal menyelesaikan tugas perkembangannya. SCHOULID: Indonesian Journal of School Counseling, 3(2), 35-40.
Yusuf, N. P. (2016). Hubungan harga diri dan kesepian dengan depresi pada remaja. In Seminar ASEAN 2nd Psychology & Humanity, Psychology Forum UMM (pp. 19-20).
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI