Indonesia saat ini memasuki fase transisi kepemimpinan yang menjanjikan perubahan signifikan dalam berbagai aspek, terutama ekonomi.Â
Dengan tantangan global yang terus berkembang dan rencana ambisius pemindahan ibu kota negara ke Nusantara, pertanyaan mengenai bagaimana kebijakan ekonomi akan berubah di bawah kepemimpinan baru menjadi hal yang patut diperhatikan.
Saat ini, ekonomi Indonesia menghadapi pertumbuhan sekitar 5%, namun inflasi mengalami tekanan dari kenaikan harga pangan dan energi global.Â
Investasi asing tetap menjadi fokus untuk mendorong pembangunan, termasuk dalam proyek strategis seperti pemindahan ibu kota. Rencana yang membutuhkan biaya sekitar Rp 466 triliun, diharapkan tidak hanya mengurangi beban Jakarta sebagai pusat ekonomi dan administrasi, tetapi juga mendorong pemerataan pembangunan di wilayah Indonesia timur.Â
Namun, tantangan pembiayaan dan implementasi tetap menjadi titik kritis. Pemerintah perlu menarik investasi swasta dan asing secara efektif untuk merealisasikan proyek ini tanpa mengorbankan stabilitas anggaran negara.
Pergantian presiden membawa potensi perubahan kebijakan ekonomi. Presiden baru kemungkinan akan memperkenalkan reformasi kebijakan yang berbeda dengan fokus pada beberapa aspek krusial.Â
Kebijakan fiskal dan moneter akan difokuskan pada efisiensi pengeluaran dan pengelolaan utang negara. Di samping itu, Bank Indonesia diharapkan menjaga stabilitas harga dan mendorong pertumbuhan ekonomi melalui kebijakan suku bunga yang akomodatif.Â
Peningkatan investasi domestik dan asing menjadi kunci penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, dengan perlunya reformasi birokrasi dan regulasi yang lebih ramah terhadap investor.
Peningkatan daya saing ekonomi merupakan prioritas utama, dengan fokus pada pengembangan sektor industri dalam negeri seperti manufaktur, pertanian, dan ekonomi digital.Â
Ini sejalan dengan visi Indonesia untuk menjadi negara maju pada tahun 2045. Pemulihan pasca pandemi COVID-19 juga akan menjadi fokus penting, dengan dukungan khusus bagi sektor-sektor yang terdampak seperti pariwisata dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).Â
Program-program stimulus ekonomi dan bantuan sosial mungkin akan diteruskan untuk menjaga daya beli masyarakat dan mendukung pertumbuhan yang inklusif.
Kehadiran undang-undang dan regulasi yang kuat akan menjadi fondasi penting dalam menjamin keberhasilan implementasi kebijakan-kebijakan tersebut.Â
Perubahan undang-undang terkait investasi, perizinan, dan perlindungan lingkungan akan menjadi kunci dalam menarik investasi serta memastikan pembangunan berkelanjutan dan responsif terhadap tantangan global.
Masa depan ekonomi Indonesia di bawah kepemimpinan baru memiliki prospek yang cerah, asalkan kebijakan-kebijakan yang diambil mampu menanggapi dinamika global dan tantangan internal dengan tepat.Â
Pemindahan ibu kota negara, jika dikelola dengan baik, memiliki potensi besar untuk menjadi katalisator pertumbuhan ekonomi yang merata di seluruh wilayah Indonesia.Â
Reformasi struktural, peningkatan kualitas sumber daya manusia, serta pengembangan infrastruktur digital akan menjadi poin kunci dalam meningkatkan daya saing dan memastikan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif bagi seluruh masyarakat Indonesia.Â
Sebagai masyarakat, kita perlu terus mengawal dan mendukung kebijakan yang berpihak pada rakyat dan mempromosikan pertumbuhan ekonomi yang berkeadilan, sambil memberikan kritik konstruktif demi kemajuan bangsa yang berkelanjutan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H