Mohon tunggu...
Anggresti Firlianita
Anggresti Firlianita Mohon Tunggu... -

ketika sebuah pena menggores sayap - sayap yang telah patah

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Satu

21 Oktober 2013   20:34 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:12 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku menjadikannya satu,
Dalam urat nadiku...
Memang aku bukan yang sempurna
Tapi aku ingin jadi yang bernilai
Kamu dan aku....
Indah bukan?

Tak pernah kuusik senandung kicau yang mengalun
Karena aku, inginkan indah yang sama
Tak pernah kuusik gemerisik dedaunan
Karena aku, inginkan harmoni yang sama

Jika bintang itu ada
Maka disanalah aku menemukanmu
Bukan bias fatamorgana
Bukan juga bayang yang mengelabui
Saat itu,
Hanya senyum yang ada dalam malam

Sejatinya...
Dalam satu pelukan doa
Dalam satu petikan harap
Aku mau kau untukku dan aku untukmu
Satu keindahan,
Satu yang padu

Akankah Tuhan mengabulkan itu?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun