Poligami hanya diperuntukkan untuk laki-laki yang bisa menjalankannya dengan benar. Bella pun sama seperti dua perempuan milenial yang saya temui sebelumnya, namun Bella juga tidak menampik dalil yang tercantum dalam kitab suci umat Islam itu.
"Jelas menolak. Karena sebelum akad terucap sudah ada kesiapan serta kesanggupan untuk hidup berdampingan antara dua insan (hanya berdua) selamanya dalam suka dan duka yang akan dilewati bersama. Selain itu, poligami bisa berdampak buruk dalam pernikahan terlalu banyak minus setelahnya yang akan diterima terutama psikologis".
"Menurut saya wanita juga tidak ada yang rela suaminya membagi hatinya ke wanita lain selain kepada ibu dan keluarga. Jika memang ada, itu berarti wanita itu memang benar-benar siap menerima dan teruntuk saya tidak siap dan saya menolak adanya poligami," kata Bella.
Setelah ngobrol dan bertanya kepada pelaku milenial soal dogma perkawinan yang eksistensinya masih menjadi perdebatan di masyarakat, ternyata generasi yang enggak kenal batas ini sepakat dan satu hati untuk bersama-sama menjauh dari praktik poligami.Â
Meski tersirat jelas dalam QS An-Nisa 4:3, di mana adanya hukum atas pembatasan yang dilakukan Nabi Muhammad SAW namun demikian ayat ini juga masih multi-intepretasi. Hal ini semata-mata bukan lagi menjadi landasan untuk sekumpulan orang-orang yang terlahir setelah generasi X Â ini terdorong untuk meng-iyakan poligami alam konteksnya mesing-masing.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H