Paham komunis bangkit kembali di Indonesia dan mempengaruhi aliran politik dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia. Selain sebagai sebuah ideologi, dalam perjuangannya paham komunis di Indonesia telah terwujud dalam sebuah partai politik yaitu Partai Komunis Indonesia (PKI).
Kebangkitan kembali PKI di Indonesia ditandai dengan pulangnya beberapa orang tokoh sentral yang menempa pengalaman di luar negeri. Kehadiran mereka pengalaman di luar negeri. Kehadiran mereka telah menginsspirasi para pengikut yang ingin memperjuangkan ideologi berdasarkan pada keyakinan mereka akan keberhasilan mendirikan negara yang diidamkan. Kehadiran mereka telah menginspirasi para pengikut yang memperjuangkan ideologi komunis sebagai partai pejuang yang ingin memperebutkan kekuasaan dengan cara mempengaruhi parlemen, melakukan infiltrasi dalam tubuh partai, bahkan menenamkan kukunya di sayap militer sesuai dengan maksud dan tujuan mereka.
Yang perlu di siagapi, Â dalam upaya mencapai cita-cita dan maksudnya, PKI selain berjuang melalui parlemen, PKI sendiri juga melakukan usaha seperti pergerakan-pergerakan dengan berbagai taktik dan strategi, termasuk melakukan provokasi dalam masyarakat dengan iming-iming memberikan tanah bagi petani dan buruh. Apabila upaya yang dilakukan secara legal mengalami kegagalan atau bisa kita sebut dengan jalan buntu, PKI tidak segan-segan melakukan berbagai cara ilegal seperti intimidasi terhadap rakyat dan penentangnya, bahkan sampai melakukan pemberontakan terhadap pemerintah yang sah.
Pemberintakan G30/S PKI tahun 1965 adalah bukti nyata cita-cita komunis yang ingin menegakan ideologinya di Indonesia, yang mengkudeta terhadap penculikan hingga terbunuhnya 7 Anggota TNI AD. Yang berupa Enam Jenderal dan Satu Perwira.
Tujuh Jenderal yang terbunuh dalam peristiwa G30S yakni,Â
1. Jenderal Ahmad Yani
2. Mayor Jenderal Raden Soeprapto
3. Mayor Jenderal Mas tirtodarmo Haryono
4. Mayor Jenderal Siswondo parman
5. Brigadir Jenderal Donald Isaac Panjaitan
6.Brigadir Jenderal Sutoyo Siswodiharjo, danÂ
7. Lettu Pierre Andreas Tendean.
Daftar riwayat pembunuhan massal yang terjadi sepanjang abad ke-19, pembantaian terganas di Asia Tenggara, dengan angka kematian sebesar 430.590 korban tewas selama pembantai pascatragedi G30S.
Sebagai partai politik dan organisasi kader, PKI dalam kiprahnya di Indonesia telah menunujukan hasil perjuangannya, mulai zaman kolonial hingga kemerdekaan. Dinamika perjuangannya mengalami pasang surut. Walaupun telah redup, namun eksistensinya tetap hidup hingga sekarang. PKI dengan segala ormas dan jajarannya telah dibubarkan melalui era orde baru hingga sekarang ini, namun seiring munculnya era reformasi setelah lengsernya Soeharto tahun 1998, komunis di Indonesia mulai bangkit lagi dengan semakin nyata karena mendapat angin reformasi, sehingga perkembangan pengaruhnya telah mulai menyusup dalam parlemen dan menguaai tempat-tempat strategis lainnya
Seperti yang telah kita ketahui bahwa Reformasi pada orde baru apalagi setelah PDIP memenangkan pemilu pada tahun 2014 banyak produk-produk DPR yang menuai kontraversial dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa, seperti Rancangan Undang-Undang (RUU) Haluan Ideologi Pancasila (RUU HIP) dan pengganti RUU Badan Pembina Ideologi Pancasila (BPIP) yang diusulkan pada tahun 2020. Kedia RUU ini menimbuklkan kontraversial karena disinyalir menghidupkan kembali ajaran Bung Karno, yaitu konsep Nasakom (Nasional dan Komunis).Â
Pada tanggal 20 Agustus 2020 Majelis Ulama Indonesia mengeluarkan maklumat berupa peringatan penolakan garis keras RUU BPIP dalam maklumat tersebut yang meminta Presiden membubarkan BPIP. Sementara itu guru besar Universitas Indonesia Taufik BurhaNudin, mengatakan "Berdasarkan hasil riset mahasiswa program doktoral di Universitas Indonesia, mengatakan adanya gerakan komunis gaya baru, yaitu begitu bersahabatnya Indonesia dengan China yang ideologinya komunis tetapi menjalankan ekonomi secara kapitalis". Burhanudin menjelaskan "Komunis gaya baru ini bergerak dan terus menyusup ke lembaga-lembaga pemerintah, parpol, dan mereka tidak tampil langsung namun menggunakan kepjangan tangan melalui Buzzer yang disinyalir ada kehidupan berbangsa dan bernegara. Disamping itu komunis gaya baru yang menyusup ke Ormas-Ormas Islam dengan mengadu domba sesama umat muslim dan mereka juga telah berhasil membubarkan Hizbulthair Indonesia dan Front Pembela Islam (FPI) dan akhir-akhir ini juga mengisukan pembubaran MUI.Â
Hal tersebut mereka lakukan terhadap Islam, karena Islam merupakan penghalang bagi mereka untuk membangkitkan komunis di negara tercinta ini, Negara Kesatuan Republik Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah indoneisa dalam hal ini harus mewaspadai pernyataan-pernyataan kontraversial yang akan memecah belah bangsa ini dan harus bisa bertindak bijaksana dalam menyikapi situasi seperti sekarang ini. Demikian Organisasi Masyarakat yang ada di negeri ini lebih dewasa dalam menyikapi setiap perbedaan yang mengarah pada perpecahan bangsa, sehingga bangsa ini dapat berjaya dan terhindar dari konflik yang akan merugikan bangsa dan generasi yang akan datang.
Referensi :
1. https://ejournal.uksw.edu/refleksihukum/article/view/635Â
  (Korelasi Komunisme dalam Demokrasi di Indonesia)
2. https://journal.piksi.ac.id/index.php/TEXTURA/article/view/500
  (Bangkitnya Paham Komunis di Indonesia)
Contact Person :
Telegram : @Rstu_dh
Instagram : @Resturmdhn_79
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H