Mohon tunggu...
Restu Putri Astuti
Restu Putri Astuti Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mereka tidak peduli dengan banyaknya pengetahuanmu, tapi seberapa besar kepedulianmu.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Fakta Tentang Ikan Hiu

16 Juni 2017   12:02 Diperbarui: 16 Juni 2017   12:13 3845
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tragis, ikan hiu mati tenggelam akibat diambil siripnya (cdn.qubicle.id).

Yuk mengenal ikan hiu

Teman – teman pasti pernah menonton film yang menampilkan tokoh utama Hiu bukan? Seperti film dengan judul Jaws, Deep Blue Sea, The Reef, Finding Nemo dan masih banyak lagi lainnya. Dibenak kita menganggap ikan hiu itu menyeramkan karena didalam film selalu menjadi aktor pembunuh. Faktanya jumlah hiu yang dibantai manusia di dunia sebanyak 100 juta ekor per tahun sedangkan insiden hiu menyerang manusia kurang dari 100 kejadian setiap tahunnya. Nah, siapa tuh yang lebih pantas disebut sebagai pembunuh? Manusia. Tapi tahukah kita ternyata peran hiu di perairan laut sangat besar lho untuk menjaga ekosistem laut. Nah mari kita mengenal lebih jauh tentang ikan hiu…

Ikan hiu termasuk dalam kelompok ikan bertulang rawan yaitu Kelas Chondrichthyes dan sub Kelas Elasmobranchii yang kemudian terdiri dari kelompok ikan hiu dan pari. Menurut Compagno et al., (2005), pada perairan tawar hingga laut dalam terdapat lebih dari 500 jenis hiu. Wah, luar biasa beragam ya jenisnya. Bagaimana dengan keragaman ikan hiu di Indonesia? Ternyata di perairan Indonesia terdapat 117 jenis ikan hiu yang termasuk ke dalam 25 marga (Fahmi & Dharmadi, 2013).

Hiu, termasuk golongan ikan atau mamalia ?

Hiu termasuk golongan ikan (pisces) karena memiliki sisik yang menutupi seluruh tubuhnya. Tipe sisik yang dimiliki oleh ikan hiu adalah plakoid. Hiu menggunakan insang untuk bernafas. Selain itu hiu merupakan binatang berdarah dingin (poikilotermik)  yang suhu tubuhnya dipengaruhi oleh lingkungannya dan tidak mampu mengatur suhu tubuhnya sendiri.

Berbeda halnya dengan mamalia laut seperti paus dan lumba – lumba yang mampu mengatur suhu tubuh internalnya. Mamalia laut merupakan mamalia yang hidup bergantung pada laut. Karakteristik mamalia laut binatang yaitu menghirup udara untuk bernafas, berdarah panas, melahirkan anak, dan memiliki kelenjar susu.

Apa saja jenis ikan hiu yang dilindungi di Indonesia ?

 Konvensi tentang perdagangan internasional tumbuhan dan satwa liar “Convention on International Trade of Wild Fauna and Flora” (CITES) di Indonesia terdapat empat spesies ikan hiu yang masuk dalam daftar Apendiks II yaitu tiga spesies hiu martil (Sphyrna lewini, S.mokarran, S. zygaena) serta hiu koboi (Carcharbinus longimanus) (Direktorat Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan KKP, 2015). Apendiks II adalah daftar spesies yang tidak terancam kepunahan, tetapi mungkin terancam punah bila perdagangan terus berlanjut tanpa adanya pengaturan.

Apa saja manfaat ikan hiu sehingga diburu keberadaannya ?

  • Daging ikan hiu dimanfaatkan untuk berbagai macam masakan
  • Tulang rawan ikan hiu untuk bahan perekat, kosmetik dan bahan baku farmasi
  • Usus ikan hiu dapat menghasilkan insulin yang bermanfaat untuk industri pangan dan non pangan.
  • Kulit ikan hiu dapat dijadikan kerupuk, produk fashion seperti tas, dompet maupun sepatu
  • Sirip hiu dihidangkan pada mangkuk – mangkuk seafood yang bernilai jual tinggi
  • Bahkan gigi ikan hiu dapat diolah menjadi aksesoris yaitu gelang, kalung, anting, cincin, dan sebagainya (Direktorat Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan KKP, 2015).

Tapi, tahu nggak sih bahaya dari mengkonsumi ikan hiu?

Mengkonsumsi ikan hiu ternyata berbahaya bagi kesehatan kita lho. Karena ikan hiu mengandung cemaran merkuri yang tinggi. Menurut EPA (Environmental Protection Agency) menyatakan dalam 1 kg daging hiu terkandung 1400 mikrogram merkuri, sedangkan batasan aman konsumsi merkuri untuk tubuh kita sebesar 0,1 mikrogram per kg berat badan. Merkuri yang terkandung dalam ikan hiu 6 – 12x lebih tinggi dari ambang batas aman untuk dikonsumsi. Merkuri merupakan salah satu zat kimia hasil pembuangan dari berbagai aktivitas manusia seperti pembakaran, pertanian dan limbah dari pabrik – pabrik yang menggunakan merkuri. 

Nah seperti yang kita ketahui sebagian besar limbah tersebut bermuara dan mencemari lautan. Di dalam air merkuri berubah menjadi metilmerkuri yang kemudian dapat berikatan dengan protein pada otot ikan. Bisa dibayangkan jika kita mengkonsumsi berbagai produk olahan ikan hiu dalam jumlah banyak dan kontinu tentu membahayakan kesehatan kita. Menurut WHO, keracunan metilmerkuri dapat mengganggu kesehatan reproduksi, kerusakan saraf dan otak, pencernaan, mengganggu imun tubuh, paru – paru, ginjal, kulit dan mata.

Tidak hanya tinggi kandungan merkuri, pada sirip ikan hiu kaya akan kandungan BMAA yaitu neurotoksin berbaya yang menimbulan berbagai penyakit neurodegenerative (penyakit penurunan fungsi otak) pada manusia seperti Alzheimer (Studi dari University of Miami dalam Journal Marine Drugs)

Apa penyebab menurunnya populasi ikan hiu ?


Populasi ikan hiu semakin mengkhawatirkan akibat penangkapan untuk konsumsi. Jumlah penangkapan ikan hiu di Indonesia lebih dari 10 juta ekor per tahun. Yang memprihatinkan adalah perlakuan dalam berburu ikan hiu. Ikan hiu diambil siripnya dalam keadaan hidup, kemudian hiu tanpa sirip tersebut dibuang ke laut yang akan mati tenggelam. Secara biologi ikan hiu dalam setahun hanya 1x periode untuk berkembangbiak dengan jumlah anak kurang dari 100 ekor, berbeda dengan misalnya ikan cakalang dalam setahun 3-4x dapat berkembangbiak dengan jumlah anak  100 – 2 juta ekor. Hal ini tidak sebanding dengan tingkat penangkapan ikan hiu dengan kemampuan ikan hiu dalam bereproduksi. Jika tindakan penangkapan ikan hiu masih berlangsung massif diperkirakan tahun 2040 ikan tuna akan menghilang di perairan Indonesia serta akan mengganggu keseimbangan ekosistem laut.

.

Mengapa populasi ikan hiu harus dijaga ?

Hiu berperan penting dalam mengendalikan populasi hewan laut dalam rantai makanan. Menurunnya populasi hiu akan berdampak pada ketahanan pangan.  Jika ikan hiu punah, maka ikan – ikan karnivora bertambah banyak akibat tidak ada pemangsa, sedangkan  ikan – ikan kecil jumlahnya akan menurun drastis. Hal ini berdampak pada melimpahnya alga yang biasaya dimakan ikan kecil sehingga menganggu kesehatan karang. Ketika karang rusak maka baik ikan - ikan kecil dan ikan – ikan besar akan punah.  Dampaknya perubahan ekologis pada perairan laut akibat penangkapan ikan hiu berlebih akan terjadi. Selain itu, keberadaan ikan hiu di perairan laut lebih menguntung dalam pariwisata bahari dibandingkan ikan hiu yang diolah dan disajikan dalam hidangan seafood.

Apa yang bisa kita lakukan untuk menyelamatkan ikan hiu?

  • Tidak mengkonsumsi sirip maupun daging ikan hiu
  • Menghindari makan di restoran yang menyediakan sup sirip hiu
  • Menegur langsung atau mengirim surat ke pihak hotel maupun restoran yang menyajikan sup sirip ikan hiu
  • Tidak membeli produk – produk berbahan hiu
  • Menjelaskan pada orang lain alasan untuk tidak mengkonsumsi olahan dari ikan hiu
  • Melakukan kampanye online di blog, media sosial atau membuat petisi untuk menyelamatkan hiu
  • Mendukung wisata selam yang lestari di daerah habitat hiu
  • Referensi :
  • www.kkp.go.id
  • www.wwf.or.id
  • www.who.int
  • www.greenpeace.org

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun