Mohon tunggu...
Restu Putri Astuti
Restu Putri Astuti Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mereka tidak peduli dengan banyaknya pengetahuanmu, tapi seberapa besar kepedulianmu.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Fakta Tentang Ikan Hiu

16 Juni 2017   12:02 Diperbarui: 16 Juni 2017   12:13 3845
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tragis, ikan hiu mati tenggelam akibat diambil siripnya (cdn.qubicle.id).

Nah seperti yang kita ketahui sebagian besar limbah tersebut bermuara dan mencemari lautan. Di dalam air merkuri berubah menjadi metilmerkuri yang kemudian dapat berikatan dengan protein pada otot ikan. Bisa dibayangkan jika kita mengkonsumsi berbagai produk olahan ikan hiu dalam jumlah banyak dan kontinu tentu membahayakan kesehatan kita. Menurut WHO, keracunan metilmerkuri dapat mengganggu kesehatan reproduksi, kerusakan saraf dan otak, pencernaan, mengganggu imun tubuh, paru – paru, ginjal, kulit dan mata.

Tidak hanya tinggi kandungan merkuri, pada sirip ikan hiu kaya akan kandungan BMAA yaitu neurotoksin berbaya yang menimbulan berbagai penyakit neurodegenerative (penyakit penurunan fungsi otak) pada manusia seperti Alzheimer (Studi dari University of Miami dalam Journal Marine Drugs)

Apa penyebab menurunnya populasi ikan hiu ?

Tragis, ikan hiu mati tenggelam akibat diambil siripnya (cdn.qubicle.id).
Tragis, ikan hiu mati tenggelam akibat diambil siripnya (cdn.qubicle.id).

Populasi ikan hiu semakin mengkhawatirkan akibat penangkapan untuk konsumsi. Jumlah penangkapan ikan hiu di Indonesia lebih dari 10 juta ekor per tahun. Yang memprihatinkan adalah perlakuan dalam berburu ikan hiu. Ikan hiu diambil siripnya dalam keadaan hidup, kemudian hiu tanpa sirip tersebut dibuang ke laut yang akan mati tenggelam. Secara biologi ikan hiu dalam setahun hanya 1x periode untuk berkembangbiak dengan jumlah anak kurang dari 100 ekor, berbeda dengan misalnya ikan cakalang dalam setahun 3-4x dapat berkembangbiak dengan jumlah anak  100 – 2 juta ekor. Hal ini tidak sebanding dengan tingkat penangkapan ikan hiu dengan kemampuan ikan hiu dalam bereproduksi. Jika tindakan penangkapan ikan hiu masih berlangsung massif diperkirakan tahun 2040 ikan tuna akan menghilang di perairan Indonesia serta akan mengganggu keseimbangan ekosistem laut.

.

Mengapa populasi ikan hiu harus dijaga ?

Hiu berperan penting dalam mengendalikan populasi hewan laut dalam rantai makanan. Menurunnya populasi hiu akan berdampak pada ketahanan pangan.  Jika ikan hiu punah, maka ikan – ikan karnivora bertambah banyak akibat tidak ada pemangsa, sedangkan  ikan – ikan kecil jumlahnya akan menurun drastis. Hal ini berdampak pada melimpahnya alga yang biasaya dimakan ikan kecil sehingga menganggu kesehatan karang. Ketika karang rusak maka baik ikan - ikan kecil dan ikan – ikan besar akan punah.  Dampaknya perubahan ekologis pada perairan laut akibat penangkapan ikan hiu berlebih akan terjadi. Selain itu, keberadaan ikan hiu di perairan laut lebih menguntung dalam pariwisata bahari dibandingkan ikan hiu yang diolah dan disajikan dalam hidangan seafood.

Apa yang bisa kita lakukan untuk menyelamatkan ikan hiu?

  • Tidak mengkonsumsi sirip maupun daging ikan hiu
  • Menghindari makan di restoran yang menyediakan sup sirip hiu
  • Menegur langsung atau mengirim surat ke pihak hotel maupun restoran yang menyajikan sup sirip ikan hiu
  • Tidak membeli produk – produk berbahan hiu
  • Menjelaskan pada orang lain alasan untuk tidak mengkonsumsi olahan dari ikan hiu
  • Melakukan kampanye online di blog, media sosial atau membuat petisi untuk menyelamatkan hiu
  • Mendukung wisata selam yang lestari di daerah habitat hiu
  • Referensi :
  • www.kkp.go.id
  • www.wwf.or.id
  • www.who.int
  • www.greenpeace.org

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun