4. Penciptaan manusia menurut ajaran Konghucu
Wei De Dong Tian adalah salam dalam ajaran Konghucu. Salam tersebut berarti hanya kebajikanlah Tian berkenan. Umat Konghucu mengimani hanya kebajikan itulah tujuan hidup. Tugas kita untuk menjalankan kebajikan kepada umat manusia tanpa melihat siapa dia. Ini seperti sabda Nabi Kongzi, "Di empat penjuru lautan kita semua bersaudara" (Lunyu XII, 5). Umat Konghucu memandang umat agama non-konghucu sebagai saudara. Berbuat kebajikanlah di dunia ini, agar dunia bertambah indah. Seperti yang disabdakan Nabi Kongzi, "Patuh akan mendapat pahala, melawan akan binasa" (Mengzi IVA, 7). Tujuan hidup manusia adalah kebahagiaan lahir dan bathin. Untuk mencapai itu, manusia menghadapi rintangan secara internal dan eksternal serta secara individu dan komunal.
5. Penciptaan manusia menurut ajaran Islam
Manusia diciptakan untuk beribadah (QS 51:56), untuk memimpin dan mengelola bumi Allah (QS 2:30), untuk saling mengenal (QS 49:13), untuk berfikir (QS 3:190-191) tentang penciptaannya (QS 23:12-14) dan seterusnya. Islam mengajarkan manusia untuk menjadi dirinya sendiri (fitrah) dan merdeka dengan dilimitasi oleh logika yang baik dan benar, hati yang baik dan benar serta dalil yang benar (petunjuk).
Manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan komunikasi. Komunikasi pada manusia dapat dilakukan secara lisan maupun non-lisan. Manusia dapat berkomunikasi dengan berbagai cara, utamanya adalah dengan aksara (huruf/tulisan/bunyi). Aksara secara etimologi berasal dari bahasa sansekerta "a" dan "ksara" yang berarti tidak termusnahkan. Aksara dalam ajaran islam sudah ada sejak Nabi Adam diciptakan (QS 2:31). Aksara juga menjadi parameter yang digunakan untuk mengetahui hubungan peradaban nabi Adam hingga nabi Muhammad, hubungan peradaban animisme, dinamisme, islam, hindu, buddha dan kristen di Indonesia serta pola penyebaran manusia dari nabi Adam hingga detik ini. Salah satu contoh unik yang tidak dapat dibuktikan secara ilmiah adalah korelasi etimologis antara kata syawara (musyawarah) dengan kata sawala. Kedua kata tersebut memiliki arti yang sama, yaitu berunding. Syawara berasal dari bahasa Arab, sedangkan sawala berasal dari bahasa nusantara. Hal ini dapat menjadi sebuah dugaan bahwa bahasa dan peradaban Arab berasal dari Nusantara (Indonesia).
Manusia adalah makhluk yang zalim dan bodoh karena menerima amanah yang ditolak oleh langit, bumi dan gunung-gunung (QS 33:72). Sebagai makhluk yang zalim dan bodoh, terkadang manusia rakus terhadap kekuasaan dan memanfaatkan kekuasaannya untuk memperkaya diri sendiri (kapitalis). Di samping itu, manusia adalah pengganti/wakil Allah di bumi (QS 2:30), sehingga manusia memiliki kemampuan (fitrah) untuk menguasai dunia secara adil dan berkesejahteraan. Secara historis, konflik-konflik di dunia ini. seperti konflik habil dan qabil, konflik nabi Nuh dengan masyarakatnya, konflik nabi Yusuf dengan saudaranya, konflik nabi Ayyub dengan keluarganya, konflik Fans Ali bin Abi Thalib dengan Abu Bakar dan Umar Bin Khattab, konflik Ali, Muawiyah dan Aisyah, konflik konstantinopel, konflik internal kerajaan singasari, konflik kerajaan majapahit, konflik penjajah dengan masyarakat nusantara, konflik penjajah dengan Indonesia, perang dunia I, perang dunia II, konflik negara adidaya, konflik teknologi di era dusrupsi 4.0, konflik elit global, konflik politik pra dan pasca reformasi, serta konflik lainnya adalah bentuk upaya manusia secara individu dan kelompok untuk mendapatkan kekuasaan dan mencapai kesejahteraan (ekonomi). Perbedaannya hanyalah cara manusia itu sendiri untuk mendapatkan kekuasaan dan mencapai kesejahteraan ekonomi sebagai individu, kelompok dan masyarakat. Esensinya adalah cara-cara yang kotor akan menghasilkan kekuasaan dan ekonomi yang kotor, sedangkan cara-cara yang baik akan menghasilkan kekuasaan dan ekonomi yang adil dan bertanggung jawab.
Thales diklaim sebagai bapak filsafat. Salah satu filsuf yang populer adalah Socrates. Socrates berkata bahwa manusia yang paling bijaksana adalah manusia yang tahu bahwa ia tidak tahu. Esensi quotes Socrates sudah diajarkan dalam Islam terkait filosofi manusia sebagai makhluk yang harus berpikir (QS 3:190-191) dan belajar (QS 58:11). Maka, sebaik-baik belajar adalah mengajar. Wallaahu a'lam, khilaf adalah fitrah manusia dan semoga tulisan ini bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H