Sejalan juga dengan pernyataan Direktur Utama BGR Logistics, M Kuncoro Wibowo yang dikutip dari koranjakarta.com (2016) mengatakan bahwa dalam menghadapi era industri 4.0, perusahaan logistik sudah seharusnya melakukan transformasi digital.Â
Meskipun belum ada pernyataan yang jelas bagaimana Artificial Intelligence (AI) di bidang manufaktur didefinisikan seperti halnya Machine Learning (ML), namun mereka sepakat bahwa konsep ini berharga bagi dunia industri 4.0 terutama untuk operasi pabrik cerdas yang menggunakan konsep perkembangan inovatif dalam teknologi digital termasuk robotika canggih dan kecerdasan buatan.
(Tjahjono, B., Esplugues, C., Ares, E. and Pelaez, G. (2017). What does Industry 4.0 mean to Supply Chain?.Procedia Manufacturing, 13, pp.1175--1182.)Â
Kesimpulan
Berdasarkan hasil-hasil dari pengembangan AI tersebut yang telah dibahas serta pernyataan-pernyataan lainnya, dapat kita lihat bahwa sebagian besar kalangan mendukung kehadiran inovasi teknologi ini serta terutama dapat membantu dan mempermudah pekerjaan terutama bagi dunia industri. Tentunya kita juga harus bisa selalu beradaptasi dengan perkembangan teknologi yang ada agar kita bisa terus bertahan.Â
SaranÂ
Pesatnya perkembangan teknologi terutama AI ini pastinya harus bisa dipertanggungjawabkan ke depannya, karena bukan tidak mungkin yang seharusnya menjadi hal yang positif bagi kelangsungan umat manusia, namun justru menghadirkan petaka ataupun dampak buruk. Dampak tersebut bisa menyerang berbagai aspek mulai dari ekonomi, lapangan pekerjaan, sosial budaya, maupun yang lainnya. Hal inilah yang juga harus kita perhatikan agar tidak menimbulkan efek domino kedepannya.Â
Daftar PustakaÂ
Erwin Raza, La Ode Sabaruddin, Aziza Leila Komala. Jurnal Logistik Indonesia Vol 4 , No.1, April 2020, pp. 49-63. E ISSN 2621-6442
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H