Mohon tunggu...
restusinggih
restusinggih Mohon Tunggu... Lainnya - seorang mahasiswa

artikel and cerpen

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bikin Haru! Curhat Sahabat kepada Kau (Part 2)

2 Juni 2023   20:23 Diperbarui: 2 Juni 2023   20:25 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

CURHAT SAHABAT KEPADA KAU (PART 2)

Sejak itupun aku rasa harus berbicara langsung dengan kevin, kenapa dia jarang sekali menghubungiku? Lantas aku menyepam isi chatku dengan kevin, dan mengajak dia untuk bertemu denganku di caf, pada akhirnya dia membalas, dan ternyata balasannya mengecewakanku terus, alesannya karena kevin bilang dia sangat sibuk, sehingga akupun menangis sejadi-jadinya dikasurku. perasaanku terasa sangat rapuh sampai-sampai aku enggak nafsu makan.

Kenapa dia sering bales begitu? Padahal aku cuman ngajak untuk ketemu ,karena aku kangen dan mau menyelesaikan masa keruwetan ini.

Enggak terasa aku menangis, hingga aku tertidur lelap saat itu, ditelingaku ada yang menyebut namaku, dan ternyata itu ibuku memanggil namaku dengan lengkap dan sangat kencang

 "ARA OKTAVIANI SARASWATI, BANGUNNNNN, CEPAT MAKAN!!"

Sontak akupun langsung mengelap air tangisan yang masih hinggap di kedua bola mataku. aku harus kuat dengan kekecewaan ini, meskipun harus begini mungkin kevin ada urusan yang ia harus tangani, aku harus berpikir positif supaya hubungan ini berjalan dengan baik tanpa ada kendala sedikitpun dan menyelesaikan ini semua dengan baik.

" Iya mah aku kesana" jawabku dengan perasaan yang masih lesuh

"Kamu kenapa ara? Bilang dong ke ibu, kalau ada apa-apa" tanya ibuku

"enggak papa kok mah, ara baik-baik aja"

"Yasudah, ibu udah nyiapin makanan buat kamu, kamu makan yang banyak" suruh ibuku

"Iya mah, makasih".

Dan pada hari itu, hatiku sangat hancur berkeping-keping, perasaan ini sangatlah rapuh, pun mataku berkaca-kaca.

Keesokan harinya aku pergi ke rumah sahabatku, ternyata dia sedang senyam-senyum sendiri melihat handpond yang ia genggam, mungkin nai sedang bahagia chatan dengan pacarnya, dan pula entah siapa pacarnya?, tapi aku bersyukur karena nai bahagia dengannya walaupun melalui chat.

Seketika, aku langsung keingat diriku sendiri, yang masih mempunyai masalah hati, serta belum terselesaikan permasalahannya, hingga aku menangis di hadapan nai.

"Kamu dateng-dateng kok nangis ra? Coba ceritain ada masalah apa? Tanya sahabatku.

"Aku kesal dengan Kevin, dia sekarang mengabariku nai, tapi sekali dia bales di chatan, dia malah lama ngebalesnya" ucapku sambil menangis di pangkuannya.

"Mungkin kevin lagi sibuk ra, jadi lama ngebalesnya, kamu jangan pesimis makanya" ujar nai, sambil   menenangkanku.

"Mengapa harus sibuk? Apakah ia sesibuk itu? Sampai-sampai mencampakanku?, dia masih bersamaku dan masih mempunyai status pacaran denganku, sesibuk-sibuknya orang pasti ada istirahatnya. Secapek-capeknya orang pasti ada waktu luangnya". Ujarku dengan nada kesal.

Walaupun kevin sibuk, kan setidaknya ia mengabariku, dan jika kevin memang benar-benar sibuk, aku gak papa kevin tidak mengabariku sama sekali, tetapi satukali aja dia ngabarin kepadaku, mungkin aku tidak akan menghiraukannya.

"Hey ra, kamu harus ngertiin dia, kamu jangan mikir hal yang aneh-aneh deh" ucap nai sambil nunjuk-nunjuk kepadaku dengan nada yang agak ngegas.

"Kamu gak bakalan ngerti di posisiku nai!, pacarmukan sering ngabarin kamu setiap hari!" jawabku sambil melotot kepada nai.

"Makanya kamu jangan egois!, kalau kamu begini, kevin gak bakalan mau lagi sama kamu, camkan itu!" ujar nai dengan nada yang keras.

Pada akhirnya aku dengan nai saling ngotot antara satu sama lain, padahal aku kerumahnya aku ingin di tenangi olehnya dan diberi saran, aku juga sudah menganggap naiya mulandari (nai) sebagai sahabat, pun sesosok kakaku juga, alih-alih menengkan, ujung-ujungnya berakhir dengan petengkaran.

Lalu akupun keluar dari rumah nai, dengan perasaan sangat kesal kepadanya, kenapa kini ia berubah? Dulu dia sering mengsuportku dan memberi saran untukku, sekarang ia malah sebaliknya, membuatku hancur, seperti kevin yang mencampakanku dengan dalih kesibukannya.

Padahal aku sama nai sudah seperti sesosok adik dan kakak, walaupun kita berbeda jarak 2 hari, aku tanggal 10 juni, dan nai 8 juni.  Hanya dia sahabat dekatku, kini ia mulai berubah, pokoknya terserah dia, aku males bertemu dengannya lagi.

Sudahlah aku capek menangis terus, lebih baik aku baca buku dan meminum secangkir kopi untuk menenangkan pikiran terlebih dulu,  nanti aku ceritakan lagi, dan cerita yang aku ceritakan nanti, itu yang terakhir dalam kisahku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun