Pada akhirnya aku dengan nai saling ngotot antara satu sama lain, padahal aku kerumahnya aku ingin di tenangi olehnya dan diberi saran, aku juga sudah menganggap naiya mulandari (nai) sebagai sahabat, pun sesosok kakaku juga, alih-alih menengkan, ujung-ujungnya berakhir dengan petengkaran.
Lalu akupun keluar dari rumah nai, dengan perasaan sangat kesal kepadanya, kenapa kini ia berubah? Dulu dia sering mengsuportku dan memberi saran untukku, sekarang ia malah sebaliknya, membuatku hancur, seperti kevin yang mencampakanku dengan dalih kesibukannya.
Padahal aku sama nai sudah seperti sesosok adik dan kakak, walaupun kita berbeda jarak 2 hari, aku tanggal 10 juni, dan nai 8 juni. Â Hanya dia sahabat dekatku, kini ia mulai berubah, pokoknya terserah dia, aku males bertemu dengannya lagi.
Sudahlah aku capek menangis terus, lebih baik aku baca buku dan meminum secangkir kopi untuk menenangkan pikiran terlebih dulu, Â nanti aku ceritakan lagi, dan cerita yang aku ceritakan nanti, itu yang terakhir dalam kisahku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H