“Tenang lis, kan ada ketua yang masih duda”. ujar santi dengan muka yang imut mengimutkan, bisik ditelinga lilis dengan nada lembut.
“Lah iyayah? Buat apa aku menangis kalau begitu, aaaa maaciw ya jeung”. jawab lilis dengan amat gembira sangat. Lantas lilis merangkul yanti, sehingga suasana tidak lagi panas.
Pada akhirnya, masalah rakyat malah berujung buka-bukaan di ruang rapat. Apakah yanto dan supri di keluarkan oleh jabatan dan ulahnya? Apakah lilis dan siketua menikah? Dan apakah mereka saling melengkapi antara janda dan duda?, Mereka semua pasti bahagia dengan jabatannya yang mengatasnamakan RAKYAT.
Kesadaran memang perlu kita sadari, kesadaran akan menahan semua tingkah laku kita untuk berbuat sesuatu. Rakyat bukanlah barang yang selalu diuji coba, melainkan rakyat adalah organ dari negara, tidak ada rakyat maka negarapun mustahil adanya, begitupun dengan negara, tak ada negara maka rakyat diperbudak.
By : Restu Singgih
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H