lilis kemudian tersinggung oleh ucapan yanto, “Elu juga duda yanto, gak intropeksi diri lu, istrinya aja diselingkuhin, apalagi tugasnya, lo ucap tentang amanah, sedangkan elo sendiri enggak amanah sama sekali”. bantah lilis yang berwajah memerah dan sangat seram, wajahnya penuh minyak dan berkolaborasi dengan bedak dan make up, yang ia rias dipagi hari.
Janda dan duda tersebut yang tadinya masih berumah tangga yang saling memanggil dengan kata aku kamu, sayang, cintaku dan cantikku, dan pada akhirnya berujung elo dan gue.
Orang-orangpun kesal dengan sikap mereka yang saling ejek serta keras kepala berlebihan, Ketuapun mematikan mic mereka dan melerainya.
“Dasar kalian ini, malah saling debat masalah rumah tangga disini, padahal itu kalian sendiri yang tanggung, kalian yang bercerai, malah dibawa di tempat rapat, tidak sopan sama sekali!”. tegas ketua yang sangat jengkel terhadap sikap yanto dan lilis.
Lantas Orang-orangpun menyuruh duda dan janda itu untuk keluar, dan menyuruh mereka menyelesaikan rumah tangganya dipengadilan agama, kalaupun masih tidak terima dengan realitas yang sudah valid.
Yanto dan lilispun terdiam, mereka bertatap-tatapan dengan muka yang saling suram, seram, penuh benci hingga maki, sehingga tak terbatas ekspresi mereka yang saling marah antara satu sama lain. Dulunya bermesraan, sekarang malah sebaliknya.
“Hey lilis! kamu yang menghina mantan suamimu duluan, dasar cewek gak sopan, dihadapan ketua saja begini, pantesan yanto enggak betah sama kamu!”. ujar supri dengan tegas dan sangat lantasng berbicara, dan ia sahabat selegislatifnya yanto.
“Apa kamu bilang? Aku kasih tau kebobrokan kalian kepada ketua, ketua! Supri dan yanto karaokean dan mabuk-mabukan, hingga main cewe di oyo, mana ada istri yang tidak menyikapi hal yang sangat dibenci tuhan, tuhan saja benci, apalagi saya sebagai istri!”. tegas lilis dengan nada yang sangat keras, karena micnya dimatikan oleh ketua, lilispun berbicara dengan nada yang sangat keras, hingga urat lehernya keliatan jelas.
Sontak ketua dan para legislatif pun matanya langsung tersorot kearah yanto dan supri, mereka tidak menyangka, wakil rakyat berbuat seperti itu, foya-foya diatas penderitaan rakyat, dan seenaknya menjalani hidup di negara hukum, seakan-akan tidak ada batasan tingkah laku mereka didunia.
Ketua akhirnya mengusir yanto dan supri, para legislatif melemparkan gulungan-gulungan kertas kearah meraka, banyak sekali yang melemparkan gulungan kertas kearah yanto dan supri, ke kepala, perut, bokong, hingga kemaluannyapun terkena lemparan.
Lilispun tidak bisa menerima pengkhianatan dari supri (sang mantan suami), lilis akhirnya menangis sejadi-jadinya diatas meja, hingga inguspun bangun dari tidur lelapnya, ingus keluar, ia telan ingusnya kembali. orang-orangpun saling menenangkan lilis yang sedang menangis, mungkin lilis sangat depresi berumah tangga dengan yanto, sehingga lilis menangis tanpa rem.