Mohon tunggu...
Kun Prastowo
Kun Prastowo Mohon Tunggu... lainnya -

I Love INDONESIA

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mural Bukan Vandal (2)

18 Maret 2015   15:53 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:28 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kejadian lucu itu membuat seisi kantor Kelurahan Jebres malah menjadi sumringah. Linmas WR yang mulai menyadari kekeliruannya tetap bisa tersenyum karena bersikukuh apa yang sudah dilakukan sudah benar dan perintah Pak Sekel telah dilaksanakan sebaik-baiknya.

Pak Sekel kini yang harus berfikir keras; bagaimana caranya dalam waktu singkat mampu menjangkau seluruh wilayah kelurahan untuk membuat pendataan tentang aksi vandalisme itu.

Cara tercepat adalah menghubungi Komandan Pleton Linmas. Pak Sekel pun segera mengambil hand phone dan mencari nomor Danton Linmas Kelurahan Jebres. Saat tersambungkan maka Pak Sekel segera memerintahkan Danton Linmas merapat ke kantor kelurahan.

Tidak selang beberapa lama kemudian, Pak Hd selaku Danton Linmas tiba di kantor kelurahan; dengan senyum mengambang melangkah dengan santai menuju kursi di depan Pak Sekel.

“Wonten dhawuh napa Pak?” Pak Hd membuka pembicaraan.

Pak Sekel langsung menceritakan kejadian Linmas WR berkaitan pendataan aksi vandalisme di lingkungan Kelurahan Jebres. Pak Hd selaku komadan hanya tersenyum kecut mendengar cerita tentang aksi konyol anggotanya.

“Lajeng menika kedah dipun data ulang mekaten, Pak?” tanya Pak Hd.

“Yo njaluk tulung mas, njenengan rampungi tugas niku. Yen perlu Linmas sing jaga nika disebar ke berbagai titik,” terang Pak Sekel.

“Siap Pak. Dados sedaya aksi vandalisme sing wonten tembok-tembok sing wonten sak Jebres nggih?” tanya Danton Hd mencoba bertanya agar dapat kejelasan dan tidak mengulang kejadian yang sama.

“Iyo mas.... pokok-e kabeh tulung didata. Ojo nganti kecicir,” tegas Pak Sekel.

“Siap Pak. Sendika dhawuh, nyuwun pamit,” ucapnya sambil meninggalkan ruangan.

Berikutnya; Danton Hd langsung mengumpulkan Linmas yang jaga. Disitu terdapat empat orang Linmas jaga termasuk Pak WR. Maka Danton Hd langsung membagi lokasi dan memberi penjelasan dengan detail berkaitan tugas yang harus dilakukan. Khusus Pak WR diminta untuk tinggal dan menjaga kantor kelurahan.

Tiga orang Linmas langsung bergerak menggunakan sepeda motor menuju lokasi yang ditentukan masing-masing, dirinya juga segera bergegas menuju lokasi tugas untuknya.

Sejam kemudian, sesuai waktu yang telah disepakati, semua anggota Linmas itu telah berkumpul kembali. Satu persatu menyerahkan catatan dan sedikit menerangkan kondisi yang ditemui. Sebenarnya tidak terlalu banyak aksi vandalisme yang terjadi. Dari hasil analisanya hanya disekitar RW 10 dan 11 yang paling banyak catatannya.

Segera Danton Linmas Hd menemui Pak Sekel kembali. Selanjutnya memaparkan hasil temuan yang diperoleh dari pemetaan di lapangan.

“Ini hasil yang kami peroleh di lapangan Pak Sekel. Tidak terlalu menonjol aksi vandalisme di Kelurahan Jebres,” papar Danton Hd ketika mengakhiri pemaparannya.

Pak Sekel nampaknya tertarik dengan hasil laporan Danton Hd tersebut, karena ada sesuatu yang terbersit dibenaknya.

“Sik mas.... Aku tak takon kasus sing terkonsentrasi neng RW 10 kui sisih ngendi? Opo maneh kui koq tulis ono sekitar 30 gambar. Coba jelasno,” tanya Pak Sekel.

“Wah, sekedhap Pak. Wilayah niku wau sanes lokasi kula. Cobi kula tanglet rencang Linmas ingkang tugas wonten mriku,” jawabnya.

Segera Danton Hd mencari rekan Linmas yang bertugas memetakan di lokasi RW tersebut, dan mengajak Linmas itu ke hadapan Pak Sekel untuk memberi penjelasan langsung.

Linmas itu pun menerangkan, “Niku wonten wilayah sekitar kampus ISI, Pak. Wonten sekitar 30 gambar sing tharik-tharik ten dinding tembok niku. Gambare maneka warna nggunak-e cat mencolok, ning gambare cen nggih apik-apik.”

“Gusti Allah....... Dadi gambar-gambar sing didamel mahasiswa ISI niku to sing njenengan maksud?” tanya Pak Sekel kembali terhenyak. Sambil mengusap rambut dan mengambil ambegan landhung, Pak Sekel hanya mampu tersenyum.

“Kula kandhani nggih. Niku sanes aksi vandalisme; arep-o ngorek-orek tembok, niku klebu seni grafiti utawi mural........,” jelas Pak Sekel.

Danton Hd dan anggota Linmas itu hanya manthuk-manthuk. Tapi menurut Pak Sekel tugas yang telah diberikan kepada pengabdi sejati itu dianggap berhasil terlepas dari perbedaan apresiasi tentang seni.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun