Sebagai upaya reintegrasi keilmuan dalam pendidikan Islam, kurikulum Sekolah Islam Terpadu juga merupakan bagian dari ideologi pendidikan yang diadopsi dari Ikhwanul Muslimin. Hal ini tampak dalam sepuluh konsep muwasafat yang menjadi tujuan dalam pendidikan yang diselenggarakan Sekolah Islam Terpadu. Secara spesifik, kurikulum Sekolah Islam Terpadu merupakan kurikulum yang berisi target yang harus dicapai secara berkala dalam beberapa jenjang yang meliputi jenjang muda, madya, dan dewasa.
Ada sepuluh karakter dari kepribadian Muslim menurut tujuan pendidikan Sekolah Islam Terpadu. Sepuluh karakter kepribadian Muslim ini biasa disebut dengan sepuluh muwa safat. Penjenjangan ini sama dengan konsep muwa safat yang dimiliki oleh Ikhwanul Muslimin, yakni sebagai berikut:
Pertama:Â Memiliki Akidah yang lurusÂ
Indikator dari karakter ini adalah; mengimani rukun Islam, mematuhi dan tunduk kepada Allah swt., mengikhlaskan amal untuk Allah swt., beriman kepada nikmat dan siksa kubur, mensyukuri nikmat Allah swt. Saat mendapatkannya, menjadikan setan sebagai musuh, tidak bersumpah selain atas nama Allah swt. Tidak merasa sial mendengar dan melihat sesuatu, tidak menghadiri perdukunan dan paranormal, tidak meminta tolong kepada jin atau orang yangbekerja sama dengan jin, dan tidak meminta kepada orang yang meninggal.
kedua:Â Beribadah yang Benar.Â
Karakter ini memiliki indikator sebagai berikut; ihsan dalam thoharoh, ihsan dalam shalat lima waktu, cinta membaca dan menghafal al-Quran, berpuasa fardhu pada bulan ramadhan, ada kecintaan terhadap shalat berjamaah, mendirikan qiyam al-lail minimal sekali dalam sepekan, berpuasa sunnah minimal sekali dalam sepekan, hafal satu juz al-Quran, menutup segala kegiatan dengan istighfar, berdoa pada waktu-waktu mustajab, dan berdzikir dalam segala keadaan.
ketiga: Berakhlak Mulia.Â
Karakter ini dicirikan dengan indikator sebagai berikut; memenuhi janji, jujur, berbuat baik kepada orang lain, menjaga kehormatan keluarga, menyayangi yang lebih muda, menghormati yang lebih tua, menjaga pandangan, menjaga rahasia, menutupi aib orang lain, menggunakan barang orang lain dengan seizin pemiliknya, menyebarluaskan salam, menjauhi hal-hal dan perbuatan haram, berteman dengan orang baik, rendah hati dan jauh dari sifat sombong, punya prinsip dan tidak ikut-ikutan, tidak mencaci maki, tidak mengadu domba, dan tidak ghibah dan ngrumpi.
Keempat: Mandiri.Â
Karakter ini memiliki indikator sebagai berikut; menjauhi perbuatan tercela, memenuhi hak orang lain, belajar menabung, menjaga fasilitas umum, menjaga fasilitas dan barang pribadi, dan memenuhi kebutuhan sesuai dengan kemampuan (mandi sendiri, tidur sendiri, dan aktifitas pribadi lainnya).
Kelima: Berwawasan dan Berpengetahuan luas.Â
Karakter ini memiliki indikator sebagai berikut; mempunyai kemampuan membaca dan menulis, mempunyai kemampuan mendengarkan dan mengutarakan pendapat, memperhatikan hukum-hukum tilawah, mengetahui sejarah Nabi saw., sungguh-sungguh dalam mengerjakan tugas, menghafal satu juz al-Quran dan Hadis pilihan, dan menyadari adanya gazw al-fikri (perang pemikiran) dengan orang kafir dan penentang Islam.
Keenam: Berbadan Sehat dan Kuat.Â
Karakter ini memiliki indikator sebagai berikut; menjaga kebersihan dan ketertiban di rumah, sekolah maupun masyarakat, berolahraga secara teratur, bangun pagi sebelum fajar, hidup sehat, tidak mendekati orang yang merokok, menggunakan narkoba, makan dan minum mengikuti Rasulullah saw., dan menghindari penyakit menular.
Ketujuh: Bersungguh-sungguh Terhadap Dirin.Â
Karakter ini memiliki indikator sebagai berikut; menjauhi segala yang haram, menjauhi tempat-tempat yang haram, dan menjaga kemanan diri.
Kedelapan: Terampil Mengelola Segala Urusan.
Karakter ini memiliki indikator sebagai berikut; terbiasa menyusun rencana kegiatan, tidak terburu-buru, dan mengisi buku harian.
Kesembilan: Disiplin Waktu.Â
Karakter ini memiliki indikator sebagai berikut; tepat waktu, dan menggunakan waktu untuk hal yang bermanfaat.
Kesepuluh: Bermanfaat Bagi Orang LainÂ
Karakter ini ditandai dengan indikator sebagai berikut; membantu kedua orang tua, senantiasa mendoakan kedua orang tua, membantu yang membutuhkan dengan tenaga, uang dan fikiran, mendiakan teman dan Muslim lainnya, dan menjalankan tugas di rumah, sekolah maupun di masyarakat.
Dengan sistem yang dikembangkan di Sekolah Islam Terpadu, sepuluh karakter ini terinternalisasi bukan hanya pada siswa tetapi kepada semua stakeholder mulai dari pengurus dan staf yayasan, kepala sekolah, guru, murid dan orang tua murid.Â
Para pengurus dan staf, guru, kepala sekolah serta karyawan mendapatkan internalisasi 10 karakter melalui proses pembinaan komitmen dalam bentuk halaqah ta'lim rutin setiap pekan sekali, untuk para orang tua murid, pembinaan 10 karakter ini diberikan melalui kegiatan parenting yang dilaksanakan sekali dalam sebulan.Â
Sedangkan para siswa diberikan dalam bentuk pembelajaran yang terintegrasi dalam semua bidang studi atau mata pelajaran. Dengan demikian, semua stakeholder mendapat layanan pendidikan/internalisasi nilai-nilai dari 10 karakter tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H