"OCD ku kumat, nih"
"Anxiety bikin aku gak bisa kelarin tugas"
"Aku tuh kena PTSD gara-gara dia putusin aku, sampe sekarang belum sembuh"
"Ya gimana lagi, aku kan kena ADHD jadi emang ga bisa konsen selesein tugas"
Seolah tidak ada habisnya para remaja ini membutuhkan perhatian. Mengapa? Â Apa yang salah dengan didikan orangtua? Apakah kurangnya perhatian yang kita berikan pada mereka? Â
Sebagai orangtua mudah menjawab, "Ah, dulu saya remaja gak pernah tuh minta diperhatiin gitu. Ga ngerjain tugas, dipukul guru, ngadu sama ibu di rumah malah tambah dicubit sampe biru. Nyatanya aman-aman aja."
Gangguan Mental, Atau Hanya Alasan?
Saat kita remaja, medsos belum ada. Kita tidak dimanjakan oleh internet. Jika sekarang internet memberikan banyak kemudahan, maka bimbing, dampingi anak agar menggunakannya sebagai kemudahan dalam mencapai sukses.Â
Jika saat tidak difasilitasi intenet di masa muda saja kita bisa sukses saat ini, maka dengan kemudahan yang dimiliki anak seharusnya justru kesuksesan yang lebih besar dapat lebih mudah diraih. Bukan sebaliknya, justru melemahkan.Â
Kondisi ini, kini menjadi rancu antara benar-benar membutuhkan bantuan psikolog bahkan psikiater, atau sekedar memenuhi kurangnya perhatian orangtua.Â
Kesabaran, kebijaksanaan dan pengetahuan orangtua dibutuhkan. Belajarlah lebih dalam, kenali gejala gangguan mental yang sesungguhnya.Â