“Program Membaca tersebut membuat siswa yang kemampuan membacanya masih dieja atau bahkan belum mengenal huruf menjadi bisa membaca sekarang” tutur Linda Lestari
Ia juga menambahkan bahwa melalui program kampus mengajar, guru merasa terbantu khususnya dalam membantu mengajarkan membaca siswa kelas 1 yang kemampuan membacanya masih kurang, dikarenakan kondisi pandemi ini.
Selama pembelajaran, siswa merasa tidak bosan dalam belajar, melainkan merasa seperti belajar sambil bermain. Ketertarikan siswa dengan adanya flashcard terlihat ketika ada sebagian siswa yang bahkan meminjam flashcard tersebut untuk dipelajari dirumah. Dengan antusias siswa yang baik ini menjadi tambahan motivasi siswa untuk belajar membaca.
Namun dalam pelaksanaan setiap program tidak akan luput dari kekurangan, sama halnya seperti dalam program membaca permulaan ini
“Waktu program membaca ini berjalan di tengah pandemi, jadi waktu pertemuan dengan siswa pun kurang optimal dikarenakan terbatasnya waktu belajar atau waktu tatap muka dengan siswanya” tambah Linda Lestari
Ia mengatakan terbatasnya waktu tatap muka menjadikan kuantitas kegiatan yang kurang maksimal. Selain itu adanya libur Ramadhan dan penyesuaian jadwal mahasiswa dalam mengajar menjadi penyebab kekurangan dalam program ini.
Dari serangkaian program yang telah terlaksana dapat menjadi rekomendasi untuk program Kampus Mengajar selanjutnya khususnya mengajarkan membaca permulaan. Media dan cara menyampaikan materi dapat dimodifikasi disesuaikan dengan kebutuhan sekolah serta siswa. Harapannya, dalam program selanjutnya ada penambahan program yang lebih bervariasi dalam membantu adaptasi teknologi dan administrasi sekolah secara konsisten serta efesien sehingga Ketika selesainya program Kampus Mengajar maka program yang telah dirancang dapat tetap dilanjutkan oleh pihak sekolah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H