Mohon tunggu...
Resti Idzni Millah
Resti Idzni Millah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Flashcard Memudahkan dalam Belajar Membaca Permulaan

9 Oktober 2021   01:02 Diperbarui: 9 Oktober 2021   17:34 589
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mahasiswa UPI Kampus Mengajar membuat program kegiatan penggunaan media flashcard dalam mengajarkan membaca permulaan siswa kelas 1.

Melihat kondisi siswa kelas 1 di SDS Adya Pratama Karawang yang sebagian masih belum dapat mengenal huruf dan membaca, membuat salah satu mahasiswa kampus mengajar tergerak untuk memberikan bantuan mengajar dengan menggunakan media kartu-kartu bergambar tersebut.

“Buat kelas 1 pembelajarannya tatap muka neng, tapi dibagi kelompok jadi seminggu cuma 3x pertemuan tiap kelompoknya. Soalnya ngejar buat ngajarin baca di kelompok 4 sama 5 masih belum bisa baca lancar” ujar Linda Lestari Kepala Sekolah dan guru kelas 1 SDS Adya Pratama

Beliau mengatakan bahwa sistem belajar disesuaikan dengan kondisi siswa, dimana tidak semua siswa memiliki gawai atau perangkat komputer untuk melaksanakan pembelajaran secara daring, sehingga sebagian kelas melaksanakan secara daring, home visit, dan ada juga yang tatap muka di Sekolah. Tatap muka pun dilaksanakan dengan menerapkan protokol kesehatan dan pembatasan jumlah siswa, hanya siswa kelas 1, 4, dan 5 yang melakukan tatap muka.

Kegiatan penggunaan media flashcard tersebut sejalan dengan tujuan adanya program Kampus Mengajar yang dibuat untuk membantu sejumlah Sekolah Dasar yang membutuhkan bantuan di masa pandemi ini

“Program ini diperuntukkan bagi teman-teman mahasiswa seluruh Indonesia untuk berkolaborasi dan berkreasi selama 12 minggu untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah dasar terutama yang di daerah 3T (terluar, terdepan, dan tertinggal),” ucap Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim, melalui zoom webinar peluncuran kampus mengajar.

Nadiem mengatakan bahwa program tersebut menjadi wadah mahasiswa untuk mengasah kepemimpinan, kematangan emosional, dan kepekaan sosial dengan berkontribusi pada pendidikan Indonesia khususnya di masa pandemi ini.

Berbekal latar belakang jurusan PGPAUD, Resti sebagai mahasiswa UPI tersebut menerapkan pembelajaran belajar sambil bermain menggunakan media flashcard. Diawali dengan melihat kemampuan awal siswa, kemudian membuat kartu-kartu disesuaikan dengan kemampuan kesembilan siswa yang masuk kedalam kelompok kurang dalam membaca permulaan tersebut.  

Pada siswa yang belum dapat mengenal huruf, kartu yang digunakan adalah kartu huruf vokal bergambar hewan, setelah itu akan dilanjutkan kepada huruf konsonan, suku kata, dan kata. Pada siswa yang sudah dapat mengenal huruf, flashcard yang digunakan berupa kata, suku kata dan gambar.

Dalam mengajar, secara bergantian siswa menebak kartu yang ditunjukkan. Siswa akan dikoreksi secara langsung jika masih salah dalam membunyikan huruf yang ditunjuk, maka siswa akan mengulang bacaannya. Pengulangan tersebut dilakukan sampai dengan siswa mampu membaca huruf atau kata yang ditunjuk.

Program yang berlangsung selama 3 bulan dan dimulai pada tanggal 22 Maret sampai dengan 26 Juni 2021 ini mendapat respon positif dari pihak sekolah dan guru kelas

“Program Membaca tersebut membuat siswa yang kemampuan membacanya masih dieja atau bahkan belum mengenal huruf menjadi bisa membaca sekarang” tutur Linda Lestari

Ia juga menambahkan bahwa melalui program kampus mengajar, guru merasa terbantu khususnya dalam membantu mengajarkan membaca siswa kelas 1 yang kemampuan membacanya masih kurang, dikarenakan kondisi pandemi ini.

Selama pembelajaran, siswa merasa tidak bosan dalam belajar, melainkan merasa seperti belajar sambil bermain. Ketertarikan siswa dengan adanya flashcard terlihat ketika ada sebagian siswa yang bahkan meminjam flashcard tersebut untuk dipelajari dirumah. Dengan antusias siswa yang baik ini menjadi tambahan motivasi siswa untuk belajar membaca.

Namun dalam pelaksanaan setiap program tidak akan luput dari kekurangan, sama halnya seperti dalam program membaca permulaan ini

“Waktu program membaca ini berjalan di tengah pandemi, jadi waktu pertemuan dengan siswa pun kurang optimal dikarenakan terbatasnya waktu belajar atau waktu tatap muka dengan siswanya” tambah Linda Lestari

Ia mengatakan terbatasnya waktu tatap muka menjadikan kuantitas kegiatan yang kurang maksimal. Selain itu adanya libur Ramadhan dan penyesuaian jadwal mahasiswa dalam mengajar menjadi penyebab kekurangan dalam program ini.

Pemberian kenang-kenangan kepada sekolah
Pemberian kenang-kenangan kepada sekolah

Dari serangkaian program yang telah terlaksana dapat menjadi rekomendasi untuk program Kampus Mengajar selanjutnya khususnya mengajarkan membaca permulaan. Media dan cara menyampaikan materi dapat dimodifikasi disesuaikan dengan kebutuhan sekolah serta siswa. Harapannya, dalam program selanjutnya ada penambahan program yang lebih bervariasi dalam membantu adaptasi teknologi dan administrasi sekolah secara konsisten serta efesien sehingga Ketika selesainya program Kampus Mengajar maka program yang telah dirancang dapat tetap dilanjutkan oleh pihak sekolah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun