Mohon tunggu...
Res
Res Mohon Tunggu... Lainnya - Kuliah

Listening music and workout Nabi Muhammad my Fav Kpop last numb

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Gaya Hidup Konsumtif bagi Generasi Milenial dan Generasi Z

9 Juni 2022   19:43 Diperbarui: 9 Juni 2022   19:50 3480
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Generasi milenial dewasa ini yang kerap dikatakan sebagai generasi yang memiliki sisi kreativitas tinggi dan generasi yang berani mengambil tantangan yang beresiko. Hal tersebut terlihat dari karakteristik mereka yang kerap kali memiliki ide-ide dan inovatif yang cemerlang. 

Hal ini berbeda lagi dengan generasi selanjutnya yaitu generasi Z ,sebenarnya mereka sama-sama memiliki kesamaan akan tetapi generasi Z diilustrasikan cenderung lebih aktif dan melek dengan dunia pergaulan dan teknologi terutama gadget.

Generasi ini memiliki kelebihan serta kekurangannya masing-masing, akan tetapi generasi Z menurut beberapa pendapat dan survei lebih cenderung konsumtif daripada generasi milenial itu karena mereka selalu mengikuti gaya yang sedang trend di kalangan masyarakat dan ingin mencari perhatian dari orang sekitarnya. 

Generasi Zee ini menurut saya lebih cenderung ke modern dibandingkan dengan generasi milenial karena mereka sedari kecil sudah disuguhkan dengan mainan yang berupa gadget sedangkan di kalangan milenial mereka masih cenderung bermain seperti mainan tradisional untuk generasi Z mereka sedari kecil lebih bermain gadget dan orang tua lebih membiarkan anaknya untuk bermain gadget daripada bermain di luar bersama teman-temannya sehingga membuat anak-anak lebih dekat dengan gadget dan tidak mempedulikan lingkungannya.

Dari survei yang telah dilakukan generasi milenial dan generasi Z ini lebih melek tentang teknologi informasi yaitu melalui penggunaan gadget dengan sambungan internet mereka lebih mengerti bagaimana cara mengoperasikannya meskipun masih berusia muda bahkan mereka berani untuk mengotak-atik gajah tersebut sehingga mereka tahu apa saja fungsi-fungsi yang ada di dalam gadget tersebut bahkan orang tua sendiri saja kadang tidak tahu apa saja  fungsi dari gadget.

Karena pengetahuan mereka tentang dunia modern dan tentu saja mereka telah dipengaruhi oleh gaya dunia barat juga sehingga menimbulkan rasa ingin mengikuti tanpa menyaring terlebih dahulu apakah gaya yang ingin digunakan itu cocok dengan budaya yang ada di Indonesia.

Mereka cenderung ikut-ikutan dengan tren yang sedang berkembang di sekitar masyarakat dan perkembangan itu biasanya terjadi karena pengaruh dari dunia negara barat di mana kita boleh saja mengikuti budaya barat akan tetapi kita harus menyaring dulu apakah budaya tersebut dapat kita aplikasikan kepada negara Indonesia. 

Dengan adanya ingin mengikuti sebuah trend mereka menginginkan apa saja yang barang yang sedang viral saat itu sehingga mereka tidak ingin ketinggalan informasi tentang barang-barang dan gaya apa saja yang sedang trend. 

Hal tersebut mengakibatkan adanya gaya hidup konsumtif gimana mereka lebih mementingkan untuk membeli barang-barang yang sedang viral daripada memenuhi kebutuhannya untuk masa depannya jika ingin membeli barang yang sedang viral diperbolehkan akan tetapi jika itu terus-menerus akan menjadi kecenderungan bersifat boros.

Pada zaman sekarang untuk mengaplikasikan gadget tidak hanya untuk berkomunikasi ataupun mengirim pesan akan tetapi kita juga bisa menggunakannya untuk membeli suatu barang misalnya pakaian makanan minuman dan lain sebagainya menggunakan aplikasi aplikasi tertentu. 

Menurut pendapat dari beberapa ahli bahwa gaya hidup konsumtif merupakan suatu tindakan menggunakan suatu produk secara berlebihan menurut sumartono (dalam Saiful 2012) yang artinya seseorang yang ingin terus membeli sesuatu karena ingin mengikuti trend atau yang biasa disebut dengan ikut-ikutan, sehingga hal tersebut bisa dimaknai dengan berlebihan karena pembeliannya tanpa memikirkan kebutuhan hanya membeli karena barang tersebut sedang viral. 

Pada artikel ini tidak menyalahkan seseorang untuk mengikuti sebuah tren akan tetapi lebih baik kurangi pembelian yang bisa dikatakan membeli barang-barang viral hanya ingin ikut-ikutan sehingga berilah sesuai kebutuhan agar untuk seterusnya dapat dimanfaatkan dengan baik.

Nah kali ini ada beberapa dampak dari gaya hidup konsumtif yaitu:

1. Menjadi boros dan tidak bisa menabung

Menabung adalah hal yang penting dilakukan untuk berbagai keperluan mulai dari kita bisa membeli barang yang kita inginkan Atau melakukan sesuatu yang kita inginkan dengan uang tabungan sendiri bahkan tabungan tersebut bisa kita gunakan suatu saat hingga di hari tua. 

Chika kita sekarang ini sulit untuk membiasakan diri untuk menabung dan lebih sering untuk menggunakan uang tersebut berfoya-foya maka kita harus siap-siap untuk mengalami kesulitan saat menghadapi kondisi misalnya saat kita sulit keuangan untuk membeli suatu kebutuhan sehari-hari. 

Nabung bisa kita lakukan setiap hari sesuai berapa yang ingin kamu tabung misalnya dimulai dari per harinya 2000 atau sebagainya bisa juga satu minggu menabung sekali dengan nilai yang lebih besar itu akan berguna suatu saat jika kita membutuhkan uang secara mendesak.

2. Tidak bisa mengelola uang dengan baik

Adanya sikap gaya konsumtif ini membuat seseorang menjadi boros dan selalu menghambur-hamburkan uang untuk hal-hal yang tidak penting. Misalnya jika kamu berada di lingkungan dengan mereka yang memiliki kelebihan uang maka bisa jadi kamu terpengaruh gaya hidup tersebut sehingga mengingatkan kamu untuk mengikuti gaya-gaya mereka. 

Hal ikut-ikutan tersebut bisa menjebak kalian pada perilaku konsumtif yang akan merugikan diri sendiri misalnya pada lingkunganmu ada temanmu yang memiliki sepatu tas kendaraan dan sebagainya yang mewah dan kamu ingin juga membeli hal tersebut tapi bukan untuk kebutuhan melainkan untuk pamer dan sebagainya maka kamu terpaksa berhutang hingga kamu bisa mengikuti gaya-gaya temanmu tersebut tanpa kamu sadari hal itu malah merugikan dirimu sendiri.

Sebaiknya hal tersebut kamu hindari kamu bisa saja berteman dengan kalangan yang mereka terbiasa dengan barang-barang mewah akan tetapi jangan mudah tergoyah jika kamu memang memiliki pemasokan uang alangkah baiknya kamu berinvestasi atau bisa kamu kelola sendiri uang tersebut untuk masa depanmu.

3. Menjadi kebiasaan membeli produk dengan alasan sedang trend

Di masa sekarang cukup terlihat orang-orang di berbagai media sosial membeli suatu produk hanya karena mungkin terlihat mewah atau sering dipromosikan di media sosial dah hal tersebut menyebabkan rasa ingin membeli suatu barang tersebut dan memamerkan kepada orang-orang sekitar, bahwa kamu juga bisa membeli barang yang sedang viral tersebut. Dah perilaku tersebut harus diwaspadai karena berpotensi mempunyai perilaku konsumtif.

4.Membeli suatu produk hanya untuk menjaga citra diri 

Perilaku ini adalah salah satu indikator perilaku konsumtif yang sangat nyata karena transaksi pembelian suatu barang tersebut dilakukan hanya karena rasa gengsi di mana teman-teman sekitarnya memiliki barang itu atau lebih menjaga gengsinya. 

Sebagai contoh ada seseorang yang berada di sebuah status pertemanan yang cenderung bisa membeli barang mahal dan ada rasa ingin membeli barang yang telah dibeli rekan kelompoknya itu untuk menjaga Citra saja sekalipun barang tersebut tidak dibutuhkannya.

5. Membeli barang mahal hanya untuk  status tinggi 

Banyak orang di luar sana yang menganggap bahwa kekayaan merupakan simbol atau status seseorang yang bisa dianggap bahwa orang itu tinggi lalu juga tak sedikit berpendapat sering berbelanja atau membeli barang itu bisa disebut orang kaya.nah adanya kasus seperti ini membuat seseorang ingin membeli suatu barang mahal hanya ingin mendapatkan sebuah pujian dan untuk mempertahankan suatu simbol status.

Nah itu tadi adalah dampak dari kita apabila memiliki gaya hidup yang konsumtif, lalu bagaimana cara kita menghindarinya?ada beberapa cara bagaimana kita menghindari sikap gaya hidup konsumtif yaitu salah satunya melakukan investasi, membiasakan diri untuk menabung, tidak membeli barang hanya sebagai trend semata, mengelola keuangan dengan bijak, serta kita harus memiliki pemikiran terbuka apakah barang yang sedang viral tersebut sesuai dengan kebutuhan kita sehari-hari, jika tidak sesuai bukankah itu namanya pemborosan.

Oke itu tadi adalah artikel yang membahas tentang bagaimana gaya hidup yang konsumtif pada generasi milenial dan generasi Z akan lebih baik kita mengelola uang secara bijak untuk keperluan masa depan. Mohon maaf jika pada penulisan artikel ini ada kesalahan kata yang menyinggung dan yang tidak sesuai, sekian terima kasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun