Ketika Mencintaimu Aku Benar
By: Srikandi Indung Sarerea
Di mana rindu itu pernah kusebut berkali-kaliÂ
di bawah kaki Tuhan kala rukuk dan sujud
Di sepanjang mata mengingat tentang air langit dan lautÂ
rindu selalu memberi kalut dan lalu,Â
Menjadikan pijar untukku menagih langkah
: menujumu
Dari apa yang angin bisikkan
Acap kali kubaca debar di dadaÂ
Meskipun sebaik-baiknya kini adalah diam
Menunggu iman yang membaca hakkuÂ
Dan aku masih berharap jalanku benar
--- dan aku bersumpah dengan segala napas yangÂ
menjadikanku hidup.Â
Bahwa mencintaimu, aku benar! ---
Lembah Gunung, 13 September 2019
Bunga Duka
By: Ardhi Ridwansyah
Bunga-bunga yang mekar
Tak selamanya indah
Tak mesti jua mengakar di kepala
Dan terus menerus menjadi diksi
Dalam puisi romansa.
Adakalanya dia terinjak-injak
Terbuang di tepi jalan
Kelopaknya ringkih,
Tangkai yang merapuh
Tanda kehilangan hati
Yang sebelumnya bersemi
Kini menjadi amarah
Membakar manis memori.
Jakarta, 22 Desember 2022
Retakan Kaca
By: Hilwan Adas
Senyum menghias di muka air
Jemari lincah menyingkap tabir
Badan melenggok hulu hilir
Terlanjur kasih tanpa pikir
Dahulu kelopak dari duri
Dahulu bayang dari ragaÂ
Maksud hati
 di kasihi
Sangat nyata akan dusta
8 Desember 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H