Tak mesti jua mengakar di kepala
Dan terus menerus menjadi diksi
Dalam puisi romansa.
Adakalanya dia terinjak-injak
Terbuang di tepi jalan
Kelopaknya ringkih,
Tangkai yang merapuh
Tanda kehilangan hati
Yang sebelumnya bersemi
Kini menjadi amarah
Membakar manis memori.