Mohon tunggu...
Resi Angger
Resi Angger Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya memiliki hobi traveling dan mengamati sebuah permasalahan pada obyek wisata yang saya kunjungi maka dari itu saya memilih untuk mengambil study di Prodi Destinasi Wisata universitas Airlangga, ada harapan besar agar saya bisa berkontribusi besar didalam dunia pariwisata Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Dampak Lingkungan pada Ekowisata di Kampung Adat Cireundeu

21 Juli 2022   22:40 Diperbarui: 21 Juli 2022   22:57 668
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Pada dasarnya, Prinsip ekowisata merupakan berbagai prinsip yang mengatur untuk menyatukan konservasi lingkungan hidup, pengembangan masyarakat dan wisata yang berkelanjutan, berjalan seiringan (Fandeli, C. 2000). Kampung Adat Cirendeu dalam wisatanya telah menerapkan prinsip Ekowisata dengan sangat baik. 

Hal tersebut dapat dibuktikan dengan lingkungan alam dan budayanya yang masih terpelihara dengan baik. Meskipun demikian, terdapat beberapa tantangan yang perlu dihadapi kedepannya agar penerapan prinsip ekowisata dapat terus berjalan dengan baik. Adapun tantangan tersebut, diantaranya:

  • Menurunnya lingkungan fisik akibat aktivitas wisata sehingga kelestarian lingkungan sekitar perlu terus dipelihara dengan baik
  • Pengelolaan dan pengembangan masyarakat lokal agar semakin memberikan nilai manfaat yang besar bagi masyarakat sekitar
  • Mengembangkan nilai-nilai pelestarian lingkungan dan budaya lokal
  • Manajemen pengelolaan wisata yang perlu disesuaikan dengan perkembangan zaman
  • Meningkatkan inovasi wisata agar wisatawan dapat tertarik dan kembali berkunjung ke Kampung Adat Cirendeu

KESIMPULAN 

Saya selaku mahasiswa D4 Destinasi Pariwisata Universitas Airlangga dalam melakukan analisan ini menyimpulkan bahwa kegiatan atau aktivitas pariwisata pada perkembangannya telah menjadi industri pariwisata dan merupakan salah satu sektor yang dapat memberikan keuntungan secara ekonomi. 

Adanya paradigma demikian menyebabkan kecenderungan pengembangan pariwisata dilakukan dalam skala besar- besaran (massive) yang berdampak adanya degradasi lingkungan, baik fi sik biotis maupun lingkungan sosial budaya.

Pariwisata ternyata tidak selalu menimbulkan dampak positif seperti: penghasil devisa, membuka lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi; akan tetapi secara bersamaan juga menimbulkan berbagai dampak negatif seperti nilai-nilai sosial budaya maupun pencemaran lingkungan fisik dan biotis. 

Isu dampak negatif pariwisata ini mengakibatkan perubahan paradigma pembangunan pariwisata, dari model pariwisata massal (mass tourism) atau pariwisata konvensional ke model pariwisata alternatif (alternativetourism). 

Maka dari itu, diperlukan sebuah pengembangan pariwisata dengan berbasis lingkungan atau disebut juga ekowisata. Ekowisata dapat memberikan banyak manfaat, seperti sumber pendanaan bagi kawasan konservasi, perlindungan kawasan konservasi, alternatif sumber mata pencaharian masyarakat lokal, pilihan untuk mempromosikan konservasi dan dorongan upaya konservasi secara khusus.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun