"Lha kalau nabung karena ingin beli mobil bagi masyarakat kecil seperti saya ya ga nutup-nutup dong, kapan bisa belinya? Belum lagi kalau malah ketarik duluan untuk kebutuhan lain"Â
Ya kalau begitu tidak perlu punya mobil dulu, itu artinya menunjukkan jika kemampuan keuangan kita belum mampu untuk memiliki mobil. Kalaupun nekat ambil cicilan akan memberatkan diri sendiri.Â
Kalau sampai tak kuat cicilan, dijual mobilnya juga tak menutup karena harga barang sudah menyusut. Ditarik sama leasing pun uang balik yang diterima juga bakal jauh dari yang sudah dikeluarkan. Rugi ketemu rugi malahan.Â
Tetapi untuk barang yang nilainya terus meningkat sangat boleh kita mengambil cicilan. Contohnya kredit perumahan, karena semakin kita menabung dulu, harga rumah dan tanah juga semakin meningkat.
Lebih untung jika dimiliki dulu rumah dan tanahnya meski masih harus kredit. Itupun harus mengambil tipe rumah dan luas tanah yang lagi-lagi sesuai dengan kemampuan keuangan kita dalam memenuhi kewajiban cicilan.Â
Kesimpulannya, semua bergantung kepada kesadaran diri masing-masing. Jangan menjerumuskan diri kepada hal yang pada akhirnya kita tak mampu untuk bertanggung jawab.Â
Bisa jadi kita pada awalnya menikmati, memilik mobil, moge, atau smartphone flagship. Tetapi itu hanya sesaat dan jangka lebih panjangnya lagi pusing untuk melunasi cicilan. Tidak sejahtera hidup kita.Â
Beda cerita jika anda saat ini memiliki uang nganggur puluhan milyar. Boleh tuh ferarri 458 spesiale nya dibawa pulang, mumpung turun harga. Apalagi model ini sudah tidak diproduksi, jadi barang langka itu. Bisa jadi kalau dirawat dengan baik kelak harganya malah melambung tinggi, untung deh.
Salam damai.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H