Bayangkan andai saja mereka (kapal survey China) menemukan pusat sumber daya alam baru yang bahkan Indonesia sendiri belum sempat melakukan penelitian di wilayah itu. Bisa jadi dengan selanjutnya melakukan manuver dalam bentuk kerjasama ekonomi dan investasi, China bisa mengekploitasi sumber daya alam yang dimaksud.
Pengalaman pahit semacam ini tentu sangat jelas sudah dirasakan dengan adanya freeport. Dengan ijin tambang tembaga, tetapi berapa banyak bijih emas yang didapat sebagai hasil turunan dan "sampingan" dari sebuah tambang mineral tembaga.
Tentu saja apa yang penulis sampaikan atau asumsikan dalam tulisan diatas hanyalah sebuah kemungkinan. Kecuali untuk fakta bahwa kapal survey China memang mematikan AIS mereka.
Bakamla sebagai penjaga perairan pun juga tak punya bukti apa yang dilakukan kapal China itu ketika AIS mereka mati. Direktur Operasi Bakamla akhirnya memerintahkan KN Pulau Nipah untuk melakukan pengejaran dan berhasil melakukan kontak radio ketika kapal Survey China berada di Selat sunda.
Dari keterangan, kapal survey China mengaku sempat mengalami kerusakan pada sistem mereka (terkait AIS). Sayangnya, dengan cuaca tak bersahabat di selat sunda pada waktu kontak, personil KN Pulau Nipah tak bisa merapat ke kapal China untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut.
KN Pulau Nipah 321 hanya bisa membayangi (mengawal) kapal survey Xiang Yang Hong 03 hingga keluar dari Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia.
Kejadian seperti ini tentu perlu jadi perhatian pemerintah Indonesia, dan menjaga agar kejadian serupa tak terulang. Kerusakan alat pada kapal memang mungkin terjadi dimana saja, tetapi kesengajaan pun juga tetap menjadi kemungkinan.
Apalagi ketika berhadapan dengan kapal atau alutsista negara lain yang memiliki kemampuan mengumpulkan data (kapal survey, drone, kapal coast guard atau bahkan kapal perang). Â Padahal negara itu memiliki potensi sengketa wilayah dengan Indonesia seperti China.
Pada akhirnya, kedaulatan wilayah dan kedaulatan atas kepemilikan sumber daya harus dijaga semua pihak di Indonesia, termasuk oleh rakyat Indonesia.
Sehingga setiap wilayah dan semua kekayaan alam didalamnya yang Tuhan berikan bagi bangsa ini bisa benar-benar dirasakan dan dinikmati oleh bangsa Indonesia.
Salam damai.