Mohon tunggu...
Resi Aji Mada
Resi Aji Mada Mohon Tunggu... Lainnya - Tulisan pribadi

Pernah menjalani pendidikan bidang studi Administrasi Negara di perguruan tinggi negeri di kota Surakarta. Pemerhati isu-isu sosial, politik, dan pemerintahan.

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Indahnya Putus Cinta di Kala Berpacaran daripada Perceraian

12 Januari 2021   16:00 Diperbarui: 12 Januari 2021   16:03 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memangnya bagaimana kondisi hubungan yang sudah tidak sehat? Tidak ada poin pasti, masing-masing pribadi berbeda. Yang pasti ketika hubungan selalu membawa dampak tidak baik ke anda dan pasangan.

Bisa saja ketika komunikasi tak lagi berjalan baik, tetapi ada pasangan yang memang dalam berhubungan lebih jarang berkomunikasi dibanding pasangan pada umumnya. Sehingga jarang berkomunikasi bukan jadi masalah.

Bisa juga ketika pasangan sudah mulai menuntut hal-hal yang anda hampir tak bisa atau jelas tak bisa memenuhinya. Misalnya nih menuntut pernikahan di paris, padahal anda dan pasangan hanya karyawan biasa.

Tetapi layak dipikir-pikir lagi jika hanya karena pasangan tidak bisa tahu keinginan atau pikiran yang tak anda sampaikan, biasanya menyalahkan "dia tidak peka". Memangnya pacaran sama peramal.

Jauh lebih pasti, saran saya hubungan pasti harus diakhiri ketika pasangan anda tak lagi bisa "menjaga" anda. Seperti mulai mengajak bahkan memaksa berhubungan intim walau belum dalam ikatan pernikahan. Pada titik ini putus cinta yakinlah jadi hal yang indah.

Pasangan yang baik, yang sehat, yang bener-benar cinta akan menahan itu sampai pernikahan, menjaga kesucian anda. Sampai ketika hubungan intim menjadi hal yang suci dan kudus (atau halal) diikat oleh pernikahan.

Saya menghargai bagi yang tak setuju dengan ini, yang beranggapan seks hal yang wajar diluar pernikahan saat kedua pihak sama-sama menginginkan. Nilai yang dipegang setiap orang berbeda-beda dan harus saling menghargai tanpa harus merendahkan.

Sampai pada titik dimana hubungan tak lagi bisa anda jalani, pilihan putus cinta adalah pilihan yang tepat bahkan indah. Meski rasa sesak, rasa sakit tetap masih muncul, mengikhlaskan akan baik bagi anda dan pasangan. Dan bisa jadi pengalaman untuk menjalani hubungan selanjutnya.

Daripada memaksakan sampai ke ikatan pernikahan, kemudian meledak dalam kehidupan pernikahan. Karena secara manusiawi saat anda masih berpacaran, masing-masing masih memiliki rasa "takut" kehilangan. Tetapi begitu sudah diikat pernikahan, kedua sejoli merasa sudah saling memiliki sehingga sifat-sifat asli akan lebih keluar.

Jadi, tak perlu takut putus cinta sebelum menikah. Karena memang pacaran ditujukan untuk menemukan orang yang tepat untuk mendampingi kita disisa umur kita, menemukan tulang rusuk yang hilang.

Semua cerita cinta, cerita putus cinta menjadi pengalaman yang indah yang bisa ditertawakan berdua bersama pasangan pernikahan kita dan kepada anak cucu kita nanti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun