Mohon tunggu...
Resi Aji Mada
Resi Aji Mada Mohon Tunggu... Lainnya - Tulisan pribadi

Pernah menjalani pendidikan bidang studi Administrasi Negara di perguruan tinggi negeri di kota Surakarta. Pemerhati isu-isu sosial, politik, dan pemerintahan.

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Vaksin Covid-19: Tulang Punggung Politik Luar Negeri 2021

11 Januari 2021   12:00 Diperbarui: 11 Januari 2021   15:07 564
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Vaksin Covid-19 dari Sinovac, China saat Tiba di Indonesia, pada akhir Desember 2020. (Dok Sekretariat Presiden)

Munculnya varian virus corona jenis baru yang secara resmi dinamai Covid-19 di awal tahun 2020 menjadi sebuah titik perubahan masif tatanan di dunia. 

Bagaimana tidak, virus yang sampai detik ini tak pernah diketahui secara pasti dari mana berasal (karena banyak teori dan penelitian yang menghasilkan kesimpulan berbeda-beda) ternyata dapat dengan sangat cepat merebak ke seluruh penjuru dunia. 

Tak peduli negara maju maupun berkembang, negara yang dianggap agamis maupun liberal bahkan beraliran komunis tak bisa lepas dari serangan dan dampak dari virus Covid-19. Sehingga dalam waktu yang singkat serangan Covid-19 langsung dikategorikan sebagai pandemi dunia. 

Semua negara harus mengubah berbagai kebijakannya untuk menyesuaikan dan melawan pandemi ini, termasuk juga Indonesia. Semuanya berlomba-lomba untuk bisa mengatasi wabah secepat mungkin dengan caranya masing-masing. 

Dari yang menutup rapat pintu negara (dari kunjungan warga negara lain) sampai yang melakukan test massal untuk mencari orang-orang yang telah terjangkit. 

Dari semua usaha itu ada satu masalah yang juga harus dicarikan solusi. Belum ada satu obat pun yang benar-benar bisa menyembuhkan atau melawan Covid-19. Setiap pengobatan dan penanganan medis hanya mengandalkan kepada kemampuan kekebalan tubuh untuk melawan virus itu sendiri. 

Untuk membantu kerja antibodi, maka dibutuhkanlah yang namanya vaksin. Vaksin inilah yang nantinya diharapkan bisa bekerja sama dan membantu tubuh untuk membangun kekebalannya sendiri untuk menghadapi ataupun menolak virus Covid 19.

Mulailah setiap negara yang merasa memiliki sumber daya dan kemampuan untuk menciptakan vaksin berlomba-lomba menghasilkan vaksin yang paling efektif secepat mungkin. 

Berbagai perusahaan farmasi baik swasta maupun milik pemerintah disuntik dana dan kemudahan-kemudahan untuk dapat bekerja secepat mungkin menghasilkan vaksin. 

Lain negara yang merasa mampun memproduksi vaksin, lain pula negara yang kemampuannya terbatas. Negara dengan kemampuan terbatas yang setidaknya merasa belum mampu menghasilkan vaksin dalam waktu singkat, apalagi yang sama sekali tak mampu juga mulai melakukan pergerakan. 

Mereka (negara) yang tak mampu memproduksi vaksin mulai berlomba-lomba untuk membangun kerja sama dengan negara yang berpotensi memproduksi vaksin dalam waktu dekat untuk bisa mengamankan produksi vaksin untuk negara mereka (selain untuk kebutuhan dalam negeri negara produsen sendiri tentunya). 

Tak salah rasanya jika kemudian penulis menyebut vaksin covid-19 sebagai titik fokus hampir semua negara dalam melaksanakan dan merencanakan politik luar negeri mereka terutama di tahun 2021 ini. Apalagi 2021 ini para produsen vaksin rata-rata telah memasuki tahap produksi massal. 

Tahun 2021 ini mungkin vaksin menjadi salah satu mata uang yang paling berharga (selain bitcoin yang harganya juga terus melambung) bagi semua negara di dunia. Menyelesaikan vaksinasi massal secepat-cepatnya menjadi target negara-negara ini, tentunya dengan harapan pandemi segera berlalu. 

Boleh juga disebut jika vaksin menjadi alat tawar yang memiliki nilai cukup tinggi bagi kepentingan politik luar negeri sebuah negara, dan tentu saja negara yang berhasil memproduksi vaksin mendapat keuntungan itu. 

Setidaknya untuk tahun ini, bisa jadi kekuatan militer dan kekuatan ekonomi menjadi urutan kesekian di bawah vaksin dalam hal kekuatan nilai tawar sebuah negara. 

Meski dengan kebutuhan vaksin di dunia yang begitu mendesak, ternyata ada juga sejumlah negara yang tetap memegang prinsipnya karena latar belakang tertentu. 

Sebut saja contohnya Iran. Beberapa waktu yang lalu, pemerintah Iran menyatakan tak akan menggunakan produk vaksin dari Amerika. Tentunya ini dampak dari relasi kedua negara selama ini memang sedang tidak akur. 

Strategi yang diterapkan pemerintah Indonesia menurut penulis sedikit lebih pintar. Mengetahui industri farmasi dalam negeri dalam waktu dekat belum dapat memproduksi vaksin sendiri, pemerintah terlebih dahulu mengamankan pesanan vaksin dari produsen luar negeri.

Tetapi pesanan vaksin dibuat tidak hanya dari satu negara, ada beberapa produsen vaksin dari negara-negara berbeda yang dipesan oleh pemerintah Indonesia dalam rangka mengamankan vaksin untuk masyarakat. 

Bersyukur pada politik luar negeri bebas aktif yang selama ini dianut oleh Indonesia sehingga tak harus bergantung pada satu kelompok atau pihak tertentu.

Setidaknya dengan strategi ini, Indonesia lebih tidak mudah untuk dikontrol oleh negara produsen vaksin. Kalaupun (negara produsen vaksin) ingin ikut campur, setidaknya mereka harus saling bersaing dahulu untuk memperebutkan pengaruh kepada Indonesia.

Penulis jadi ingat hukum ekonomi, semakin banyak persaingan maka semakin sehat dan potensi monopoli dari pihak tertentu pun semakin kecil terjadi. 

Lagipula di dalam negeri penelitian dan pengembangan vaksin tetap berjalan. Sehingga ketika nantinya produksi vaksin dalam negeri sudah berjalan, ketergantungan vaksin luar beserta potensi pengaruh politik luar negeri yang menyertai dari negara bersangkutan bisa diputus atau dikurangi. 

Nyatanya vaksin covid-19 memang sedang dibutuhkan oleh umat manusia di hampir semua negara. Dari pemimpin negara sampai rakyat jelata sama-sama membutuhkannya sehingga tak heran jika nantinya vaksin juga menjadi alat politik untuk mendapatkan pengaruh ke negara lain. 

Tergantung bagaimana setiap negara baik sebagai produsen maupun konsumen membangun strategi untuk mendapat keuntungan dalam kondisi pandemi dunia ini. 

Bagi kita, saya, anda, dan seluruh warga negara di Indonesia. Pemerintah telah dan masih bekerja keras untuk menghadirkan vaksin bagi masyarakat dengan strategi yang tentunya juga telah dirancang sedemikian rupa. 

Semoga vaksin yang telah dihadirkan di masyarakat tidak sia-sia hanya karena penolakan-penolakan yang entah memiliki dasar atau tidak. Yang pasti penulis yakin pemerintah tak akan menyuntikkan sesuatu yang tak berguna apalagi berbahaya bagi masyarakatnya. 

Semoga juga vaksin yang telah dihadirkan segera melepaskan Indonesia dari pandemi yang melanda sehingga aktivitas masyarakat dan pembangunan bangsa dapat kembali berjalan secara efektif.

Salam damai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun