Mohon tunggu...
Resi Aji Mada
Resi Aji Mada Mohon Tunggu... Lainnya - Tulisan pribadi

Pernah menjalani pendidikan bidang studi Administrasi Negara di perguruan tinggi negeri di kota Surakarta. Pemerhati isu-isu sosial, politik, dan pemerintahan.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Anies Diejek Mega, HRS Diejek Kabid Humas Polda Metro Jaya

13 Desember 2020   16:00 Diperbarui: 13 Desember 2020   16:02 1470
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dari kiri ke kanan) Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Pimpinan FPI Muhammad Rizieq Shihab, dan Wasekjen MUI Tengku Zulkarnain pada pertemuan di kediaman Rizieq kawasan Petamburan, Jakarta Pusat, (10/11/2020) malam. (ANTARA/HO-Instagram Tengku Zulkarnain)

Belasan jam diperiksa dan dicecar dengan berbagai pertanyaan, pada akhirnya polisi memutuskan untuk melakukan penahanan setidaknya selama 20 hari kedepan. Tim kuasa hukum pun langsung bersiap-siap untuk menempuh jalur pra peradilan. Jalur yang kadangkala meloloskan terduga dan tersangka tindak pidana, termasuk juga korupsi. 

Kini masyarakat menunggu apakah pra peradilan akan menggugurkan status tersangka HRS atau akan berlanjut kepada proses pelanggaran yang telah disangkakan pihak penyidik. Keputusan pada akhirnya ada di tangan hakim. 

Melihat dinamika di masyarakat melalui komentar-komentar media sosial, penangkapan HRS dan penetapan status tersangka dianggap angin segar dan keberanian aparat dalam penegakan hukum.

Apabila HRS nantinya memenangkan pra peradilan, mungkin banyak pihak di masyarakat yang telah diresahkan akan merasa kecewa. Tetapi di negara hukum, keputusan hukum harus dihargai dan dihormati apapun hasilnya. 

Bagi Anies baswedan, diejek oleh lawan politik dan kelompok masyarakat yang memang sejak awal tak mendukung rasanya sudah jadi makanan sehari-hari. Tindakan dan keputusan yang kadangkala tidak sesuai dengan begitu berisi dan besar perkataannya sendiri mungkin jadi alasan kenapa hal itu terus terjadi. Tetapi kebesaran hati, kesabaran, dan ketenangan Anies rasa-rasanya bolehlah diapresiasi. 

Sedangkan bagi HRS dan pengikutnya, kritikan dan ejekan dianggap laiknya virus yang harus terus ditangkal dan dilawan. Keyakinan mereka bahwa segala tindakan dan keyakinan mereka akan satu hal adalah yang paling benar bisa jadi alasan mereka tak memiliki kebesaran hati dan kesabaran laiknya Anies. 

Bahkan ketika harus menyerang balik lawan, membuat cerita berbeda, ataupun menyinggung hal lain yang tak ada kaitannya, bahkan memakai jurus "pokoknya" tetap halal untuk dipakai asal bisa memenangkan argumentasi. 

Baik Anies maupun HRS memiliki masalahnya masing-masing. Tetapi cerita-cerita dan kejadian-kejadian yang melibatkan mereka bisa jadi panggung "hiburan" atas dunia politik di negeri ini. Yah meski tetap saja menjengkelkan. 

Mereka memperlihatkan bahwa Negeri ini adalah negeri yang besar dengan berbagai sudut pandang dan cara berpikir yang beragam. Seharusnya kekuatan ini bisa dimanfaatkan dengan baik untuk kemajuan bangsa, asalkan semua pihak mau bekerjasama dengan satu tujuan yang sama, menyingkirkan sejenak kepentingan-kepentingan pribadi dan golongan. 

Salam damai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun