Semua pemilihan pemimpin berujung dan bertujuan bagaimana menciptakan seorang pemimpin yang akan memimpin dan menghidupi rakyatnya. Tidak lagi melihat dari mana asalnya, siapa keluarganya, dan bagaimana dia terpilih. Selama masih sesuai konstitusi.
Penulis rasa cukup berat lawan Gibran kali ini yang berangkat secara independen untuk menang di pilkada kota Solo. Yang berarti pula kemungkinan besar Gibran menang dan apa yang dikatakan para pemerhati tentang istilah dinasti politik itu akan menjadi kenyataan.
Tinggal bagaimana Gibran akan menjawab mengenai dinasti politik itu menjadi hanya sebuah ungkapan belaka atau memang momok bagi sehatnya pemerintahan di Indonesia terutama kota Solo.
Yang pasti masyarakat kota Solo tetaplah jadi penentu siapa yang akan memimpin mereka selama setidaknya 5 tahun kedepan. Tak ada petahana yang berarti semua calon berpotensi memberikan perubahan. Tinggal apakah PDIP tetap mempertahankan tanduknya bersama-sama partai lain di belakangnya atau malah kelompok independen yang akan menunjukkan taring.
Pandemi tetap harus jadi perhatian serius dalam pelaksanaan pemilihan. Protokol kesehatan mesti dijalankan dengan konsisten. Urusan dinasti politik, tak seharusnya menjadi momok seolah-olah sudah pasti akan merusak. Semua itu tergantung komitmen dan integritas setiap calon serta pilihan warganya.
Salam damai.