Mohon tunggu...
Resi Aji Mada
Resi Aji Mada Mohon Tunggu... Lainnya - Tulisan pribadi

Pernah menjalani pendidikan bidang studi Administrasi Negara di perguruan tinggi negeri di kota Surakarta. Pemerhati isu-isu sosial, politik, dan pemerintahan.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Tebak-tebak Jenderal Gatot

12 November 2020   16:00 Diperbarui: 12 November 2020   16:07 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapa yang tak suka dengan penghargaan dan medali? Apalagi kalau setingkat nasional dan diberikan oleh negara. Tetapi ada kejadian ketika mantan panglima TNI jend. Gatot Nurmantyo tidak hadir dalam acara pemberian tanda jasa yang diberikan oleh presiden.

Sebenarnya tidak hanya Jend. Gatot yang tidak hadir dalam acara itu, masih ada penerima atau perwakilan penerima lain yang gagal hadir karena beberapa alasan seperti sakit dan sebagainya. Tetapi mungkin karena ketokohan Jend. Gatot yang sudah besar, ketidakhadiran Jend. Gatot menjadi perbincangan.

Banyak isu-isu dan pandangan-pandangan mengenai ketidakhadiran beliau bermunculan, dari mulai ada agenda lain bersamaan, hingga karena hubungannya dengan presiden Jokowi dan pendukung pemerintah lainnya yang renggang. Tetapi apa sih sebenarnya penyebab pak Gatot tidak hadir?

Secara singkat mengenai profil beliau yang penulis dapatkan dari berbagai sumber, Jenderal (purn) Gatot Nurmantyo lahir di tegal 13 Maret 1960. Lulus dari akademi militer tahun 1982, beliau memiliki banyak pengalaman dan jabatan militer dalam karirnya. Dimulai dari komandan pleton hingga menjadi panglima TNI pada tahun 2015 hingga 2017.

Jabatannya sebagai panglima TNI memang tidak terlalu panjang, tetapi kharisma beliau selama menjabat panglima TNI rupanya memunculkan entah disebut fans atau masa pendukung tersendiri. Terlihat ketika pada akhirnya beliau pensiun dan mendekati pilpres 2019, ada basis pendukung yang mendukungnya maju pilpres, walaupun pada akhirnya tidak maju.

Semasa pensiun, Jend. Gatot rupanya terjun di dunia politik, sempat melontarkan beberapa kritik kepada pemerintah. Hingga pada akhirnya bersama beberapa tokoh mendeklarasikan KAMI (koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia) yang cenderung mengkritik pemerintah atau malahan bisa dianggap memposisikan diri sebagai oposisi pemerintah.

Tidak heran jika ketidakhadirannya dalam acara pemberian tanda jasa dilihat sebagai kondisi politik renggangnya hubungan beliau dengan presiden. Walau begitu, Jend. Gatot menyurati presiden atas ketidakhadiran beliau.

Isi surat yang dimaksud menurut keterangan singkat pak Mahfud MD adalah Jend. Gatot menerima tetapi tidak hadir salah satunya karena kondisi covid-19. Lhah, ada ada aja pak jenderal satu ini.

Bukannya setahu penulis, Jend. Gatot lagi gencar-gencarnya safari politik membangun jejaring KAMI? Hadir di kumpulan-kumpulan massa? Sampai-sampai ditolak dan dibubarkan di beberapa tempat.
Masa iya beralasan covid-19 di acara yang diselenggarakan di istana negara yang bolehlah dianggap lebih "steril" dibanding diluar sana. Apalagi pastinya dengan protokol yang ketat. Jangan-jangan takut disuntik cek covid-19 sebelum memasuki ruang acara? Ya dong pasti dicek dulu dong ya.

Salah satu tokoh KAMI (penulis lupa namanya) dalam sebuah diskusi di stasiun TV sempat melontarkan sindiran satir dengan mengatakan pak Gatot tidak hadir daripada diusir lagi dan malah malu-maluin presiden. Ya kali diusir, kecuali pak Gatot menggunakan kesempatan untuk deklarasi KAMI cabang istana negara. Kan lagi seneng-senengnya bikin cabang.

Tokoh KAMI juga mengatakan bahwa pemberian tanda jasa ini mungkin juga ada maksud permintaan maaf presiden kepada Jend. Gatot (atas beberapa kejadian penolakan dan pembubaran). Masih aja insting marketing untuk meningkatkan popularitas KAMI muncul.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun