Lalu apa yang harus dibenahi? Apa yang harus dibenahi dari media sosial? Pendapat saya pribadi, tidak ada yang harus, dan mungkin tidak ada yang bisa dibenahi dari media sosial. Biarlah media sosial menjadi satu tempat dimana semua orang secara bebas mengemukakan pendapatnya, berbeda dengan forum-forum tatap muka dimana biasanya dibatasi oleh waktu, jumlah  orang yg bisa bersuara dll.Â
Yang mesti dibenahi adalah diri manusianya sendiri dalam norma dan etika bermedia sosial. Harus ada perubahan cara pandang bahwa tanpa ada yang melihat, tanpa ada yang mengawasi, tanpa ada yang mengatur, bukan berarti seenaknya dalam mengeluarkan kata-kata. Jangan sampai kita menyakiti, menghancurkan kepercayaan diri, bahkan menghancurkan tujuan hidup dari orang lain hanya karena bahasa dan ucapan yang kita keluarkan. Berpandanganlah bahwa kita mungkin tidak tahu siapa yang sedang kita serang, kita bully, tetapi bisa jadi mereka orang-orang yang sebenarnya paling kita sayang.Â
Pada akhirnya kebebasan berpendapat harus terus kita jaga, pertahankan. Tetapi kebebasan yang merusak harus dibuang jauh-jauh. Orang yang kita hadapi di media sosial juga sama-sama anak bangsa yang harus dijaga, kalaupun dari luar, bukankah mereka juga ciptaan Tuhan yang sama dan setara dengan diri kita sendiri, terlepas dari segala perbedaan yang ada. Didalam kepercayaan saya, ada namanya hukum tabur tuai. Apa yang kita tabur di lahan kita sendiri, itu pula yang akan kita tuai dan kita nikmati sendiri. Jangan sampai kebebasan diri kita hilang hanya karena kebebasan merusak yang diri kita lakukan sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H