Mohon tunggu...
RESI HERLINA
RESI HERLINA Mohon Tunggu... Mahasiswa - resiherlina

Janganlah bersedih karena Allah bersama kita

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Keterlambatan Berbicara (Speech Delay) pada Anak Usia 10 Tahun

16 Desember 2022   12:13 Diperbarui: 16 Desember 2022   12:38 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Resi Herlina

Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

resiherlina2001@gmail.com

Abstrak

Pada penelitian ini yaitu berawal dari keterlambatan bicara yang terjadi pada anak usia 10 tahun. Bahasa adalah alat komunikasi sosial yang berupa sistem simbol bunyi yang dihasilkan dari ucapan manusia. Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan sarana untuk berinteraksi dengan manusia lainnya di masyarakat. Untuk kepentingan interaksi sosial itu, maka dibutuhkan suatu wahana komunikasi yang disebut bahasa. Akan tetapi ketika berbicara tentang seorang ynag mengalami keterlambatan berbicara, perkembangan tentang keterlambatan berbicara ini sangat sensitif terhadap pekembangan di bidang lain, yaitu psikologi, emosional, dan keadaan disekitarnya. Tujuan adari penelitian ini adalah untuk mengungkap beberapa factor penyebab keterlambatan berbicara, kasus gangguan bahasa dan mengetahui penyebab keterlambatan berbicara yang dialami anak usia 10 tahun.

Kata Kunci: keterlambatan berbicara, anak usia 10, jenis kasus, penyebab, cara pencegahan.

 PENDAHULUAN

Berbahasa berarti berkomunikasi dengan menggunakan suatu bahasa. Bagaiamana kemampuan bahasa dapat dikuasai manusia, berkaitan erat dan sejalan dengan perkembangan manusia. Kemampuan bahasa itu meliputi keterampilan berbicara, menulis, membaca, dan menyimak. Keterampilan berbicara sebagai salah satu keterampilan berbahasa merupakan keterampilan produktif, sangat penting untuk dikuasai setiap manusia. Karena berbicara adalah proses komunikasi dengan lingkungan, menyampaikan pesan secara lisan kepada orang lain.

Dalam kajian psikolingusitik, yaitu cabang ilmu bahasa yang menyebutkan bahwa manusia yang normal fungsi otak dan alat berbicaranya, tentu dapat berbahasa dengan baik. Namun, mereka yang memiliki kelainan fungsi otak dan alat berbicaranya, tentu mempunyai kesulitan dalam berbahasa, baik yang produktif maupun reseptif. Jadi kemampuan bahsanya terganggu.

Dalam kehidupan sehari-hari, seorang anak memang diharuskan selalu berinteraksi dengan kedua orang tuanya di rumah, karena itu akan membuat si anak lebih dekat dan dapat bertutur kata atau berbicara depan publik dengan pemerolehan bahasa ynag didapatkannya dari orang tuanya. Pemerolehan bahasa pertama pada anak didapatkan dalam lingkungan keluarga ketika orang tua tersebut mengawasi sang anak bermain didalam rumah atau berkegiatan dalam rumah. Orang tua mengajarkan anaknya bagaimana cara berbicara atau menuturkan kata yang baiak dan benar ketika berinteraksi dengan satu sama lain.

Namun, sebaliknya jika seorang anak jarang berinterkasi atau berbicara kepada oaring tuanya, kemungkinan besar anak tersebut akan mengalami keterlambatan berbicara. Jika anak tersebut sedah mengalami keterlambatan berbicara pasti ia akan sulit berinteraksi dengan orang-orang yang ada disekitarnya dikarenakan anak itu hanya mendapatkan sedikit kosa kata dari orang tuanya sewaktu kecil.

PEMBAHASAN

Pada penelitian sebelumnya keterlambatan berbicara (Speech Delay) pada anak usia 10 tahun ini dikarenakan salah satu faktornya yaitu penyakit STEV yang pernah dialaminya ketika berusia 13 bulan, bukan penyebab karena faktor genetik namun gejala penyakit yang pernah diderita hingga anak ini seharusnya normal seperti anak-anak lainnya namun harus kembali lagi seperti anak bayi usia 2 bulan, ketika usia 13 bulan ia dirawat karena penyakit kejang sempat mengalami koma 4 hari tidak sadar. Sehingga menyebabkan anak ini mengalami keterlambatan berbicara prasekolah di usia 10 tahun ini.

Beberapa faktor penyebab keterlambatan berbicara pada anak sangatlah berbagai macam bentuknya dari gangguan yang disebabkan karena hal kecil sampai hal yang besar terjadi terhadap anak tersebut, yang menyebabkan beberapa faktor-faktor tertentu. Ada yang sembuh secara total atau ketika usia tertentu dan pula ada yang disebabkan karena sakit yang dideritanya. Beragam macam keterlambatan terjadi seperti sakit, angguan, mental, pendengaran, atau keterlambatan yang akan membaik dengan sendirinya.

Kemungkinan besar juga anak yang mengalami keterlambatan berbicara karena jarang berinteraksi dengan kedua orang tuanya, ditambah lagi dengan penyakit yang sedari kecil ia alami, jadi membuat anak ini mengalami keterlambatan berbicara dan susah berinteraksi dengan orang-orang yang ada disekitarnya. Si anak cenderung hanya mau berbicara dengan orang tertentu saja. Bagi anak-anak yang berada dilingkungan seperti perumahan yang kurang memadai, kemiskinan, kurang gizi, kurang rangsangan orang tua tunggal maupun anak yang ditelantarkan, semua itu dapat menimbulkan gangguan berbicara pada anak. Banyak orang tua yang tidak menyadari bahwa cara mereka berkomunikasi dengan anak yang juga turut berpengaruh membuat anak tidak mempunyai banyak berbendaharaan kata-kata kurang dipacu untuk berpikir logis, membuta analisis maupun simpulan dari kalimat-kalimat yang diucapkan dengan sangat sederhana. Berikan pujian pada anak ketika anak berbicara bener, jangan abaikan anak dan selalu berikan respon terhadap apa yang dikatakan anak, jangan memaksa anak untuk berbicara karena hal ini hanya kan membuat anak menjadi semakin tertekan, dan berkonsultasi kepada tenaga ahli seperti psikolog.

Anak yang mengalami keterlambatan dalam berbicara (Speech Delay), proses perkembangan bahwasnnya tidak sepenuhnya terganggu karena anak tersebut tidak gagap atau tidak seperti anak afasia, hanya ia memerlukan waktu yang agak lama untuk menangkap dan menyampaikan apa yang ada dalam pikirannya.

Cara yang harus dilakukan untuk mengatasi keterlambatan kemapuan bicara yang disebabkan pada anak adalah bacakan buku atau cerita bergambar sehingga anak dapat menunjuk atau memberi nama benda-benda yang ia kenal, gunakan bahasa yang sederhana ketika berbicara pada anak, mengoreksi ucapan yang salah pada anak. Bisa juga menggunakan metode bermain supaya anak tersebut hendak memperoleh kosa kata dan kalimat yang baik sehingga ia mampu berbicara dengan baik.

Cara pencegahan anak yang mengalami keterlambatan berbicara (Speech Delay), alangkah baiknya orang tua lebih memperhatikan dan sering-sering berinteraksi serta mengajak anak berbicara. Sehingga nantinya anak ini bisa bertutur dengan baik serta bisa menyesuaikan dari bahasa ibu yang diperoleh dari orangtuanya.

KESIMPULAN

Pada penelitian sebelumnya keterlambatan berbicara (Speech Delay) pada anak usia 10 tahun ini dikarenakan salah satu faktornya yaitu penyakit STEV yang pernah dialaminya ketika berusia 13 bulan, bukan penyebab karena faktor genetik namun gejala penyakit yang pernah diderita hingga anak ini seharusnya normal seperti anak-anak lainnya namun harus kembali lagi seperti anak bayi usia 2 bulan, ketika usia 13 bulan ia dirawat karena penyakit kejang sempat mengalami koma 4 hari tidak sadar. Sehingga menyebabkan anak ini mengalami keterlambatan berbicara prasekolah di usia 10 tahun ini.

Anak yang mengalami keterlambatan dalam berbicara (Speech Delay), proses perkembangan bahwasnnya tidak sepenuhnya terganggu karena anak tersebut tidak gagap atau tidak seperti anak afasia, hanya ia memerlukan waktu yang agak lama untuk menangkap dan menyampaikan apa yang ada dalam pikirannya. Cara yang harus dilakukan untuk mengatasi keterlambatan kemapuan bicara yang disebabkan pada anak adalah bacakan buku atau cerita bergambar sehingga anak dapat menunjuk atau memberi nama benda-benda yang ia kenal, gunakan bahasa yang sederhana ketika berbicara pada anak, mengoreksi ucapan yang salah pada anak. Bisa juga menggunakan metode bermain supaya anak tersebut hendak memperoleh kosa kata dan kalimat yang baik sehingga ia mampu berbicara dengan baik

REFERENSI

Parahita, A. D., Harras, K. A., & Nurhadi, J. (2022). Studi Kasus Bahasa Lisan Anak Terlambat Bicara: Kajian Psikolinguistik. Jurnal Pesona, 8, 88-97.

Sari, R. P., & Nuryani. (2020). Analisis Keterlambatan Berbicara (Specch Delay) Pada Anak Study Kasus Anak Usia 10 Tahun. Konfiks: Jurnal Bahasa, Sastra dan Pengajaran, 7, 9-15.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun