Mohon tunggu...
Resfan Fauzan
Resfan Fauzan Mohon Tunggu... Guru - Guru

Suka dengan kegiatan olahraga

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Blog Rangkuman Koneksi Antar Materi modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebijakan Sebagai Pemimpin

10 Agustus 2024   02:15 Diperbarui: 10 Agustus 2024   02:19 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wisuda Sekolah Menengah Kejuruan/Kanal Kalimantan

Rangkuman Kesimpulan Pembelajaran (Koneksi Antarmateri) Modul 3.1 Pengambilan Keutusan Berbasis Nilai-nilai Kebijakan Sebagai Seorang Pemimpin.

Ki Hadjar Dewantara (KHD) membedakan kata Pendidikan dan Pengajaran dalam memahami arti dan tujuan Pendidikan. Menurut KHD, pengajaran (onderwijs) adalah bagian dari Pendidikan. Pengajaran merupakan proses Pendidikan dalam memberi ilmu atau berfaedah untuk kecakapan hidup anak secara lahir dan batin. 

Sedangkan Pendidikan (opvoeding) memberi tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar ia mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai seorang manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Jadi menurut KHD (2009), “pendidikan dan pengajaran merupakan usaha persiapan dan persediaan untuk segala kepentingan hidup manusia, baik dalam hidup bermasyarakat maupun hidup berbudaya dalam arti yang seluas-luasnya”

Pendidikan adalah tempat persemaian benih-benih kebudayaan dalam masyarakat. KHD memiliki keyakinan bahwa untuk menciptakan manusia Indonesia yang beradab maka pendidikan menjadi salah satu kunci utama untuk mencapainya. Pendidikan dapat menjadi ruang berlatih dan bertumbuhnya nilai-nilai kemanusiaan yang dapat diteruskan atau diwariskan.

Filosofi Ki Hadjar Dewantara dengan Triloka yaitu Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madya Mangunkarsa, Tut Wuri handayani memiliki makna mendalam yang dapat kita jadikan landasan dalam setiap pengambilan keputusan, yaitu keputusan yang selalu berpihak kepada murid.

Nilai-nilai kebajikan yang tertanam dalam diri kita akan mewarnai setiap pengambilan keputusaan. tentu sangat berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan. Dalam pengambilan keputusan, kita mengenal ada tiga prinsip yang dapat kita ambil yakni Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking), Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking), dan Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking). Prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan tentunya berkaitan dengan kebajikan yang tertanam dalam diri dan mewarnai setiap pengambilan keputusaan karena itu sebagai pendidik, Karena itu sebagai pendidik kita seharusnya menanamkan nilai-nilai kebajikan

Tujuan dari pelaksanaan coaching adalah menggali potensi seorang guru supaya dapat menemukan solusi permasalahan dihadapinya secara mandiri. Melalui kegiatan coaching akan dihasilkan sebuah keputusan yang baik dan tepat yang tentunya berpihak pada murid. Dengan langkah coaching TIRTA, kita dapat mengidentifikasi masalah apa yang sebenarnya terjadi dan membuat pemecahan masalah secara sistematis. Konsep toaching TIRTA sangat ideal apaila dikombinasikan dengan sembilan langkah kense pengambilan dan pengujian keputusan sebagai evaluasi terhadap keputusan yang kita ambil.

Keterampilan pengelolaan sosial emosional bagi seorang guru adalah hal yang sangat penting dan akan sangat berpengaruh dalam pengambilan suatu keputusan Sebagai pemimpin pembelajaran seorang guru harus memiliki ketrampilan mengelola kompetensi sosial emosionalnya supaya dapat mengambil keputusan secara bijak. Seorang guru juga harus memiliki kesadaran diri yang baik dan penuh serta memiliki integritas dan tanggung jawab dalam memut salah terkait dilema etika sehingga tercipta ekosistem sekolah yang baik (wellbeing)

Sebagai seorang pendidik seringkali kita dihadapkan pada situasi permasalahan baik dilema etika maupun bujukan moral. Dengan nilai - nilai yang dianut seorang pendidik dapatlah menjadi pedoman untuk mengambil sebuah keputusan yang bijak melalui prinsip, paradigma, dan langkah dalam pengujian dan pengambilan keputusan sehingga membuat kita semakin menyadari perilaku yang benar dan perilaku yang salah, mana yang harus didahulukan, dihentikan maupun ditinggalkan keputusan yang diambil akan dipengaruhi oleh nilai-nilai yang dianutnya. Jika nilai- nial yang dianutnya nilai-nilai positif maka keputusan yang diambil akan tepat, benar dan dapat dipertanggung jawabkan

Lingkungan yang baik tidak tercipta serta merta, tetapi dibangun secara berkesinambungan dan konsisten dengan adanya kolaborasi yang baik antar warga sekolah. Salah satunya dalam pengambilan keputusan yang melibatkan dan memperhatikan kepentingan murid. Dengan pengambilan keputusan yang bijak, berlandaskan nilai-nilai kebajikan, keteladanan, bijaksana dan tidak melanggar norma dan tepat tentunya akan sangat berpengaruh pada ekosistem belajar yang baik. Sehingga murid-murid dapat belajar dengan baik dan dapat mengembangkan kompetensinya.

Untuk mewujudkan suatu perubahan tidaklah selalu berjalan mulus, adakalanya ada hambatan ataupun benturan kepentingan ada pro dan kontra. Budaya yang terbentuk (membudaya) sekian lama juga akan sangat berpengaruh pada pola pikir seseorang. Dilema etika pun sering terjadi, sehingga dibutuhkan kolaborasi, keterbukaan dan komunikasi vang baik untuk menyelesaikan masalah yang ada.

Pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil dengan pengajaran memerdekakan murid-murid kita adalah terciptanya merdeka belajar. Dengan merdeka belajar, murid bebas mencapai kesusksesan, kebahagiaan sesuai minat dan potensinya tanpa ada paksaan dan tekanan dari pihak manapun. Sebagai pemimpin pembelajaran, kita harus mengetahui kesiapan, minat dan profil belajar siswa supaya kita dapat memutuskan pembelajaran yang terbaik untuk murid Dengan hal tersebut maka kita dapat merancang dần mới h pembelajaran yang berpihak pada murid, menuntun mereka sesuai jamannya sehingga tercipta kemerdekaan murid dalam belajar.

Keputusan yang diambil seorang pemimpin pembelajaran tentunya akan terkait secara terus menerus dan berdampak pada masa depan muridnya. Oleh karena itu keputusan yang diambil seharusnya adalah keputusan yang tepat dan bijak, sehingga murid akan tumbuh menjadi pribadi yang percaya diri, bisa diandalkan, dan mampu menggali potensi dan kekuatan mereka.. Di masa depan mereka akan tumbuh menjadi pribadi-pribadi yang matang, penuh pertimbangan dan cermat dalam mengambil keputusan keputusan penting bagi kehidupan dan pekerjaannya.

Seorang pendidik dalam mengambil sebuah keputusan akan sangat berpengaruh terhadap murid-muridnya, sehingga kita harus dapat mengenali nilai dan dan peran kita sebagai pendidik dengan menerapkan filosofi KHD, mengenali dan memahami kebutuhan belajar murid serta mampu mengelola sosial emosional murid. 

Dalam pengambilan keputusan seorang guru harus memiliki kesadaran penuh (mindfullness) untuk menghantarkan muridnya menuju profil pelajar pancasila. Hal tersebut dapat kita lakukan dengan prinsip coaching, sehingga tercipta budaya positif disekolah dengan pembelajaran yang berpihak pada murid Dalam mewujudkan profil pelajar pancasila, ada banyak dilema etika dan bujukan moral sehingga diperlukan panduan sembilan langkah pengambilan dan pengujian keputusan.

Pemahaman saya tentang dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan tersebut saya gunakan untuk memetakan permasalahan yang saya hadapi terkait dilemma etika (benar vs benar) maupun bujukan moral (benar vs salah) kemudian menggunakan langkah pengujian untuk mengambil sebuah keputusan. 

Hal diluar dugaan yang terjadi adalah ketika menghadapi masalah dilema etika, adalah kita perlu memuncul apsi dari luar dengan opsi trilema, sehingga muncul. Sebuah penyelesaian yang kreatif dan tidak terpikir sebelumnya yang bisa saja muncul di tengah-tengah kebingungan menyelesaikan masalah tersebut, sehingga keputusan yang diambil bisa diterima semua pihak.

Pernah. Bedanya adalah: Sebelum mempelajari modul, saya tidak mengetahui tentang dilema etika ataupun bujukan moral, dalam penyelesaiannyapun saya hanya berdasarkan perasaan tidak menerapakan secara maksimal 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah-langkah dalam pengambilan keputusan yang tepat. Setelah mempelajari modul ini, saya mendapatkan pengetahuan baru, dan saya akan berusaha mennerapkan 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah-langkah dalam pengambilan keputusan.

Sebelum mempelajari modul ini saya cenderung menyelesaiakan masalah dengan uji intuisi, uji publikasi yang berprinsip pada berpikir berbasis peraturan (Rule-Based Thinking) dan berpikir berbasis hasil akhir (EndsBased Thinking) Tetapi setelah mempelajari modul ini saya mendapatkan pengetahuan dan wawasan baru, sehingga saya lebih siap dalam pengambilan keputusan. berusaha untuk lebih menggunakan Uji Panutan/Idolaberhubungan dengan prinsip berpikir berbasis rasa peduli (Care Based Thinking) dengan mengolah rasa empati saya dalam pengambilan keputusan.

Modul ini sangat penting, karena saya dapat belajar, menambah pengetahuan dan wawasan dalam mengambil keputusan sebagai pemimpin serta memahami bagaimana langkah dan pengujian yang tepat untuk mengambil sebuah keputusan yang tepat dan bijak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun