Mohon tunggu...
Resensi Buku Fiksi 9F
Resensi Buku Fiksi 9F Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - lomba menulis resensi fiksi

Hallo sobat semuanya, bosan di rumah nggak tahu mau ngapain? ayo daftarkan dirimu dalam Lomba MenulisResensi fFiksi

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Layakkah Novel Rasa untuk Dibaca?

16 April 2024   19:23 Diperbarui: 16 April 2024   19:29 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Layakkah Novel Rasa Untuk Dibaca?

judul dari buku yang saya resensi ini adalah Rasa. Pengarang dari novel ini adalah Tere Liye. Buku ini berhasil terbit pada tahun 2020. Penerbit dari buku ini adalah PT Sabak Grip Nusantara. Tebal halaman dari buku ini adalah 421 halaman.

Novel berjudul Rasa ini mengisahkan tentang perjalanan rasa yang erat terjadi di kehidupan manusia. Novel ini menceritakan kisah Linda (Lin) yang merupakan siswa SMA. Lin memiliki sahabat bernama Jo yang merupakan anak konglomerat. Di rumahnya, Lin tinggal bersama Bunda dan Adit, kakak Lin. Karena terbiasa tanpa kehadiran sosok ayah, Lin telah bekerja di studio foto milik Om Bagoes untuk membantu mencukupi kebutuhan sehari-hari. 

Dengan ketertarikan dan bakatnya di bidang fotografi, Lin kemudian naik pangkat dan selanjutnya bekerja di studio Kemang milik DT, fotografer terkenal.Di sekolah, Lin terkenal sebagai anak yang lincah, jahil, baik, dan pintar, meski terkadang sering ceroboh dan pelupa. Lin juga dapat berubah menyebalkan ketika berhadapan dengan orang yang dibencinya. 

Tak tanggung-tanggung, Lin pernah dengan sengaja mengedit foto kakak kelasnya sendiri sehingga menimbulkan gosip di lingkungan sekolahnya. Hal tersebut dilakukan Lin untuk membalaskan dendamnya kepada Nico yang tega mempermainkan perasaan temannya. Ia paling anti dengan orang yang hobi selingkuh, yang mana hal serupa juga dilakukan oleh ayahnya sendiri.

Meskipun sedikit ceroboh, ternyata Lin memiliki banyak teman di sekolahnya. Salah satu sahabatnya bernama Jo yang merupakan anak konglomerat. Selain itu, ada pula Putri yang merupakan teman SD Lin dan saat ini kembali menjadi teman SMA-nya. Tak disangka, ternyata Putri yang pendiam itu adalah saudara tiri Lin yang baru terungkap pada akhir cerita.

Meski Lin menjaga jarak untuk berinteraksi dengan laki-laki, pada suatu kesempatan ia bertemu dengan Nando. Nando adalah teman SMP Lin. Kini Nando telah banyak berubah hingga membuat Lin jatuh cinta dan berbunga-bunga. Lin merasa sangat senang ketika ada kesempatan yang kembali mempertemukannya dengan Nando. Di sisi lain, ternyata Jo diam-diam juga menyukai Nando.

Kisah antara Jo, Lin, dan Nando bagaikan bom waktu yang dapat meledak kapan saja. Puncaknya, Jo dan Lin bertengkar hebat hingga hubungan keduanya renggang. Tak berselang lama dari pertengkaran itu, Lin juga dipertemukan dengan ayahnya yang dulu meninggalkan keluarganya. Lin merasa syok dan memutuskan pergi dari rumah. Ia bertemu Agus yang kemudian mengantarnya bertemu Miss Lei, guru BK di sekolahnya, yang mengetahui rahasia antara Lin dan Putri. Setelah melalui gejolak penerimaan dan proses memaafkan, akhirnya Lin bersedia untuk berdamai dengan keadaan.

Dalam novel ini, Tere Liye bercerita dengan gaya yang tidak membosankan. Segala bentuk emosi: kebencian, jatuh cinta, serta perasaan ala remaja tertuang dengan indah. Novel ini juga mengajarkan kepada pembaca mengenai arti menerima dan memaafkan meski awalnya berat untuk dilakukan. 

Terkadang, sebuah permasalahan dapat menjadi rumit karena rasa dan persepsi yang digunakan dalam memandangnya. Namun, selain mengusahakan rasa untuk menerima, mengikhlaskan, dan memaafkan, tentu harus didasari dengan rasa kejujuran dan keterbukaan agar hal yang sedang dialami tidak berujung pada kesalahpahaman.

Bagi pembaca yang baru pertama kali membaca novel tersebut, sangat mungkin untuk merasa takjub dengan alur yang diciptakan penulis serta gaya penceritaan yang modern. Bahasa yang digunakan juga tidak terkesan kaku karena diselipkan bahasa-bahasa gaul. Terlebih, humor dan penekanan emosi yang diberikan sangat terasa sehingga pembaca seolah merasakan sendiri kejadian yang dialami.

Namun, selain kelebihan yang terdapat pada novel ini, kekurangan yang dapat dirasakan adalah terlalu banyak alur yang bercabang sehingga pembaca akan merasa kebingungan memahami beberapa jalinan peristiwa. Kejelasan nasib ayah Lin juga masih menggantung, sehingga tokoh ayah Lin seolah hilang tanpa ada titik terangnya.

Selain dari isi novel, hal menarik lain dalam novel ini terletak pada sampulnya. Ilustrasi sampul novel seolah menjadi representasi seluruh jalinan cerita pada novel. Terdapat beberapa benda-benda yang mencerminkan bahwa Lin adalah siswa SMA. Selain itu, terdapat coretan khas remaja pada gambar buku yang ada pada ilustrasi sampul. Hal tersebut menjadi salah satu perhatian karena mengandung unsur cinta monyet yang kerap terjadi di usia remaja.

Peresensi,

Nabila Fikra

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun