Jangan pernah menceritakan masalahmu ke rekan kerja. Baik itu masalah rumah tangga, masalah pekerjaan, atau masalah pribadimu dengan rekan kerja yang lain. Mengapa? Karena kita tidak tahu kapan rekan kerjamu akan berubah menjadi "musuh". Terdengar kejam memang, tapi begitulah dunia kerja. Tak jarang ada beberapa oknum yang rela melakukan apapun untuk mempercepat jenjang karirnya.
Menceritakan masalah pribadi di kantor sama sekali tidak akan membantu. Justru hal itu akan menjadi boomerang bagimu. Berhati-hatilah saat bercerita tentang kehidupan pribadi kepada rekan kerja. Ceritakan saja hal-hal ringan yang tidak terlalu beresiko jika tersebar.
Jangan sekali-kali akrab dengan rekan kerja yang hobi membicarakan keburukan orang lain. Ingat, sifat dan karaktermu tidak akan jauh beda seperti teman-teman dekatmu.Â
Saat kamu dekat dengan rekan kerja yang gemar bergosip dan membicarakan aib orang lain, kelak kamupun akan bersifat sama. Atau yang lebih parahnya, kamu juga bisa dijadikan bahan gossip selanjutnya.
So, mulailah selektif dalam memilih teman. Kamu tidak bisa mengontrol gossip apa yang akan menyeruak di kantormu. Tapi kamu bisa mengontrol agar dirimu tidak menjadi topik pembicaraan hangat selanjutnya.
Rencanamu
Jangan memberitahu rencanamu 3 atau 5 tahun ke depan. Apakah kamu akan tetap berkarir di perusahaan ini ataukah tidak. Setiap orang pasti punya cita-cita. Entah bercita-cita menduduki posisi strategis di perusahaan ataukah ingin meniti karir di tempat lain.Â
Sah-sah saja karena setiap orang mempunyai mimpi dan berhak mewujudkannya. Bahkan, seorang karyawanpun berhak bermimpi menjadi bos suatu saat nanti.
Yang sebaiknya dihindari adalah menjabarkan rencanamu 3 sampai 5 tahun ke depan secara detil ke rekan kerja. Kamu tidak tahu apa yang dia pikirkan dan yang akan direncanakan saat mengetahui rencana detilmu. Simpan saja rencana hebatmu itu baik-baik dan mulai fokus untuk mewujudkannya satu-persatu.
Itulah 3 hal penting yang sebaiknya tidak kamu umbar ke siapapun. Diusia kita yang semakin bertambah ini sudah seharusnya kita semakin bijak dalam bersosialisai. Kita berhak memilih dengan siapa kita berteman. Circle-mu menentukan karakter dan kualitas dirimu.
 Carilah teman yang memberikan dampak positif bagi hidupmu. Semakin berumur, kuantitas teman tak lebih hanya deretan angka. Yang terpenting adalah seberapa berkualitasnya teman yang kamu miliki. Lebih baik sedikit teman tapi sangat berkualitas daripada banyak teman tetapi penuh intrik dan drama.