Di masa itu kala saya aril (nama disamarkan nama asli saeful hidayat) menduduki bangku kelas XII di sekolah swasta di kawasan kabupaten tegal jawa tengah, saya berjalan tak tahu arah karena entah apa sejatinya yang akan aku cari di kala itu, dalam perjalanan panjangku sekitar 43.200 menit silam atau lebih tepatnya satu bulam yang lalu.Â
Di saat rasa galau harus mengakui takdir yang sudah tersirat tidak dapat lagi memutar waktu agar aku bisa berkarya dan mempunyai kenangan di detik-detik terakhirku itu seperti halnya teman-teman lain mempunyai kisah catatan akhir sekolah, namun apalah daya aku tidak terlalu beken (populer) meski hampir semua ekskul yang ada di sekolah itu aku ikuti..
Ya..dari pramuka, patroli keamanan siswa dll namun tetap saja tidak populer di sekolah hingga di sisa waktuku yang beberapa bulan itu aq tidak pantamg menyerah karena masih ada satu ekskul yang belum aku ikuti.
Dengan gagah langkah ini aku hentakan..dengan niat mencari kepopuleran di detik terakhir agar tercipta kisah seperti yang aku impikan meski aku tidak bisa apa-apa namun dengan mengucap basmalah aku mulai mantapkan langkahku untuk mengikuti ekskul seni musik yang ada di sekolah, dengan bangga tanpa rasa malu tidak mempunyai bakat aku mengajak teman yang aku jumpai di pelataran sekolah yaitu vikyh.
Vikyh adalah sosok anak yang pendiam dan cool serta cukup populer karena berwajah lumayan gagah meski masih jauh dengan  saya (gagah dia dari pada saya) begitu saya tawarkan maukah kamu bermain musik dengan saya?Â
Dengan wajah bingung antara tidak PEDE dan terkejut langsuh vikih meng'iyakan tawaran itu.. meski sejatinya dia tidak tahu menahu tentang alat musik, namun dengan bujuk rayu aril dan memasrahkan vikih untuk memegang alat Cajon (pengganti drum/drum akustik) karena dirasa vikih mempunyai kemampuan dasar bermain hadroh sama dengan menabub sebuah cajon, lalu berangkatlah mereka sepulang sekolah menanti ekskul itu di mulai dia berjalan dari arah kelas menuju ruang ekskul.
Di persimpangan jalan ketemu sahabatnya yang bernama rizki dan egi yang sedang menuju kantin lalu aril dan vikih menyapa serta tanpa basa basi dan rasa malu arilpun mengajak mereka untuk gabung dan membentuk sebuah band untuk catatan akhir sekolah, dengan wajah polos egi menanyakan "nyong sih nyekel apa ril?" (Dalam bahasa tegal yang artinya saya pegang apa ril?)Â
Lalu dengan wawasan yang begitu sangat rendah tentang musik aril pun langsung menjawab "kamu pegang gitar.." lalu si Rizki jg menanyakan hal yang sama seperti egi dan dengan raut wajah bingung namun tidak malu aril menjawab " kamu piano.." egi ikut menimpali pembicaraan dengan mengatakan "iya koen piano" lalu egi bertanya ke aril "koen sih nyekel apa" lalu aril menjawab "nyong gitar oh" lalu egi mempertegas menjawab nyong gitar koen gitar?gitar kabeh iya?Â
(Translate Saya gitar, dia gitar, gitar semua iya?) Lalu dengan wajah polos aril pun langsung yuh ngeband sekarang? Egi, rizki, vikih serentak terpukau dan bersama memperjelas "ngeband?" Vikih ikut berkomentar main juga belum bisa langsung ngeband..latihan dulu yuh latihan..mumpung ada ekskul seni..
Lalu di perjalanannya menuju tempat ekskul rizki bertanya "ril kalo kita pegang alat semua terus yang nyanyi siapa? Dengan wajah lugu tak bersalah aril pun menjawab " oh..iya yah.. lupa..yuh nyari vokalis dulu.." Dan di depan gerbang tengah nampak terdengar lirih suara orang bernyanyi..lalu aril menghentikan langkahnya seraya berkata " hup..hup..ada suara tu?"Â
Egi pun bertanya "suara ap ril?" Aril menjawab " itu tu dengar..ada suara orang menyanyi kayaknya bagus tuh ayo kita hampiri.." berbondong-bondonglah mereka bak siswa Smk yang mau tawuran menghampiri sosok suara tersebut, dan ditepuklah pundaknya dari belakang "woy" sapa aril., orang tersebut lalu menoleh kebelakang dan sedikit kaget dia menyapa "eh..kamu ril ada apa?" Lqlu aril pun menjawab " eh kamu ham.." (rupanya ilham teman pramukanya dulu).