Langkah besar itu dulunya dimulai dari langkah kecil. Langkah kecil bocah sekolah dasar disuruh belanja sendirian ke pasar tradisional. Langkah yang mengantarkan saya untuk berani berpergian jauh sendirian ke empat-tempat umum, kemudian daerah, kota, antar provinsi dan antar pulau. Untungnya, belum antar negeri.Â
Pergi ke tempat-tempat yang belum pernah didatangi dan bertemu dengan orang-orang yang tidak pernah ditemui sebelumnya. Jangan nanya perasaan karena rasanya sudah campur aduk.
Saya tinggal di kota yang menurut data statistik angka kriminalitasnya termasuk yang tertinggi, membuat banyak orang tua tidak mengizinkan anak-anak terutama anak perempuan mereka berpergian sendirian termasuk orang tua saya. Tapi, saya jadi terbiasa. Pernah beberapa kali mengalami aksi pencopetan hahaa...
(Mungkin lain kali saya tulis pengalaman tersebut).Â
Saya mendorong diri saya sendiri untuk mengalahkan rasa takut. Selama kita tidak berniat jahat, maka Tuhan pun akan memudahkan jalannya dengan dipertemukan pula dengan orang-orang baik. Kata-kata ini saya dengar dari seorang backpacker yang melanjutkan perjalanan sendirian setelah temannya terpaksa pulang lebih dulu.Â
Jangan banyak melamun walaupun galau melanda. Percayalah khayalan bertemu dan menabrak cowok idaman nan rupawan seperti dalam drama Korea atau sinetron India tidak banyak membantu dalam situasi begitu.Â
Sadarlah ya sayang, satu-satunya tempat bergantung adalah diri sendiri.Â
Alhamdulillah, saya pulang dengan selamat. Perjalanan jauh itu bagi saya menjadi yang pertama untuk melanjutkan perjalanan sendirian selanjutnya.
Ketika tindak kriminal terhadap perempuan di angkutan umum marak terjadi, sebuah liputan TV memberikan tips antisipasi. Salah satunya benda-benda yang dapat digunakan untuk melindungi diri seperti semprotan cairan lada dan bahan sejenis, alat setrum hingga barang-barang tajam lainnya seperti pisau lipat, cutter atau gunting.
Jika memungkinkan dan terdesak, bawalah alat yang membuat Anda nyaman dan mudah digunakan. Sebelum melakukan perjalanan, ada baiknya bersedekah. Begitu kata pak ustadz.
Tapi, jika perjalanan yang ingin kita lakukan adalah perjalanan senang-senang, lakukanlah persiapan yang benar-benar matang. Apalagi jika daerah yang kita tuju bukanlah kota besar dengan kemudahan akses transportasi dan komunikasi. Informasi bisa jadi berbanding terbalik dengan kenyataan sebenarnya.