Mohon tunggu...
Raina Widy
Raina Widy Mohon Tunggu... Guru -

Terbuka dengan perbedaan pendapat rainawidy@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Ibu dan Bapak Guru, Perhatikanlah Aspek Lain dalam Membuat Soal

10 Desember 2017   13:51 Diperbarui: 11 Desember 2017   03:19 7798
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Shutterstock

Sumber: Liputan6.com
Sumber: Liputan6.com
Soal yang diberikan Bu Fatma tersebut bagi kebanyakan guru dan siswa di Indonesia memang tidak lazim dikarenakan kita terbiasa dengan sistem menghafal bukan memahami teori apalagi menuliskan argumen.

Padahal tipe soal seperti itu tidak akan memberikan kesempatan pada siswa untuk menjawab dengan uraian yang sama persis dengan temannya yang lain. Mereka juga diarahkan untuk berpikir kritis, menganalisa, berpendapat, dan menuliskannya secara runut. Langkah-langkah ini sebenarnya adalah dasar-dasar membangun hipotesis, menulis karya ilmiah bahkan skripsi yang memang sangat diperlukan dalam membangun ketrampilan membaca dan menulis kita yang masih rendah.  

Namun, sebelum mengujikan soal seperti contoh di atas, harus diikuti pula dengan kecakapan penyampaian materi dan cara mengajar yang baik. Sudah seharusnya kita mengajari anak didik bukan hanya teorinya saja tapi menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, bermasyarakat dan bernegara. 

Kembali lagi pada pengalaman saya tadi. Pada sesi selanjutnya, soal dari mata pelajaran yang lain juga hampir sama saja polanya. Anak-anak ini tidak boleh protes dan jika protes atau mendapat nilai kecil, pasti dilabeli dengan kata malas atau kata-kata pesimis lainnya. 

Mereka meminta saya untuk membiarkan mereka mencontek atau membuka mesin pencari di gadget masing-masing. Saya tetap bergeming. Saya pikir kalaupun nilai mereka jelek, guru yang bersangkutan akan tetap menuliskan nilai mereka sesuai standar KKM bahkan lebih tinggi lagi. Tapi, nilai-nilai kejujuran perlu ditanamkan bahkan dalam keadaan pelik sekalipun. 

Pada akhirnya, saya yang malah mendapat teguran karena dianggap terlalu keras ketika mengawas. Pihak sekolah inginnya guru-guru pura-pura saja tidak melihat jika ada siswa yang melakukan kecurangan saat ujian berlangsung. Yah begitulah hidup.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun