Beratnya muatan kurikulum menjadi beban tidak hanya bagi guru terlebih lagi bagi anak didik. Hal ini pula bisa jadi salah satu faktor tingginya angka putus sekolah usia sekolah dasar.
Maka dari itu pemerintah daerah dapat menginstrusikan untuk:
a. Menyederhanaan Kurikulum
Langkah ini dapat disosialisasikan melalui pelatihan-pelatihan guru dengan mengambil pokok-pokok materi yang mesti dikuasai dalam setiap tingkatan kelas tanpa mengabaikan kemampuan anak didik. Pemerintah daerah juga dapat menginstruksikan untuk mengurangi pemberian pekerjaan rumah (PR).
Bagi anak-anak yang mengalami ketertinggalan dalam belajar, dapat diberikan pelajaran tambahan sebagai ganti dari sekolah dengan sistem full day. Guru-guru yang memberikan tambahan mengajar juga diberikan intensif.Â
b.Memasukkan Unsur-Unsur Budaya
Ketidakpedulian pada pelestarian adat, budaya daerah dan norma sosial bukanlah sepenuhnya kesalahan anak karena mereka sendiri adalah objek, yang hanya menerima pelajaran yang kurang bahkan tidak diajari untuk mencintai budaya bangsa sendiri.
Pihak yang berwenang dalam hal ini pemerintah daerah sudah semestinya mengarahkan dan mengambil inisiatif sehingga keluhan masyarakat bahwa anak-anak zaman ini tidak menghargai kebudayaan daerah dan nasional dapat diminimalisir.
Memasukkan unsur-unsur budaya ini misalnya dapat diaplikasikan melalui instruksi pemerintah daerah dalam penggunaan alat peraga untuk mengajar dengan penekanan penggunaan Bahasa Indonesia sebagai bahasa utama.Â
Penggunaan alat bantu dalam mengajar juga memudahkan guru menyampaikan pelajaran dan anak dalam menyerap ilmu, mengingat daya nalar anak-anak SD masih rendah dalam memahami hal-hal yang bersifat abstrak.
3.Posko Pengaduan