Mohon tunggu...
Re Pu San
Re Pu San Mohon Tunggu... Relawan - Motivator

Sangat Menikmati Tempat Wisata Anugerah Tuhan

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Rahasia Hidup Rukun dalam Keluarga

12 September 2021   10:56 Diperbarui: 21 September 2021   22:13 429
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Di dalam keluarga terdiri orang tua (ayah dan ibu) dan anak, inilah yang di sebuat keluarga inti. Jika membahas keluarga pasti mengharapkan keluarga hidup dalam kedamaian, ketentraman. Suatu pemikiran idealismenya seperti itu. Kemudian kalau tidak ideliasme maka yang terjadi yang yang sebaliknya seperti perpecahan keluarga (broken home). 

Ini masih terjadi dan terdengar di kalangan masyarakat baik itu orang yang sudah percaya kepada Allah ataupun yang belum. Bisa saja terjadi memiliki kartu identitsas tertera yang namanya "agama" tetapi secara kenyataan hidup tidak mencermin dengan yang dianutnya. Oleh sebab itu izinkan saya mengkaji menurut Surat Rasul Paulus Kepada Jemaat Efesus. 

Efesus 6:1-9 yang tertulis demikian:

1) Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan, karena haruslah demikian. 2)  Hormatilah ayahmu dan ibumu --- ini adalah suatu perintah yang penting, seperti yang nyata dari janji ini: 3)  supaya kamu berbahagia dan panjang umurmu di bumi. 4)  Dan kamu, bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan. 5)  Hai hamba-hamba, taatilah tuanmu yang di dunia dengan takut dan gentar, dan dengan tulus hati, sama seperti kamu taat kepada Kristus, 6)  jangan hanya di hadapan mereka saja untuk menyenangkan hati orang, tetapi sebagai hamba-hamba Kristus yang dengan segenap hati melakukan kehendak Allah, 7)  dan yang dengan rela menjalankan pelayanannya seperti orang-orang yang melayani Tuhan dan bukan manusia. 8)  Kamu tahu, bahwa setiap orang, baik hamba, maupun orang merdeka, kalau ia telah berbuat sesuatu yang baik, ia akan menerima balasannya dari Tuhan. 9) Dan kamu tuan-tuan, perbuatlah demikian juga terhadap mereka dan jauhkanlah ancaman. Ingatlah, bahwa Tuhan mereka dan Tuhan kamu ada di sorga dan Ia tidak memandang muka.

 Yang menjadi pertanyananya adalah siapa yang tidak suka hidup rukun?  Siapa yang tidak ingin hidup dalam kerukunan.  Tentunya tidak ada keluarga yang mau hidup dalam perselisihan, hidup dalam ketegangan, hidup dalam pertikaian atau tidak akur satu dengan yang lain.  Hal ini Paulus memberikan nasihat kepada kepada Jemaat Esfesus. 

Pokok permasalahanya di jemaat itu ada keluarga yang tidak rukun oleh sebab itu Rasul Paulus menasihati dan mengingatkan kembali Firman Allah yang disampaikan kepada Nabi Musa mengenai Sepuluh Perintah (10th Commandment)  di atas Gunung Sinai yang tercatat dalam Keluaran 20:12 yang berbunyi, "hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan Tuhan Allahmu, kepadamu".  Kemudian Rasul Palulus mengingatkan kembali bahwa Tuhan mereka dan Tuhan kamu ada di sorga dan Ia tidak memandang muka (Efesus 6:9).

Bagaimanakah Rahasia Hidup Rukun Dalam Keluarga? 

Cara Padang Allah Memandag (God's view).

Cara pada Allah (God's view) Allah memandang dengan cara yang berbeda bukan seperti padangan dunia (word View). Oleh sebab itu mari kita melihat cara pandang Tuhan kepada mansuia (termasuk keluarga didalamnya) Oleh karena engkau berharga di mata-Ku dan mulia, dan Aku ini mengasihi engkau, ... (Yesaya 43:4), 

Sebab itu janganlah kamu takut, karena kamu berharga dari pada banyak burung pipit (Mat 10:31), Bukankah manusia jauh lebih berharga dari pada domba? (Matius 12:12) 

Cara pandang seperti inilah yang mendasari keluarga bisa memperoleh hidup yang rukun dan tentram.   Tuhan yang Maha Pengasih dan Penyayang serta Maha Adil mempunyai cara padang terhadap semua manusia bahwa manusia itu sangat berharga, dikasihi, oleh sebab itu kita sebagai manusia juga meninggalkan cara padang yang salah terhadap sesamanya.  

Bagaimanakah Rahasia Hidup Rukun Dalam Keluarga? 

Orang Tua yang mempunyai cara padang seperti Allah. 

(Parents who have a God's perspective)

Keluarga yang mempunyai cara padang seperti cara Allah memandang (God's view) dalam kehidupannya mencerminkan dan mengaplikasikan/menerapkan kepada orang-orang yang ada disekitarnya. Mengasihi Tuhan sudah pasti juga mengasihi seisi rumahnya, termasuk istri dan anaknya. Termasuk setiap orang yang bekerja dalam rumah itu. 

Rasul Yohanes mencatat demikian jikalau seseorang berkata: "Aku mengasihi Allah dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsipa tidak mengasihi saudaranya yang kelihatan, tidak mungkin mengasihi Allah yang tidak dilihatnya" (1 Yohanes 4:20).  

Penekanannya sangat jelas, sehingga kepercayaan kepada Tuhan, maka itu juga yang akan diterapkan kepada sesamanya. Marilah sebagai orang tua yang ingin memiliki hidup rukun dalam keluarga maka mempunyai cara pandang yang sama dengan Allah, dengan cara mengasihi setiap orang disekitar keluarga dan lingkungan. 

Rasul Paulus menyampaikan kepada jemaat Kolose demikian "apapun yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk mansuia" (Kolose 3:23). Dengan landasan seperti ini, maka kedamaian dan kerukunan didalam keluarga bisa terwujud.   

Melakukan segala suatu untuk Tuhan yang berkuasa, sehingga mempunyai integritas yang tinggi karena Tuhan Maha Tahu, itu membuat dedikasi dan cara bekerja juga berbeda. Rasul Petrus menegaskan kapada orang-orang pada zamannya dengan "manusia batiniah yang tersembunyi dengan perhiasan yang tidak binasa yang berasal dari roh lemah lembut dan tentram di mata Allah (1Petrus 3:4).  Jika sudah memiliki cara pandang seperti cara Allah memandang maka bisa di terapkan kepada:

Orang Tua Menasehati Anak-anak. 

AYAH adalah orang tua yang mempunyai peranan penting dalam hubungan keluarga. Semua akan hidup aman tenteram jika ayah yang adalah orang tua yang saleh, hidup taat kepada Tuhan. Ayah mempunyai peranan penting atau sangat vital.

Jika seorang ayah percaya kepada Tuhan maka dengan sendirinya menjalankan roda kehidupan keluarga yang baik dan benar sesuai kaidah Firman Tuhan yang dipegang, sedang dipelajari dan diaplikasikan sebagai orang tua (ayah) peranan ayah sebagai orang yang bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan hidup, walaupun ada seorang ibu yang membantu mencari nafkah untuk mencukupi kebutuhan keluarga. 

Ayah mempunyai dedikasi yang baik dengan Tuhan, maka secara otomatis akan mengasihi semua orang seisi rumahnya. Orang tua sebagai panutan moral utama dalam keluarga. Orang tua menjadi pintu utama kebaikan dan keburukan. Semua hal yang terjadi di dalam keluarga akan dirasakan oleh seisi keluarga tersebut. Salah satu contoh jika ayah pemabuk, maka tidak bisa melakukan fungsi tugas sebagai kepala keluarga. Sangat berkaitan dengan keuangan yang ada dan kelangsungan hidup dalam keluarga.

Dalam hal ini saya membahas keluarga yang terdiri dari orang tua dan anak. Anak-anak adalah unsur dari keluarga. Secara umum keluarga inti memiliki anak (baik laki-laki dan perempuan). 

Untuk mewujudkan keluarga yang hidup rukun dalam keluarga maka sebagai orang tua mempunyai peranan yang sangat penting, karena orang tua yang lebih dahulu menerima nasihat dari Tuhan, melalui firman-Nya (Kitab Suci) oleh sebab itu mentransfer ilmu agama yang diperolehnya dengan cara membaca Firman Tuhan, melakukan perenungan, mencari kehendak Tuhan. 

Saat menyembah/berdoa kepada Tuhan. Sebagai orang tua mengasihi anak dengan hal-hal dasar seperti menemani anak pada saat situasi pandemi covid-19 yang mengharuskan anak harus mengikuti kegiatan sekolah dari rumah melalui aplikasi zoom. Membantu mengerjakan PR (pekerjaan rumah). Meluangkan waktu main bersama, bisa ke pantai untuk bermain pasir bersama, berenang. Itulah yang kami lakukan ketika kami memenadang keluarga lebih penting dari hal lain.              

Kesimpulan:
Orang tua, bisa melihat bahwa anak termasuk pembantu/ budak adalah berhaga. Cara pandang inilah yang di miliki Tuhan. Tuhan tidak pernah memandang muka, baik orang merdeka ataupun budak. Status ini yang diharapkan terjadi diantara keluarga sehingga tidak pernah membedakan status sosial.

Jika Tuhan tidak pernah memandang muka kepada siapapun, status apapun maka aplikasinya saling menghargai dan saling menghormati. Cara pandang yang berbeda menimbulkan hasil yang berbeda.

Mari sebagai orang tua menjadi teladan dalam kerohanian dan menjadi panutan dalam kehidupan dengan mendasari hidup melihat bagaimana cara Tuhan memandang terhadap manusia dan menjadi orang tua yang bisa mengaplikasikan cara Tuhan memandang.

Dan kamu, bapa-bapa janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan (Efesus 6:4)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun