Mohon tunggu...
Re Pu San
Re Pu San Mohon Tunggu... Relawan - Motivator

Sangat Menikmati Tempat Wisata Anugerah Tuhan

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Rahasia Hidup Rukun dalam Keluarga

12 September 2021   10:56 Diperbarui: 21 September 2021   22:13 429
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Rasul Yohanes mencatat demikian jikalau seseorang berkata: "Aku mengasihi Allah dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsipa tidak mengasihi saudaranya yang kelihatan, tidak mungkin mengasihi Allah yang tidak dilihatnya" (1 Yohanes 4:20).  

Penekanannya sangat jelas, sehingga kepercayaan kepada Tuhan, maka itu juga yang akan diterapkan kepada sesamanya. Marilah sebagai orang tua yang ingin memiliki hidup rukun dalam keluarga maka mempunyai cara pandang yang sama dengan Allah, dengan cara mengasihi setiap orang disekitar keluarga dan lingkungan. 

Rasul Paulus menyampaikan kepada jemaat Kolose demikian "apapun yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk mansuia" (Kolose 3:23). Dengan landasan seperti ini, maka kedamaian dan kerukunan didalam keluarga bisa terwujud.   

Melakukan segala suatu untuk Tuhan yang berkuasa, sehingga mempunyai integritas yang tinggi karena Tuhan Maha Tahu, itu membuat dedikasi dan cara bekerja juga berbeda. Rasul Petrus menegaskan kapada orang-orang pada zamannya dengan "manusia batiniah yang tersembunyi dengan perhiasan yang tidak binasa yang berasal dari roh lemah lembut dan tentram di mata Allah (1Petrus 3:4).  Jika sudah memiliki cara pandang seperti cara Allah memandang maka bisa di terapkan kepada:

Orang Tua Menasehati Anak-anak. 

AYAH adalah orang tua yang mempunyai peranan penting dalam hubungan keluarga. Semua akan hidup aman tenteram jika ayah yang adalah orang tua yang saleh, hidup taat kepada Tuhan. Ayah mempunyai peranan penting atau sangat vital.

Jika seorang ayah percaya kepada Tuhan maka dengan sendirinya menjalankan roda kehidupan keluarga yang baik dan benar sesuai kaidah Firman Tuhan yang dipegang, sedang dipelajari dan diaplikasikan sebagai orang tua (ayah) peranan ayah sebagai orang yang bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan hidup, walaupun ada seorang ibu yang membantu mencari nafkah untuk mencukupi kebutuhan keluarga. 

Ayah mempunyai dedikasi yang baik dengan Tuhan, maka secara otomatis akan mengasihi semua orang seisi rumahnya. Orang tua sebagai panutan moral utama dalam keluarga. Orang tua menjadi pintu utama kebaikan dan keburukan. Semua hal yang terjadi di dalam keluarga akan dirasakan oleh seisi keluarga tersebut. Salah satu contoh jika ayah pemabuk, maka tidak bisa melakukan fungsi tugas sebagai kepala keluarga. Sangat berkaitan dengan keuangan yang ada dan kelangsungan hidup dalam keluarga.

Dalam hal ini saya membahas keluarga yang terdiri dari orang tua dan anak. Anak-anak adalah unsur dari keluarga. Secara umum keluarga inti memiliki anak (baik laki-laki dan perempuan). 

Untuk mewujudkan keluarga yang hidup rukun dalam keluarga maka sebagai orang tua mempunyai peranan yang sangat penting, karena orang tua yang lebih dahulu menerima nasihat dari Tuhan, melalui firman-Nya (Kitab Suci) oleh sebab itu mentransfer ilmu agama yang diperolehnya dengan cara membaca Firman Tuhan, melakukan perenungan, mencari kehendak Tuhan. 

Saat menyembah/berdoa kepada Tuhan. Sebagai orang tua mengasihi anak dengan hal-hal dasar seperti menemani anak pada saat situasi pandemi covid-19 yang mengharuskan anak harus mengikuti kegiatan sekolah dari rumah melalui aplikasi zoom. Membantu mengerjakan PR (pekerjaan rumah). Meluangkan waktu main bersama, bisa ke pantai untuk bermain pasir bersama, berenang. Itulah yang kami lakukan ketika kami memenadang keluarga lebih penting dari hal lain.              

Kesimpulan:
Orang tua, bisa melihat bahwa anak termasuk pembantu/ budak adalah berhaga. Cara pandang inilah yang di miliki Tuhan. Tuhan tidak pernah memandang muka, baik orang merdeka ataupun budak. Status ini yang diharapkan terjadi diantara keluarga sehingga tidak pernah membedakan status sosial.

Jika Tuhan tidak pernah memandang muka kepada siapapun, status apapun maka aplikasinya saling menghargai dan saling menghormati. Cara pandang yang berbeda menimbulkan hasil yang berbeda.

Mari sebagai orang tua menjadi teladan dalam kerohanian dan menjadi panutan dalam kehidupan dengan mendasari hidup melihat bagaimana cara Tuhan memandang terhadap manusia dan menjadi orang tua yang bisa mengaplikasikan cara Tuhan memandang.

Dan kamu, bapa-bapa janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan (Efesus 6:4)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun