Mohon tunggu...
REPLIQA NEWS
REPLIQA NEWS Mohon Tunggu... Jurnalis - Hobby Menulis Berita

MENYAJIKAN BERITA DENGAN HATI TANPA MANIPULASI

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menciptakan Efek Visual Terbaik bagi Audiens

6 Agustus 2024   11:44 Diperbarui: 6 Agustus 2024   12:07 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 2 dan 3. Sumber: Pribadi Penulis

Aspek visual bukan hanya mengurusi penampilan di panggung, melainkan sejumlah hal lain yang dapat dilihat oleh mata. Aspek visual sendiri dapat dibagi menjadi dua sisi, yakni, sisi eksternal (visual eksternal) dan sisi internal (visual internal). Kedua sisi visual ini begitu penting diperhatikan pembicara karena visual mengikat ingatan seseorang dalam jangka waktu yang sangat lama. Begitu kesan pertama dari visual itu buruk, maka sampai kapanpun ingatan itu akan selalu terulang di pikiran audiens. 

Oleh sebab itu, tidak jarang beberapa pembicara yang hanya tampil satu kali di suatu tempat, sedangkan pembicara lainnya kerap kali diundang untuk mengisi acara di tempat yang sama.

Visual eksternal umumnya berupa penampilan fisik, busana saat tampil, dan sebagainya. Penampilan fisik dalam public speaking cenderung dilihat dari bentuk tubuh (kurus, gemuk, tinggi, atau pendek), sikap tubuh (tegap atau lemas), serta tata busana sang pembicara (formal atau non-formal). Mayoritas audiens lebih menyukai seorang pembicara yang menyampaikan materi dengan sikap tubuh yang tegap dan bersemangat.

Audiens beranggapan bahwa berbicara dengan sikap tubuh tegap jauh lebih bersemangat dan menambah gairah untuk mengikuti jalannya acara. Sementara itu, saat pembicara menyampaikan materi dengan sikap tubuh yang membungkuk dan lemas akan memberikan kesan negatif bahwa pembicara tidak serius saat membawakan materi. Tidak hanya itu, intonasi suara yang lemah serta kekuatan suara yang keluar dari mulut pembicara juga menjadi bahan penilaian negatif dari sisi visual bagi audiens.

Audiens menyukai visual positif yang ditangkap oleh mata mereka, seperti warna busana, bentuk dan tata panggung, hingga segala peralatan dan teknologi yang digunakan pembicara di panggung. Tata busana yang rapi, bersih, serta sesuai dengan konteks acara dapat langsung menciptakan kesan positif bagi audiens. Ingatlah, di balik setiap penampilan yang terawat, terdapat pesan tersirat yang mengkomunikasikan sebuah dedikasi dan perhatian terhadap detail, yang pada gilirannya, dapat menginspirasi kepercayaan dan keterbukaan dari orang-orang yang mendengarkannya.

Visual eksternal akan semakin sempurna saat pembicara juga memperhatikan visual internal, seperti gestur tubuh dan ekspresi wajah. Visual internal ini sangat berpengaruh pada penampilan sang pembicara. Sebutlah Anita. Dia adalah pembicara muda yang penuh talenta. Dia pun anak pengusaha dengan kekayaan yang luar biasa. Usai selesaikan pendidikan strata dua di Sydney, Australia, Anita memutuskan menggeluti profesi sebagai seorang pembicara publik.

Parasnya yang cantik ditambah dengan bentuk tubuh seperti Gitar Spanyol membuat Anita mendapatkan perhatian orang saat mengawali debut perdana di Kanal Youtube miliknya. Nama Anita semakin popular karena busana glamor yang dikenakan pada setiap konten Youtube-nya. Dalam waktu singkat, perempuan 23 tahun ini, menjadi primadona bagi jutaan pelanggan (subscriber).

Namun, anehnya, Anita jarang mendapatkan undangan untuk tampil secara langsung (offline). Setelah ditelusuri lebih dalam, rupanya perangai Anita cukup keras sebagai perempuan. Sikap sempurna pada diri Anita menjadi salah satu penghambat baginya untuk tampil di banyak acara offline. Pernah suatu Ketika, saat Anita diundang sebagai pembicara di suatu seminar, dia menunjukkan sikap meremehkan peserta dengan menjawab suatu pertanyaan dengan nada bicara yang ketus dan sembarangan. Ekspresi wajahnya juga terlihat menghina peserta dengan memberikan tatapan kosong.

Audiens dan panitia yang melihatnya hanya dapat menggeleng-geleng kepala tanpa mampu berbuat banyak selama acara. Usai acara, panitia yang mendapatkan sejumlah kritik negatif dari beberapa audiens, menjadi enggan untuk mengundang Anita sebagai pembicara pada kesempatan lainnya. Sejak saat itu, Anita hanya populer di media sosial tanpa memiliki kesempatan berbicara di dunia nyata.

Memang tidak mudah menyempurnakan visual pembicara di hadapan audiensnya karena aspek visual sangat erat kaitannya dengan persepsi orang. Jika dipelajari lebih lanjut, persepsi melibatkan sejumlah kemampuan yang saling terkait dan seringkali bergantung satu sama lain. 

Apalagi dikatakan bahwa pikiran orang tanpa batas dan tidak berujung. Sehingga untuk menetapkan batasan antara persepsi dengan yang lainnya menjadi sulit, karena tidak ada larangan juga bagi orang untuk menciptakan persepsi di dalam kepalanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun