Mohon tunggu...
Repita PurnamaSari
Repita PurnamaSari Mohon Tunggu... Mahasiswa - PGSD UAD 2021

Smile

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pendidikan Normal bagi Anak Penderita Mongolisme

3 Januari 2022   20:29 Diperbarui: 3 Januari 2022   20:49 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menasehati anak yang mengalami terbelakangan fisik harus menggunakan arahan dan cara pengajarannya perlahan-lahan agar anak mengerti apa yang orang tua arahkan. Hal ini,m menimbulkan peran yang sangat penting dalam anak supaya lebih terarah dan mengerti mana yang baik dilakukan dan mana yang tidak baik untuk dilakukan.

Mongolisme yang terjadi pada desa Taman Agung Kec Semendawai Suku III yang bersekolah di SDN 1 Taman Agung, perlu membutuhkan kestabilan pendiikan khusus dalam menghadapi anak donw syndrome. Terlebih lagi jika bersekolah di SD negeri bukan SD yang menyediakan kebutuhan khusus seperti Sekolah Luar Biasa. Maka dari itu, peran guru dan orang tua harus dia adu untuk mengembangkan pola pikir anak mongolisme. Dengan cara yang lebih baik untuk di lakukan pembimbingan anak akan memilki kehidupan lebih terarah sama hal nya dengan anak normal pada umumnya. Namun, yang membedakkannya hanya pada IQ yang kurang atau pengajaran yang mengalami keterlambatan saja.

Kesimpulan 

Keterbatasan anak penderita mongolisme sangat membutuhkan Pendidikan dan pengajaran yang lebih. Karena Pendidikan adalah peranan penting dalam kebutuhan manusia sendiri. Pendidikan mempunyai kekuatan dan pengaruh yang luar biasa untuk menyiapkan kehidupan manusia. Anak penyandang keterbatasan mental memiliki kebutuhan yang luar biasa pula seperti kebutuhsn fisik dan kebutuhan Pendidikan. Penyandang mongolisme yang seharusnya disekolahkan di sekolah luar biasa (SLB) ternyata bisa beradaptasi dengan lingkungan yang berisi anak normal. Namun, guru harus bisa memaklumi keterbatasan IQ tersebut. Anak mongolisme tidak seharusnya dilihat dari sisi kekurangan saja melainkan ada sisi kelebihan yang dimiliki oleh anak tersebut. Kelebihan tersebut bisa melebihi Batasan anak normal pada umumnya.

Disini peran orangtua dan guru harus selalu membiasakn diri untuk menjadi pembimbing atau pengajar yang penuh dengan kesabaran. Karena anak mongolisme perlu ketelatenan dalam bidang pengetahuan. Maka dari itu, tetaplah bersyukur atas apa yang sudah diberikan oleh Yang Maha Kuasa. Anak merupakan anugrah yang di titipkan ole Allah SWT. Yang harus di jaga.

 

DAFTAR PUSTAKA

Agus, Taufiq. Dkk.2011. Pendidikan Anak Di SD. Jakarta: universitas terbuka.

IG.A.K. Wardani,T.H. (2011,11). Pengantar Pendidikan luar biasa.

Direktorat Pendidikan Dasar. (1999). Data atau informasi keadaan sekolah luar biasa negeri dan swasta, sekolah Dasar Luar Biasa dan Sekolah Terpadu Tahun 1998. Jakarta Pendidikan Dasar, Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah.

Syam, T. A. R. (2018). Pemngembangan model pembelajaran sirkuit untuk mrmbantu pola gerak lokomtor, non lokomtor, dan manipulative anak donw syndrome, jendela olahraga,3(2).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun