Mohon tunggu...
Repita PurnamaSari
Repita PurnamaSari Mohon Tunggu... Mahasiswa - PGSD UAD 2021

Smile

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pendidikan Normal bagi Anak Penderita Mongolisme

3 Januari 2022   20:29 Diperbarui: 3 Januari 2022   20:49 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

1 in 10 children may be affected by mongolism. Various froms of ways are carried out in understanding the character of this Mongolian child. Special attention is needed to create such a child’s mindset.

Keyword : mongolism, education, educating, teaching.

PENDAHULUAN

Secara umum mongolisme adalah keterbelakangan mental dan fisik yang mempunyai ciri-ciri seperti bentuk muka yang sama, mata, badan relative pendek, hidung yang datar dan kepala mengecil. Banyak sekali anak-anak saat ini mengalami keluarbiasaan tersebut. Mongolisme sangat membutuhkan perhatian khusus dalam berbagai hal seperti cara berfikir, belajar, bahkan berbicara saja kurang mampu dan kurang lancar. 

Orang tua yang mempunyai anak keterbatas ciri seperti ini harus merawat dan mengajari dengan sabar. Keluarbiasaan yang dialami oleh seorang anak mongolisme adalah suatu anugerah titipan tuhan yang harus ditelateni. Keluarbiasaan dalam arti luas yaitu menggambarkan sesuatu yang luar biasa. Biasanya anak yang mempunyai keluarbiasaan seperti mongolisme ini hanya di pandang sebelah mata oleh anak normal.

Pendidikan anak mongolisme yang mempunyai IQ kurang dari rata-rata seharusnya berada dalam Sekolah Luar Biasa (SLB). Didalam sekolah negeri maupun swasta yang di jamah oleh anak normal yang mempunyai IQ normal kurang seimbang dalam pembelajaran. Karena disekolah SLB anak mongolisme dapat melakukan pembelajaran yang berbeda dari anak yang lainnya. Karena pada dasarnya Kelaina ini sangat sering terjadi kurang lebih 1 dari 1000 bayi mengalami kelainan kromosom ini. 

Anak dengan mengalami dwon syndrome ini sebenarnya masi bisa mengikuti kegiatan belajar mengajar mengikuti kurikulum yang ada seperti berolahraga dan yang lainnya. 

Namun, anak yang mengalami mongolisme membutuhkan pengembangan yang lebih dari anak biasa pada umumnya.Istilah anak luar biasa (ALB) digunakan secara umum untuk menyebut penyakit anak keterbelakangan mental seperti cacat terutama seperti mongolisme. Anak yang menagalami mongolisme dapat terjadi baik pria maupun wanita tidak memperhstiakn gender.

Pembahasan 

Mongolisme saat ini banyak dijumpai di berbagai negara maupun daerah terutama didesa Taman Agung. Ada seorang anak yang mengalami keterbatasan fisik atau yang sering disebut mongolisme. Anak tersebut lahir dari keluarga yang mempunyai ekonomi kurang mampu sehingga ingin menyekolahkan anaknya ke sekolah luar biasa takut akan biaya yang mahal. 

Dari ini anak tersebut akhirnya disekolah di SD negeri yang isinya adalah anak-anak normal pada umunya. Keterbatasan IQ yang dialami oleh seorang anak ini membutuhkan pembelajaran dan Pendidikan yang lebih. Terlebih lagi faktanya orang tua anak kurang memperhatkan prkembangan anaknya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun