Mohon tunggu...
Repinarsi Repinarsi
Repinarsi Repinarsi Mohon Tunggu... Guru - Guru

Penulis adalah seorang Guru yang bertugas di UPTD SMP Negeri 1 Pudingbesar dan mendapat amanah sebagai Wakil Kepala Sekolah BIdang Kurikulum serta Ketua MGMP IPA Kabupaten Bangka. Ibu rumah tangga yang hobi membaca, memasak, dan menulis juga terlibat aktif sebagai pengurus PGRI Kecamatan Pudingbesar dan Ketua Pokja I PKK Kecamatan PUdingbesar.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengambil Keputusan untuk Membangun Masa Depan

24 Oktober 2022   23:32 Diperbarui: 24 Oktober 2022   23:42 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tantangan dari luar bisa saja muncul dari paradigma yang berbeda antara satu dan lainnya.  Oleh karena itu seperti disampaikan sebelumnya paradigma pendidikan perlu diluruskan dan visi sekolahpun harus dipahami oleh seluruh warga sekolah.  Jika semua warga telah meyakini nilai-nilai kebajikan universal yang disepakati bersama, proses pengambilan keputusan diharapkan akan lebih mudah tercapai dengan baik. 

Pengambilan keputusan oleh guru selaku pemimpin pembelajaran akan berpengaruh besar dalam pengajarannya di kelas.  Bagaimana pengaruhnya?  Kelas adalah lingkungan belajar yang terdiri dari beragam murid dengan kodrat lahir dan batin.  

Pada saat memutuskan untuk menggunakan model pembelajaran, strategi, media, konten, dan penilaian yang akan dilakukan akan sangat menentukan masa depan murid-murid di kelas.  Kebutuhan belajar murid yang berbeda harus dipenuhi secara individual dengan cermat dan ini membutuhkan sebuah pengambilan keputusan yang bertanggung jawab.  

Pendidikan adalah proses menuntun, seperti yang dikatakan oleh Ki Hajar Dewantara, murid ibarat sebuah tanaman, maka guru selaku petani harus memahami jenis tanaman yang ditumbuhkannya, berapa kebutuhan pupuknya, sebanyak apa air yang harus disiram, dan tanah seperti apa yang cocok, karena perlakuan yang tidak tepat akan menyebabkan tanaman tumbuh kurang optimal atau bahkan tidak bertumbuh.  

Demikian halnya dengan pendidikan bagi murid, jika pengambilan keputusan pengajaran oleh seorang pemimpin pembelajaran kurang tepat maka tujuan keselamatan dan kebahagiaan bagi murid sulit untuk tercapai. 

Kesimpulan akhir saya terhadap modul ini adalah bahwa untuk membuat keputusan yang sesuai dengan nilai-nilai kebajikan, bertanggung jawab, dan berpihak pada murid, seorang pemimpin pembelajaran harus memahami filosofi pendidikan itu sendiri, meyakini nilai dan peran dirinya, memiliki visi masa depan tentang murid-muridnya, meyakini nilai-nilai kebajikan universal bersama, memiliki kompetensi sosial emosional yang baik, dan memberdayakan warga sekolah.  

Pengambilan keputusan harus mampu melihat 4 paradigma yang ada dalam suatu permasalahan yaitu individu lawan kelompok, keadilan lawan rasa kasihan, kebenaran lawan kesetiaan, dan jangka pendek lawan jangka panjang.  

Prinsip-prinsip pengambilan keputusan perlu dipahami sehingga bisa menilai kelebihan dan kekurangan sebauh keputusan baik pada prinsip ends-based thinking, rule-based thinking, atau care-based thinking.  Seiring dengan perjalanan waktu seorang pemimpin akan terampil dengan sendirinya melakukan 9 langkah pengambilan keputusan.  

Mendidik adalah seni menuntun budi pekerti maka semakin sering diasah akan semakin professional. Hal yang paling menarik menurut saya adalah apa yang disampaikan oleh Bapak Aditya Dharma di ruang elaborasi tentang cerita setelah keputusan dibuat.  

Beliau mengemukakan bahwa sebuah keputusan akan selalu menuai pro dan kontra, karena kita tidak bisa menyenangkan semua orang maka kita harus siap dan konsisten terhadap keputusan yang telah kita buat, artinya seorang pemimpin harus bisa menunjukkan sikap yang tegas setelah kajian mendalam terhadap suatu masalah  telah dilakukan sebelum keputusan dibuat.

Sebelum mempelajari modul ini tentu saya pernah menghadapi kasus dilema etika dan harus membuat keputusan.  Hanya saja saat itu keputusan yang saya ambil lebih banyak mempertimbangkan kepentingan kelompok daripada individu dan tidak melalui uji apapun.  Hal ini sangat berbeda dengan apa yang saya pelajari di modul ini.  Konsep pengambilan keputusan di modul ini benar-benar mengubah paradigma saya.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun