Pahami dulu apa yang menjadi tujuan hidup anda!. Planning merupakan titik awal untuk memulai segala sesuatu. Nah, sebelum masuk dalam tahap ini kita perlu merenungi, memahami, dan menggali makna keberadaan kita bagi kehidupan (cie, bahasa para dewa...memaknai, memahami, dan mengali makna, hehe). Apabila kita telah memiliki 'keyakinan' dalam hidup, sehingga kita bisa memutuskan 'apa yang menurut kita penting untuk dijalani didalam hidup'.
Contoh: ada orang yang sangat termotivasi untuk belajar. Ia berfikir dan meyakini apabila perannya di dalam kehidupan adalah menjadi mediator untuk transfer ilmu pengetahuan dan pengalaman kepada orang lain yang tidak tahu/ belum mengalami pengalaman yang dialami olehnya.
Passionnya untuk belajar menggiring pribadi seperti itu membuat sebuah perencanaan keuangan yang mendukung passionnya tersebut. Pada situasi dan kondisi seperti ini, expense for an experience menjadi pilihan yang baik baik bagi pribadi orang dengan kondisi tersebut.
Contoh lain: apabila seseorang memiliki motivasi untuk investasi. Orang tersebut kemudian membangun sebuah usaha, dengan semangat untuk membantu orang lain dengan menyediakan lapangan kerja, atau mempekerjakan orang lain...mungkin saving/ investasi dengan melakukan 'cut' terhadap 'expense for an experience' menjadi lebih tepat untuk diimplementasikan pada perencanaan keuangannya.
Contoh yang diutarakan merupakan contoh kondisi umum (orang kebanyakan...), dimana sumberdaya yang dimiliki terbatas (triismiyati.blogspot.com, 2013 ) sehingga harus menentukan prioritas dan membuat pilihan. Â Â
Susun rencana dengan cermat dan cerdas!. Ehm...ehm, jika anda merupakan seseorang dengan kondisi 'prefer expense for experience' tetap buat perencanaan ekonomis untuk perjalanan mencari pengalaman yang akan anda lakukan. Ada banyak tips dan trik yang bisa membantu, misalnya: mencari informasi lewat google.
Hal tersebut menjadi panduan/ guide agar anda lebih banyak mendapatkan pengetahuan/pengalaman dari lebih banyak perjalanan dengan sumberdaya sendiri yang terbatas (www.akseleran.com, 2018). Apabila anda personal dengan kondisi 'prefer to save' anda harus dengan jelas menentukan target investasi yang seperti apa yang benar-benar ingin direalisasikan.
Misal: membuat rumah kontrakan. Anda harus mengatur expense anda untuk passion tersebut, antara lain: dengan menyisihkan 1/3 s.d 1/2 Â dari penghasilan untuk ditabung/investasi dengan memangkas semua pengeluaran yang dipandang dari sudut pandang anda 'useless'.
Contoh: biaya jalan-jalan keluar negeri, biaya makan-makan di luar, biaya hang out bareng teman-teman, dsb. Alokasi dana tersebut dialihkan untuk mengkredit tanah, membayar arsitek, membeli bahan bangunan, menyewa design interior, dsb. Â Â Â
Cintai pilihan anda dan apa yang anda lakukan!. Ini dia alasan terakhir dan tidak bisa diganggu gugat. Orang yang cinta itu, orang yang gila. Ia akan melakukan apapun untuk hal yang ia cintai tanpa melihat sisi kurang atau mengabaikan peluang 'tidak mungkin' yang ada. Di matanya, apa yang ia cintai merupakan lentera yang membawanya kepada apa yang membuatnya bahagia. Love is love...nobody can stop it, if it works.Â
Kalimat terakhir...