Mohon tunggu...
Repa Kustipia
Repa Kustipia Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Gastronomist (Gastronome)

Membahas Gastronomi di @gastrotourism_academy Berhenti Menjadi Ahli Gizi (Nutritionist Registered) di tahun 2021. Bertransformasi Menjadi Antropolog Pangan dan Mengisi Materi Antropologi Pangan di Youtube : Center for Study Indonesian Food Anthropology Selengkapnya kunjungi tautan : https://linktr.ee/repakustipia

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Pemimpin Hipokrit Hijau dan Biopolitik Nexus (Air, Energi dan Pangan)

11 Januari 2025   15:38 Diperbarui: 11 Januari 2025   15:42 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dilatarbelakangi sejak lama, era hipokrisi ekologi ini selalu berhubungan dengan sejarah eksploitasi Sumber Daya Alam (SDA) dari waktu ke waktu bukan menurun namun semakin meningkat dan menjadi-jadi hingga kegiatan ini memicu berbagai perdebatan masyarakat dunia hingga akhirnya banyak konferensi dunia dengan tujuan memiliki komitmen internasional untuk mengatasi kerusakan alam yang sudah semakin rusak sejak abad ke-20. 

Abad ke-20 adalah abad dimana kegiatan industrialisasi masif yang aktif melakukan pembakaran bahan bakar fosil (sisa-sisa organisme seperti tumbuhan dan hewan yang terkubur jutaan tahun lalu, yang mengalami proses pembusukan, pemanasan, dan tekanan dan menghasilkan : minyak, gas, dan batubara), tak hanya itu berbagai kepentingan harus mengorbankan hutan dan terjadilah deforestasi (penggundulan/penghancuran hutan untuk kepentingan lain, sedangkan fungsi hutan secara umum untuk menjaga : keseimbangan ekosistem, menyerap karbon, dan menyediakan kehidupan). Hal inilah memicu peningkatan emisi gas rumah kaca sehingga akibatnya terasa hingga sampai saat ini seperti : perubahan iklim, krisis iklim dengan tanda-tanda kenaikan suhu, pencairan es di kutub, cuaca ekstri, hingga akhirnya banyak bencana ekologis karena terlambatnya mitigasi dan memahami bumi yang sebenarnya untuk keberlanjutannya, bahkan abad-20 dikenal dengan terlambatnya kesadaran umat manusia pada reaksi alam karena ulah manusia. 

Latar Belakang Era Hipokrisi Ekologi dan Pengkhianatannya 

Menelisik informasi historis konferensi global yang lebih khusus membahas upaya mengatasi kerusakan alam terlihat dari Perserikatan Bangsa-Bangsa/PBB yaitu UNCHE (United Nations Conference on the Human Environment) pada tahun 1972 yang diadakan di Stockholm-Swedia hasilnya adalah Deklarasi Stockholm yang intinya mengimplementasikan prinsip-prinsip pengelolaan lingkungan dan membentuk UNEP (United Nation Environment Programme) sebagai badan khusus PBB untuk isu-isu lingkungan. Hasilnya adalah : Prinsip-prinsip yang harus mengakui hak dasar manusia untuk hidup di lingkungan yang sehat dan mengutamakan pengelolaan sumber daya alam yang rasional dan adil dan negara-negara industri diharapkan bertanggung jawab atas dampak lingkungan dari aktivitas mereka, sementara negara-negara berkembang berhak mendapat dukungan untuk meningkatkan kapasitas pengelolaan lingkungan. Pengurangan polusi, perlindungan keanekaragaman hayati, serta pemulihan lingkungan yang rusak menjadi prioritas. Selain itu, pentingnya pendidikan lingkungan, kerjasama internasional, dan keterlibatan semua pihak dalam upaya menjaga bumi untuk generasi mendatang juga ditekankan. Dan inilah cikal bakal awal kesadaran global bahwa setiap negara dan bangsanya perlu bertanggung jawab untuk melindungi lingkungan. 

Namun apa yang terjadi sebenarnya yang dilakukan oleh para pemimpin hipokrit hijau ? Beginilah studi kasusnya yang menjadi bahan renungan bersama : 

Studi Kasus : Ronald Wilson Reagan (Kontradiksi Ideologi Pemerintahan Reagan & Tindakan Nyata Mengatasi Masalah Lingkungan). 

National Security Archive - Perpustakaan Gelman The George Washington University menyampaikan bahwa Presiden Amerika ke-40 Ronald Wilson Reagan selalu dicitrakan Climae Hero (Penyelamat Iklim) karena aksi heroiknya seakan-akan kebijakannya mampu mengurangi peraturan untuk berbagai industri ekstrakif. Nyatanya itu hanya pencitraan semata agar masyarakatnya terpesona bahwa ada pemimpin yang sangat peduli pada keberlanjutan sinergi ekologi. 

Nyatanya, pemerintahan Reagan pulalah yang mempromosikan pasar bebas dan akhirnya mendukung regulasi yang tadinya mendukung untuk perlindungan lingkungan jadi kebalikannya. Masyarakat dan pengamat kebijakan politik menyebutnya dengan hipokrisi hijau karena selalu menimbulkan retorika lingkungan yang tidak pernah mendukung kesadaran ekologis serta kebijakannya justru bertentangan dengan visi-misi hijau. 

Retorika lingkungan merupakan pembicaraan tentang isu lingkungan untuk mempengaruhi kebijakan.

Kasus Reagan ini sangat populer dan masih eksis diperbincangan dalam ranah konferensi global sebagai pembelajaran, kasus pada saat itu yang mencuat di publik adalah kasus Protokol Montreal yang mengambil langkah besar untuk mengurangi polusi ozon meskipun dihadapkan perlawanan para penasihat konservatif yang lebih mementingkan kebijakan ekonomi dan industri justru hal ini menjadi berantakan, walau pada akhirnya Reagan mampu mewujudkan sebatas langkah-langkah strategis dan penting untuk melindungi ozon, hasilnya ? ya, tidak ada kesesuaian antara prinsip ideologi yang dipegang dan dicitrakan untuk menangani krisis iklim pada saat itu dan inilah salah satu pemimpin hipokrit hijau karena perusakan ozon memang timbul dari industri yang mengeluarkan bahan kimia tinggi, ini juga menimbulkan masalah keuangan negara dan para pejabat menjadi tersandera pada pemerintahannya karena disisi lain tercitrakan cinta planet bumi disisi lain merusaknya karena mendukung sebagian industri ekstraktif. Hal baiknya dari Protokol Montreal Reagan hanya sebatas : negosiasi perubahan iklim internasional saja yang bisa dieksplorasi lebih lanjut untuk khazanah pengetahuan diplomasi multilateral berbasis isu lingkungan. 

Studi Kasus : Jair Bolsonaro Mencitrakan dirinya Pemimpin Protektif Lingkungan,Nyatanya Publik Menjulukinya Pemimpin Penghancur Ekosistem. 

Presiden Brasik ke-38 Jair Bolsonaro sangat kontroversial dengan penuh pencitraan yang berlebihan dan imajinatif, hal ini karena banyaknya janji-janji harmonis ekologis seperti perlindungan lingkungan yang skalanya makro dan meyakinkan sebagai pelindung elemen masyarakat hukum adat, nyatanya hanya omong kosong dan fiktif, justru kebijakannya menerapkan dan mendorong pengrusakan ekologi (sering melakukan deforestasi hutan Amazon). 

Council on Foreign Relations (organisasi nasional independen non-partisipan yang sering memberikan analisis kebijakan mendalam dengan melibatkan diskusi publik di Amerika Serikat dan Dunia) memberikan kritik tajam dan mendalam terkait deforestasi hutan hujan Amazon yang mencapai rekor tertinggi untuk beberapa dekade terakhir, hal ini menyatakan kondisi Brasil kehilangan hutan Amazon cukup besar yang dikarenakan kebijakan Bolsonaro yang pro-agribisnis dan deregulasi lingkungan sehingga menyebabkan tindakan ilegal penebangan liar perambahan lahan sehingga hutan Amazon rusak. 

Bolsonaro menanggapi hanya dengan janji bahwa di tahun 2030 hutan Amazon akan baik-baik saja dan tingkat deforestasi menurun, dan banyak pihak meragukan dan tidak mempercayai komitmen Bolsonaro karena pemerintahannya justru banyak terhasut dan selalu lemah menghadapi ancaman kerusakan lingkungan, padahal kampanye dan pencitraannya pelindung lingkungan. Brasil sudah banyak didesak warga dunia lewat perwakilannya untuk tegas pada kebijakan Bolsonaro yang selalu mengancam keanekaragaman hayati dan komunitas adat yang bergantung pada hutan Amazon bahkan jika hutan Amazon rusak maka berpengaruh signifikan pada perubahan iklim global bahkan krisis iklim karena statusnya adalah bagian "paru-paru dunia" yang cukup dominan menyerap karbon dioksida. Sejak deforestasi meningkat, laju penyerapan karbon disini menurun dan situasi ini memperburuk pemanasan global dan mengancam kemiskinan.  

Biopolitik Nexus (Air, Energi dan Pangan)

Mengapa masalah air, energi dan pangan selalu menjadi rebutan sesuatu yang malah diperjualbelikan dan tidak dikelola merata ? Tentu saja hal ini yang menjadi masalah sampai saat ini.

Nexus (Air) 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun