Ketika membahas agroforestri atau wanatani dan melihat dari perspektif global dari pandangan negara-negara maju dalam penerapannya, memahami agroforestri ini dimulai dari beberapa fondasi seperti dalam kajian I-V bertemakan agroforestri dari University of Florida yang tentunya bisa diakses berbayar pada kanal edutech seperti coursera.Â
I. Prinsip dan Praktik Agroforestri (Wanatani)Â
Intinya: integrasi pohon, tanaman pertanian, dan ternak untuk meningkatkan produktivitas, menjaga keseimbangan ekosistem, meningkatkan kesuburan tanah, mengurangi erosi, dan mendukung keberlanjutan lingkungan serta ekonomi petani.
Buku Agroforestry for Sustainable Agriculture menjelaskan agroforestri (wanatani) adalah praktik dan prinsip penyeimbang perlindungan sumber daya hutan yang memanfaatkan jasa lingkungan, ekosistem, dan ekologi yang menghubungkan pohon-pohon dengan fungsi pertanian.Â
Di mana hasilnya akan dinikmati oleh makhluk hidup termasuk masyarakat yang tinggal di lokasi agroforestri yang merasakan manfaat dari keberagaman biodiversitasnya.Â
Hal inilah yang akan bermanfaat bagi keberlanjutan kehidupan para petani kecil dan komunitas masyarakat lokal bahkan masyarakat hukum adat. Di mana keperluan seperti sumber pangan, obat-obatan alami, dan mendapatkan kayu-kayu untuk bangunan sudah tersedia. Kesulitannya adalah sengketa lahan yang harus diperjelas oleh pemerintah setempat.Â
II. Agroforestri (Wanatani) Sebagai Sistem DuniaÂ
Intinya: Sistem utama agroforestri dunia meliputi formula seperti ini:Â
- Tanaman dan pohon,
- Ternak dan pohon,Â
- Tanaman, Ternak, dan pohon. Â
Ketiga hal tersebut harus mendukung keberlanjutan. Agroforestry and Practices dan Agroforestry menjelaskan tentang sistem-sistem dunia pada agroforestri seperti:Â
- Hubungan lokasi tropis (komoditas buah-buahan, kayu, dan tana,tanaman pangan sepanjang tahun dalam pertumbuhanya seperti: padi, jagung, singkong, ubi jalar dan kacang-kacangan).Â
- Hubungan lokasi sub-tropis (ketergantungan pada musim tanam yang terbatas namun memerlukan adaptasi khusus terlebih pada suhu yang lebih tinggi untuk penyesuaian dengan komoditas yang ingin ditanam, misalnya: kentang atau kacang polong).
- Hubungan dengan iklim sedang untuk pengelolaan dan penggunaan hutan untuk produktivitas pertanian oleh masyarakat.Â