Mohon tunggu...
Repa Kustipia
Repa Kustipia Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Gastronomist (Gastronome)

Membahas Gastronomi di @gastrotourism_academy Berhenti Menjadi Ahli Gizi (Nutritionist Registered) di tahun 2021. Bertransformasi Menjadi Antropolog Pangan dan Mengisi Materi Antropologi Pangan di Youtube : Center for Study Indonesian Food Anthropology Selengkapnya kunjungi tautan : https://linktr.ee/repakustipia

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Jengkol: Evolusi Gastronomi Masa Kini, Asam Jengkolat dan Fungsionalitas Komoditas

6 Juli 2024   12:06 Diperbarui: 6 Juli 2024   15:15 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: dokumentasi pribadi 

Generasi Boomer (Pelestari & Penikmat Komoditas Jengkol) 

Generasi Boomer (Baby Boomer) adalah generasi yang berkontribusi pada permintaan jengkol hingga hari ini, mereka adalah para penikmat jengkol dengan berbagai olahan, rekomendasi tempat-tempat kuliner yang nikmat dengan sajian jengkolnya pasti mereka bisa menunjukkan dari yang legendaris sampai yang hanya untuk konsumsi harian sebagai lauk pauk yang nikmat. Jadi, saatnya mengatakan : Terimakasih pada generasi boomer sejenak yang secara tidak langsung melestarikan dari kontribusi isi piring yang menghidangkan jengkol. 

Siapa itu generasi boomer ? David Foot (seorang demograf/ahli studi populasi dari Inggris) memuat kajian generasi Boomer (Baby Boomer) pada bukunya yang berjudul : Boom, Bust & Echo: How to Profit from the Coming Demographic Shift dimana usia Boomer ini bisa dilihat dari kisaran tahun 1946 sampai 1964 atau didefinisikan orang-orang yang lahir pasca Perang Dunia II. 

Heran, mengapa disebut dengan sebutan baby boomer ya ? Hal ini dikarenakan adanya lonjakan kelahiran di masa pasca Perang Dunia II, peningkatan kelahiran inilah yang pada masa itu disebut banyaknya bayi-bayi lahir pada tahun 1946-1964 yang mencerminkan kemakmuran ekonomi dan sosial pasca perang, dan timbulnya gerakan kebangkitan perekonomian karena peningkatan kelahiran ini yang terus bertumbuh dan berkembang, makanya generasi Boomer mampu membangun ekonomi dan berkontribusi pada berbagai perubahan sosial dan budaya yang warisannya bisa dirasakan oleh generasi sekarang.

Bahkan sampai usianya pensiun dari pekerjaannya, generasi Boomer masih bisa dikategorikan sejahtera karena pengaruh perkembangan teknologi, merasakan perubahan/transisi revolusi industri, adaptif terhadap pergeseran nilai-nilai tradisional bahkan masih mampu memikirkan masa depan dengan semua perbekalan pengetahuan dan pengalamannya. Itu sisi positif dari generasi Boomer yang mau tidak mau harus diapresiasi sebagai pemantik perubahan masa kini. 

Apakah generasi yang lainnya tidak menyukai jengkol ? Oh, jangan salah. Generasi selain boomer juga banyak penikmatnya bahkan generasi millenial (kisaran lahir pada tahun 1981-1996) ada yang menikmati jengkol dengan berbagai olahan dan resep kekinian, generasi boomer andalannya boleh saja semur jengkol dan jengkol balado, tapi generasi millenial sudah tahap jengkol saus lada hitam, steak jengkol, perkedel jengkol dan saus jengkol. Saking jengkol bisa jadi seenak itu ketika diolah dengan kecocokan bumbu dari kreativitas pengolahnya, ini gagasan menarik dimana tidak ada stagnansi bukan dalam mengolah komoditas jengkol. 

Mengapa jengkol tidak bisa ditemui setiap hari ? tentu karena jengkol adalah komoditas musiman dan belum ada yang bisa menyimpan jengkol sampai masa simpan/durasi penyimpanannya tahunan, namun ada teknik tradisional orang kampung yang masih menggunakan teknik "mengubur jengkol" untuk ketersediaan jengkol/ stok jengkol untuk dinikmati ketika sudah tidak musim jengkol. 

Generasi sekarang ada yang suka jengkol, tidak ? 

Evolusi Gastronomi Masa Kini Pada Sajian Jengkol 

Indonesia bahkan Asia Tenggara selalu punya komoditas pangan yang unik dan membuat berbagai kesan bahkan kontroversial katakanlah itu : durian, nangka,dan jengkol ini. 

Selalu ada saja khas otentiknya komoditas ini. Durian dengan aromanya dan rasanya yang tidak semua orang suka namun ada yang menikmatinya sampai menyediakan durian di berbagai musim karena memang merupakan penikmat durian, nangka dengan kontroversi dengan asam lambungnya, dan jengkol dengan aroma khas jengkol yang semerbak ketika setelah mencicipinya. 

Namun tidak usah underestimate / rendah diri juga ketika ingin menikmati jengkol, para pendahulu/penikmat jengkol sebelum generasi sekarang sudah mahir mengantisipasi dari beberapa ketidaknyamanan jengkol ini seperti : 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun