Turnbull menggunakan pendekatan personal yang tidak hanya bertindak sebagai pengamat/peneliti, namun memposisikan diri sebagai teman suku Mbuti yang senantiasa belajar tentang adat istiadat mereka dan berbagi dalam kehidupan keseharian mereka, bahwa mereka mencintai dunia hutan dan memperlihatkan pada Turnbull selaku peneliti bahwa hutan bagi mereka berfungsi sebagai penyedia, pelindung, dan dewa yang memenuhi setiap kebutuhan mereka sebagai balasan atas kasih sayang dan kepercayaan mereka.Â
Sekilas tentang suku Mbuti adalah suku yang menempati hutan Uturi yang sering mengadakan pesta berburu, gaya kehidupan dan tinggalnya adalah dengan perkemahan nomaden dan selalu mengadakan upacara tradisional seperti molimo, elima, dan upacara sunat nkumbi yang memaknai hidup bahwa hutan membuat mereka lebih dari sekadar eksistensi kehidupan, suku ini juga merasakan berbagai kompleksitas di dalam hutan, adanya masalah/konflik kelompok, tragedi kehidupan dengan dampak ekologis berdampak pada kegembiraan dan kesedihan suku tersebut.Â
Ketika Hutan Merespon Manusia Akan Kebutuhannya (Sandang, Pangan, Papan)
Ini adalah cuplikan bedah buku How Forest Think Toward an Anthropology Beyond the Human karya Eduardo Kohn, seorang antropolog yang mengembangkan teori semiotika yaitu teori yang melibatkan :  simbol, tanda, dan pesan diinterpretasikan dalam hubungannya dengan alam. Ini melibatkan analisis simbol-simbol alami, tanda-tanda lingkungan, dan makna budaya yang terkait dengan persepsi dan pengalaman manusia terhadap hutan dan lingkungan alam.Â
Sinopsis singkatnya buku ini mengingatkan keberadaan hutan yang tidak boleh dirusak bahkan dihilangkan, karena hutan akan menyangga kesalahan-kesalahan ekologis dari para pendatangnya/penghuninya seperti tindakan manusia dan species lain,itulah respon ekosistem hutan jika beberapa bagiannya sengaja dirusak, diganggu, dan dialih-fungsikan dengan dampak memberikan disfungsi alam sehingga berakibat merugikan.Â
Maka, kebutuhan yang bisa dikembangkan dari hutan seperti : sandang,pangan,dan papan akan menjadi sedikit bahkan tidak ada sama sekali, karena kelestariannya diganggu sehingga terganggu.Â
Di sinilah petaka relasi manusia dengan ekologi, dimana hutan akan menjadi ancaman, sehingga jika hutan membahayakan, akan difungsikan menjadi industri tanpa memandang fungsi ekologisnya. Hal ini membunuh semua sumber kehidupan perlahan yang saling memberikan manfaat.Â
Sumber video : Youtube Center for Study Indonesian Food AnthropologyÂ